fbpx
langitselatan
Beranda » Hebohnya Fenomena Asteroid 2012 DA14 dan Cara Pengamatannya

Hebohnya Fenomena Asteroid 2012 DA14 dan Cara Pengamatannya

Pada malam dini hari tanggal 23 Februari 2012, sebuah tim peneliti survey langit dari Observatorium Mallorca, Spanyol, bertajuk La Sagra Sky Survey, menemukan sebuah benda langit redup yang bergerak di antara bintang-bintang. Setelah mengkonfirmasikan penemuannya menggunakan teleskop lain, mereka pun langsung melaporkannya ke Minor Planet Center (MPC), sebuah badan milik IAU yang membuat daftar benda-benda kecil antariksa. Lewat rilis resminya, MPC langsung mempublikasikannya dan direspon oleh berbagai astronom untuk membantu menkonfirmasikan benda tersebut sebagai asteroid dan untuk membantu menentukan orbitnya. Itulah asteroid 2012 DA14.

Ilustrasi asteroid yang berpapasan dekat dengan Bumi
Ilustrasi asteroid yang berpapasan dekat dengan Bumi

Hasil dari observasi lanjutan tersebut menyatakan bahwa ukuran asteroid tersebut sebesar 50 meter dan memiliki periode revolusi terhadap matahari sebesar 366 hari, mirip dengan bumi. Orbitnya mendekati lingkaran, tapi cukup lonjong untuk dapat ‘keluar-masuk’ orbit bumi dua kali dalam setahun. Dengan sifat orbit seperti itu, dia digolongkan sebagai bagian dari keluarga Apollo, salah satu dari keluarga besar Asteroid Dekat Bumi (Near Earth Asteroid, NEA).

Kenapa Heboh?
Saat pertama kali ditemukan, asteroid itu sedang menjauh dengan jarak 4,3 juta km dari bumi. Setelah orbitnya dipelajari, diketahui bahwa asteroid itu akan melintas sangat dekat dengan bumi pada tanggal 16 februari 2013. Jaraknya hanya sepersepuluh jarak bumi-bulan, mencapai 27.700 km, atau lebih dekat dari jarak tempat manusia biasa meletakkan satelit-satelit buatannya di luar angkasa. Hal tersebut menjadi sebuah rekor perlintasan paling dekat yang dialami oleh batuan sebesar itu terhadap bumi. Peristiwa perlintasan sedekat ini baru akan terjadi lagi pada 33 tahun mendatang, atau tepatnya tanggal 16 februari 2046. Cek perhitungan terbarunya di situs NASA ini.

lintasan asteroid 2012 DA 14. Kredit : NASA
lintasan asteroid 2012 DA 14. Kredit : NASA

Hal ini tentu langsung memicu kekhawatiran bahwa asteroid itu akan menabrak bumi. Namun, para peneliti telah mengkonfirmasikan bahwa tidak ada peluang bagi asteroid untuk menabrak permukaan bumi, karena sifat orbitnya sudah sangat dipahami. Secara umum, asteroid sebesar ini hanya akan melintas dengan sangat dekat setiap 40 tahun sekali dan peluangnya menabrak bumi adalah sekali dalam 1200 tahun.

Bagaimana Cara Mengamatinya?
Meskipun heboh, sayangnya asteroid ini sulit untuk diamati. Asteroid akan bergerak dalam kecepatan 7.82 km per detik dan akan melintas dari arah tenggara menuju utara bumi. Secara visual dari permukaan bumi, kita akan melihat benda langit tersebut bergerak dalam kecepatan setengah derajat per menit. Itu artinya benda tersebut membutuhkan waktu satu menit untuk melintasi daerah langit seukuran satu piringan bulan. Hal ini dipersulit dengan fakta bahwa pada puncak jarak terdekatnya, asteroid hanya akan memiliki kecerlangan dengan skala magnitudo 7.4, atau di atas ambang visual kasat mata yang rata-rata hanya dapat menangkap cahaya bintang redup bermagnitudo maksimal 6, itupun dalam kondisi langit sangat cerah tanpa polusi udara dan polusi cahaya. Untuk dapat melihatnya, kita mutlak harus menggunakan bantuan binokuler atau teleskop.

Baca juga:  Mengenal Extrasolar Planet Bersama Johny Setiawan

Jika kita menggunakan teleskop secara manual, cukup sulit untuk dapat mencari sebuah benda langit redup diantara puluhan bintang-bintang yang memiliki keredupan yang sama. Kita baru akan dapat membedakan asteroid dengan bintang latar belakang jika kita dapat mengamatinya dalam waktu yang tidak sebentar dan dalam posisi yang tidak berubah-ubah, suatu hal yang tentu cukup sulit untuk dilakukan dalam observasi dengan cara manual.

Observasi akan menjadi lebih mudah jika kita memiliki teleskop dengan fasilitas kontrol otomatis menggunakan remote dan motor drive yang dihubungkan ke komputer dan dipandu oleh perangkat lunak simulasi langit yang telah diperbaharui basis datanya dengan elemen orbit Asteorid DA14. Dengan cukup mengklik letak objek di perangkat lunak simulasi langit di komputer, teleskop akan bergerak otomatis ke arah benda tersebut.

Namun ternyata tidak pula semudah itu mengamatinya. Teleskop dengan fasilitas seperti itu memiliki sistem yang dapat mengikuti arah gerak semu harian benda langit. Sayangnya, asteroid 2012 DA14 memiliki orientasi pergerakan yang berbeda. Jika gerak semu harian benda langit adalah dari timur ke barat, maka gerak asteroid ini adalah dari tenggara ke utara. Selain itu kecepatan pergerakannya pun berbeda. Gerak semu harian memiliki kecepatan pergerakan sebesar satu derajat dalam 4 menit, sementara asteroid 2012 DA14 memiliki kecepatan pergerakan satu derajat dalam 2 menit, atau dua kali lebih cepat dari kecepatan gerak semu harian. Hal ini akan membuat teleskop, setelah berhasil mengarah ke asteroid, hanya memiliki waktu yang singkat untuk pengamatan dan akan langsung kehilangan jejak dalam mengikuti asteroid tersebut. Hal berikutnya yang bisa dilakukan hanyalah kembali menekan tombol agar teleskop kembali ke arah yang benar dan akan berulang-ulang terus seperti itu.

Jika anda tidak memiliki sebuah teleskop, anda cukup menggunakan binokuler sebagai alat bantu pengamatan. Tentunya lebih ringan dan simpel untuk digunakan. Anda tinggal membawanya keluar rumah dan menyapu bidang langit secara perlahan. Untuk dapat mengetahui arah letak asteroid di langit, silahkan lihat petanya sesuai dengan lokasi pengamatan anda di situs Heavens Above

Di atas itu semua, jika pengamatan berhasil dilakukan, apa yang dapat kita lihat dari teleskop atau binokuler hanyalah sebuah titik kecil nan redup yang bergerak diantara bintang-bintang. Bagi sebagian orang, hal tersebut sangatlah tidak menarik. Tapi bagi sebagian lainnya yang memiliki bawaan lahir berupa hobi astronomi, hal tersebut merupakan suatu hal yang luar biasa dan menghadirkan sebuah emosi tersendiri saat kita menjadi saksi atas suatu peristiwa yang sangat langka.

Selamat Berburu..!

 

Avatar photo

M. Rayhan

Seorang astronom amatir tulen yang cinta mati dengan Astrofotografi dan membelenggu pendidikan resminya dengan rantai Filsafat. Sejak satu dekade terakhir aktif di Himpunan Astronomi Amatir Jakarta dan menjabat sebagai Ketua sejak 2011. Pada tahun yang sama memulai karir vokalnya dengan menjadi pendongeng bintang-bintang di Planetarium Jakarta sebagai staf penceramah pertunjukan. Sejak 2007 membangun klub astronomi ‘Astrokids!’ untuk anak-anak di sekolah High/Scope Indonesia, Bintaro. Selama tiga tahun terakhir juga menjadi fotografer amatir dengan job foto sana-sini. Kegiatan di waktu luang adalah mengunduh film dan mengoleksinya untuk di tonton di hari tua.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini