fbpx
langitselatan
Beranda » Menuju Titik Api bagian 1

Menuju Titik Api bagian 1

Sebuah teleskop pada intinya adalah alat untuk mengumpulkan cahaya, menguatkannya, dan mengumpulkannya pada satu tempat. Walaupun kata “teleskop” dapat dipecah menjadi “tele” yang berarti “jauh” dan “scope” berarti “melihat”, atau kurang lebih maknanya adalah “melihat [objek-ojek] jauh”, tapi fungsi utama sebuah teleskop astronomi bukanlah untuk melihat hingga kejauhan.

Sumber: Chris Madden cartoons

Objek-objek astronomi seringkali berada pada jarak yang sangat jauh sehingga—walaupun objek tersebut bersinar terang—terlihat tak begitu jauh berbeda dengan penglihatan dengan mata telanjang, sama sekali tak menarik! Saya sering menjadi pemandu teleskop saat Observatorium Bosscha, Lembang, dibuka untuk umum dan saat teleskop diarahkan ke sebuah bintang seringkali pengunjung berkomentar, “Wah kok cuma begini saja sih?”, dengan nada kecewa. Seringkali ditambah pula dengan komentar, “Wah kalau begini saja sih gak usah capek-capek datang ke sini juga bisa!”

Lain halnya apabila teleskop diarahkan ke objek-objek yang jauh lebih dekat, seperti planet dalam tata surya kita. Dengan menggunakan teleskop portabel pun Planet Saturnus dapat dilihat (apalagi planet-planet yang lebih dekat, tentu lebih jelas lagi) dan lapisan-lapisan atmosfer Jupiter, misalnya, dapat dibedakan. Dalam beberapa kasus teleskop memang memiliki keuntungan penglihatan. Pengamatan planet tentu saja sangat berbeda apabila menggunakan teleskop, bintang ganda juga dapat dipastikan karena dilihat dengan mata biasa bintang ganda akan terlihat seperti satu bintang saja (buat dua titik yang terpisah sejauh 1 cm pada selembar kertas. Tempel kertas pada dinding dan pandang kertas tersebut dari jarak 20 m. Berapa titik yang bisa Anda lihat?), namun lebih dari itu teleskop tidak digunakan untuk “melihat jauh” dalam arti harfiahnya.

Lha terus apa gunanya? Tentu saja untuk mengumpulkan cahaya. Objek-objek astronomi letaknya sangat jauh, sehingga walaupun sebenarnya cahaya yang mereka pancarkan sangat terang tetap saja dilihat dari Bumi cahaya mereka sangat redup. Oleh karena itu teleskop digunakan sebagai pengumpul (kolektor) cahaya. Sebuah objek yang sangat redup, tak terlihat oleh mata biasa, dapat terlihat apabila dilihat dengan teleskop, karena cahaya yang sampai dikumpulkan dan dikuatkan. Fungsi kedua sebuah teleskop adalah menghasilkan citra dengan ketajaman yang lebih besar sehingga posisi sebuah objek dapat ditentukan dengan lebih akurat. Kedua fungsi ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan diameter teleskop. Semakin besar diameter teleskop semakin banyak cahaya bintang yang dapat dikumpulkan teleskop sehingga objek yang sangat redup pun dapat tampak.

Pengumpulan cahaya oleh teleskop dilakukan dengan memfokus. Cahaya yang sampai ke teleskop dikumpulkan menuju satu titik yang disebut titik fokus atau titik api atau titik bakar. Alat pemfokus ini secara garis besar dapat dibagi menjadi dua: lensa (refraktor) dan cermin (reflektor). Kesemuanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing dan bekerja pada daerah panjang gelombang visual. Kita dapat menganggap cahaya sebagai sinyal gelombang elektromagnetik yang dapat dipecah ke dalam berbagai panjang gelombang, dan daerah yang dapat ditangkap mata disebut daerah visual. Daerah panjang gelombang lain memiliki teleskop yang sama sekali berbeda, seperti teleskop radio yang berfungsi menangkap sinyal-sinyal radio yang dipancarkan objek-objek astronomi, dan bentuknya tidak seperti teleskop optik. Teleskop radio, contohnya, berbentuk seperti antena parabola yang biasa dipakai untuk menangkap siaran televisi mancanegara.

Baca juga:  Pembagian Teleskop “You Are Galileo” di Jakarta

Bukaan (Aperture) dan Panjang Fokus
Seperti yang sudah digambarkan di atas, fungsi teleskop adalah untuk mengumpulkan cahaya sehingga nampak lebih terang dan dapat diperbesar. Kedua fungsi ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan diameter kolektor teleskop, atau disebut juga dengan bukaan atau aperture. Semakin besar diameter teleskop semakin banyak cahaya bintang yang dapat dikumpulkan teleskop sehingga objek menjadi lebih terang dan tajam.

Komponen kedua yang menentukan kemampuan teleskop adalah panjang fokus kolektor, yang akan menentukan besar medan pandang teleskop. Medan pandang adalah luas daerah yang dapat kita amati. Misalnya kita mengamati sebuah rumah, maka medan pandang luas berarti kita dapat mengamati keseluruhan rumah sementara medan pandang sempit berarti kita hanya dapat mengamati pintunya saja. Misalnya kita memiliki dua teleskop dengan diameter kolektor yang sama, namun memiliki dua panjang fokus yang berbeda, maka teleskop dengan panjang fokus yang lebih panjang akan memiliki medan yang lebih sempit. Dengan demikian teleskop bermedan pandang sempit memiliki tingkat perbesaran yang lebih tinggi.

Pembagian antara panjang fokus dengan diameter kolektor akan menghasilkan bilangan yang disebut dengan nisbah fokal atau f/ratio. Teleskop dengan nisbah fokal yang besar berarti medannya sempit sementara teleskop dengan nisbah fokal rendah berarti medannya luas.

Bersambung ke Bagian 2: Teleskop Refraktor

Avatar photo

Tri L. Astraatmadja

Astronom, bekerja sebagai peneliti postdoktoral di Space Telescope Science Institute (STScI), di kota Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini