fbpx
langitselatan
Beranda » Kisah Dua Medusa

Kisah Dua Medusa

Dalam mitologi Yunani terdapat kisah tentang perempuan cantik berambut keemasan bernama Medusa. Medusa sangatlah congkak. Akibat kecongkakannya Medusa akhirnya berurusan dengan Dewi Athena. Sebagai hukuman atas perilakunya, Dewi Athena mengubah rambut indah Medusa menjadi ular-ular berbisa.

Lalu apa hubungannya kisah Medusa dengan astronomi? Awan gas dan debu dalam foto berikut dinamai Nebula Medusa karena para astronom beranggapan tirai gas dalam foto nebula itu mirip ular-ular di kepala Medusa.  Nah, bagaimana menurut kalian?

Awan gas dan debu ini bernama Nebula Medusa. Kredit: ESO.
Awan gas dan debu ini bernama Nebula Medusa. Kredit: ESO.

Kemiripan kedua cerita tidak berhenti di sini. Gas dari awan kosmis ini dahulu berada di dalam bintang keemasan, mirip Matahari kita. Namun, sebagaimana rambut keemasan Medusa, si bintang tidak senantiasa demikian.

Seiring dengan bertambahnya usia, bintang tumbuh semakin besar. Selama jutaan tahun bintang itu mengembang hingga akhirnya gas yang berada di bagian paling luar terlepas. Materi itu terlepas ke ruang angkasa lalu berubah menjadi bentuk indah berwarna-warni seperti yang kita lihat di foto. Kita menyebut awan gas ini nebula planetari.

Selama puluhan ribu tahun nebula planetari akan menyelubungi sisa-sisa bintang induknya. Namun, tahap ini hanya berlangsung singkat jika dibandingkan keseluruhan kala hidup si bintang. Hal ini seperti membandingkan singkatnya waktu yang kalian butuhkan untuk meniup gelembung sabun lalu mengamatinya melayang menjauh dengan panjangnya umur kalian.

Fakta menarik: Bintang induk di dalam nebula planetari berwujud katai putih dan akan tetap demikian selama puluhan milyar tahun. Lebih lama dari umur alam semesta sekarang!

[divider_line]

Sumber: Dipublikasi kembali dari Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia

Baca juga:  Stargazing Sensation di Alila Villas Soori
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini