fbpx
langitselatan
Beranda » Perjalanan Ke Pluto, si Kerdil di Tepi Tata Surya

Perjalanan Ke Pluto, si Kerdil di Tepi Tata Surya

Misi yang satu ini dimulai dari keingintahuan akan area di tepi Tata Surya yang dihuni oleh si planet kerdil Pluto dan berbagai obyek lainnya yang berada di Sabuk Kuiper. Seperti apakah dunia di luar sana?
Lahirlah misi New Horizon yang memang disiapkan untuk mempelajari Pluto dan area Sabuk Kuiper yang masih menjadi misteri bagi para astronom. Meskipun ide untuk memperpanjang misi New Horizons dan mempelajari obyek-obyek di Sabuk Kuiper sudah ada, akan tetapi misi lanjutan tersebut baru akan dipastikan saat New Horizons menyelesaikan misinya di Pluto.

Ilustrasi ketika New Horizons tiba di Pluto. Kredit: Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute
Ilustrasi ketika New Horizons tiba di Pluto. Kredit: Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute

Perjalanan ke Pluto bukan perjalanan yang pendek. Planet kerdil yang berada jauh dari Bumi itu berada pada jarak 39,5 AU atau 5 miliar km. Perjalanan yang super jauh dari Bumi. Cahaya sendiri butuh waktu sekitar 4,6 jam untuk bisa tiba di Pluto dari Bumi. Artinya jika kita mengirimkan sinyal ke Pluto butuh waktu 9,2 jam baru kita bisa menerima sinyal balasan dari Pluto. Tapi itu cahaya yang bergerak dengan kecepatan 300 ribu km/detik. Bagaimana dengan misi New Horizons? Bagaimana caranya NASA menerbangkan pesawatnya ke Pluto?

Perjalanan ke Tepian Tata Surya
Misi New Horizons yang sekarang mulai ramai dibicarakan ini bukanlah misi yang baru diluncurkan dalam setahun atau dua tahun. Misi ini dimulai ketika Wahana antariksa New Horizons diluncurkan pada tanggal 19 Januari 2006, hampir satu dekade lalu dan ia baru akan tiba di Pluto tanggal 14 Juli 2015. Fiuhh waktu yang panjang bukan untuk berkelana.

Saat pertama kali diluncurkan, New Horizons bergerak dalam kecepatan 58000 km/jam atau kurang dari 20 km/detik. Jadi tak mungkin kita bisa berharap New Horizons akan tiba di Pluto dalam waktu singkat. Setelah meninggalkan Bumi, New Horizons bergerak menjauhi Matahari dengan kecepatan 160000 km/jam atau sekitar 44 km/detik.  Tapi, gravitasi Matahari memperlambat wahana New Horizons sehingga ketika ia mencapai Jupiter, kecepatannya hanya 68000 km/jam.

Terbang lintas New Horizons di Jupiter memberikan tambahan kecepatan bagi New Horizons sehingga ia memiliki kecepatan 83000 km/jam untuk melanjutkan sisa perjalanannya ke Pluto. Dan ketika tiba di Pluto, New Horizons hanya akan bergerak dengan kecepatan 50000 km/jam.

Selama melakukan terbang lintas di Jupiter pada bulan Februari 2007, New Horizons melakukan test instrumen yang ia bawa dan memastikan semua dalam kondisi baik. Selain itu, wahana ini juga mempelajari struktur atmosfer Jupiter, mengumpulkan informasi terkait satelit di Jupiter, struktur cincin Jupiter dan magnetosfer di planet raksasa tersebut.

Kiri: Foto Pluto dan Charon. Kanan: Ilustrasi foto yang dapat dihasilkan saat New Horizons tiba di Pluto. Kredit: ASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute
ASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute

Perjalanan New Horizons mebutuhkan setidaknya 9 tahun 5 bulan dan 25 hari untuk tiba di Pluto dan mulai melakukan terbang lintas selama 6 bulan untuk mempelajari Pluto dan satelit-satelitnya. Beberapa bulan sebelum tiba di Pluto, New Horizons sudah mulai bekerja dan memotret Pluto dan Charon yang pada awlanya akan tampak seperti titik terang. Foto ini akan semakin baik resolusinya ketika New Horizons semakin dekat dengan Pluto. Saat berada pada jarak 105 juta km dari Pluto, New Horizons akan melakukan pemetaan. Hasil dari pemetaan ini akan memberikan gambaran terkait perubahan hari di Pluto.

Baca juga:  Ancaman Benda Angkasa di Langit Chelyabinsk

Saat New Horizons berada pada jarak terdekat dari Pluto yakni 12500 km dan 28800 km dari Charon, wahana antariksa ini akan mencari pancaran sinar ultraungu dari atmosfer Pluto dan melakukan pemetaan global dari Pluto dan Charon pada panjang gelombang merah, biru dan hijau serta panjang gelombang yang sensitif terhadap metana beku di permukaan.  New Horizons juga mengambil peta spektrum pada panjang gelombang dekat-inframerah dan mempelajari komposisi permukaan Pluto dan Charon serta mencari lokasi dan temperatur dari materi yang ada di Pluto.

Video Berwarna dari Pluto
Meski belum tiba di Pluto, akan tetapi New Horizons sudah mengirimkan film berwarna pertamanya yang memperlihatkan Pluto dan satelit terbesarnya, Charon. Keduanya tampak sedang berdansa dengan Charon bergerak mengelilingi Pluto. Dalam video tersebut Pluto tampak berwarna oranye seperti jeruk sedangkan Charon berwarna abu-abu. Mengapa keduanya mememiliki perbedaan warna masih menjadi perdebatan. tapi, perjalanan panjang itu akan segera berakhir dan New Horizons akan segera memulai misinya untuk mengunkap informasi yang dapat menjawab pertanyaan terkai permukaan, atmosfer dan bulan yang ada di sistem Pluto.

Fim berwarna dari Pluto dibuat dari kumpulan foto yang dipotret oleh Multicolor Visible Imaging Camera yang dibawa New Horizons. Foto diambil dalam 3 warna berbeda yakni biru, merah dan dekat-inframerah pada 9 kejadian berbeda dari tanggal 29 Mei – 3 Juni.

Kedua film dibuat dari foto-foto yang sama akan tetapi menghasilkan perspektif yang berbeda. Fim yang satu menghadirkan keduanya dalam perspektif Pluto-sentris dimana Charon tampak bergerak terhadap Pluto yang menjadi pusat. Setiap 6 haru 9 jam dan 17,6 menit kutub di Pluto mengalami pembalikan. Waktu yang sama dibutuhkan Charon untuk berputar di orbitnya. Selain itu, jika diamati dengan teliti, akan dapat diketahui pergeseran kecerlangan Pluto secara teratur yang disebabkan oleh area terang dan gelap pada sisi wajah Pluto.

Film kedua memperlihatkan Pluto dan Charon dalam perspektif barisentris, dimana keduanya tampak bergerak mengelilingi pusat massa keduanya yang berada dekat dengan Pluto.

Film ini menjadi pengantar yang disajikan dari tepi Tata Surya karena dalam beberapa minggu lagi, New Horizons akan tiba di Pluto dan memulai eksplorasinya untuk mengungkap cerita dari planet kerdil di Sabuk Kuiper tersebut selama 6 bulan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini