fbpx
langitselatan
Beranda » Sains Pun Bisa Jadi Sihir Yang Menyenangkan

Sains Pun Bisa Jadi Sihir Yang Menyenangkan

Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata sains? Hmm.. ada sebagian orang yang senantiasa mengasosiasikan sains sebagai pelajaran menakutkan yang sulit dipahami apalagi kalau harus menghafal rumus-rumusnya. Tentunya itu pekerjaan yang super tidak mudah.

Sains bagi sebagian orang adalah momok yang harus dihindari. Kalau perlu supaya tidak menyusahkan akan lebih baik kalau sains tak perlu diajarkan di sekolah. Atau kalau bisa dipotong jam belajarnya supaya makin singkat dan siswa tak lagi perlu bersusah-susah untuk belajar sains.   Apa sih gunanya belajar sains dan menghafal rumus-rumus ? Pada kenyataannya menyusahkan siswa untuk lulus dan membuat anak jadi tidak suka bersekolah. Mungkin itu sepenggal paradigma tentang sains secara umum. Matematika, Fisika, Kimia, Biologi adalah mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa. Betapa tidak rumusnya sulit untuk dihafal. Perhitungannya rumit dan njlimet.

Apakah demikian?

Ada satu hal yang seringkali tidak pernah disadari oleh masyarakat kita bahkan mungkin juga oleh pengajar sains itu sendiri. Sains adalah bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Apa yang kita kerjakan dalam kehidupan kita adalah terapan dari sains itu sendiri. Rumus bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami.. inilah yang seringkali kurang tersampaikan dalam pelajaran sains. Siswa dituntut untuk bisa menjabarkan rumus-rumus nan rumit tanpa memahami apa dan mengapa.

Sains adalah mata pelajaran tentang kehidupan yang menyenangkan. Paradigma itulah yang harusnya ditanamkan dalam diri setiap orang. Sains bukan tentang benar dan salah tapi bagaimana siswa membangkitkan keingintahuannya, mencari jawaban, mencoba jawaban itu dan menemui kegagalan atau keberhasilan untuk kemudian ia eksplorasi. Itulah seharusnya bagaimana sains diceritakan di sekolah…

Dan itu pulalah yang menjadi kejutan bagi para guru peserta Science Teacher Workshop di LAPAN pada tanggal 24 September 2012 lalu. Lokakarya yang dihadiri oleh 40 guru SMA dari berbagai sekolah tersebut memberi nuansa baru pengajaran sains bagi guru.  Pengajar yang dihadirkan adalah Deborah Scherrer dari Stanford University dan David Rodrigues si Astro Wizard aka Penyihir Astro.

Pembukaan LAPAN Science Teacher Workshop. Kredit: langitselatan

Lokakarya dimulai oleh Deborah Scherrer yang mengajak para guru untuk belajar tentang medan magnet. Guru diajak untuk melakukan berbagai percobaan dasar untuk memahami prinsip medan magnet. Mencoba dan berteori menjadi dua hal yang berbeda, karena dari mencoba kita bisa memahami sebuah konsep atau bahkan mempertanyakan konsep terbut. Setelah mempelajari Medan Magnet, David Rodrigues yang pagi itu mengenakan jubah NASA mengajak para guru mengenal reaksi kimia lewat percobaan gelembung sabun. Guru diajak untuk mencoba sendiri permainan gelembung sabun tersebut.

Deborah Scherrer mengajarkan medan magnet. Kredit: langitselatan
Suasana lokakarya guru. kredit: langitselatan
Percobaan medan magnet. kredit: langitselatan

Gelembung sabun! Mungkin ini permainan anak-anak tapi kita bisa belajar banyak tentang reaksi kimia yang digunakan. Setelah bermain gelembung sabun, Dave juga mengajak para guru untuk mengingat unsur-unsur kimia yang biasa kita lihat dalam tabel kimia dengan cara yang atraktif. Melambaikan tangan sambil setengah bernyanyi dan Dave sendiri mengajar para guru dengan berdiri di atas meja. Setelah itu, Dave yang atraktif ini mengajak para guru untuk mencoba membuat bahan bakar roket meski beberapa kali gagal.

Baca juga:  Gelombang Gravitasi dari Alam Semesta Dini

Yang harus diingat, kegagalan bukan berarti kita harus berhenti. Di dalam sains, ketika gagal maka teruslah mengulang percobaan tersebut. Kuncinya adalah pengulangan dan pengulangan sehingga bisa mendapatkan jawabannya.

Dave Rodrigues si Penyihir Astro beraksi. Kredit: langitselatan

Dave juga menceriakan suasana hari itu dengan mengajarkan para guru jarak antar planet dan kisah Apollo 13 yang gagal mendarat disertai pengalaman pribadinya sebagai seorang siswa SMA kala itu yang juga terlibat untuk mengembalikan Apollo 13 ke Bumi.

Atraktif, menarik, heboh dan mengejutkan!

Siangnya, Deborah kembali mengajak para guru untuk membuat percobaan spektroskop untuk memisahkan cahaya menurut panjang gelombangnya masing-masing dan merekam hasil dari spektrum elektromagnetik. Dan para guru juga diajak untuk melihat perbedaan-perbedaan cahaya yang dihasilkan menggunakan lampu yang berbeda.

Setelah membuat spektroskop, Dave hadir sebagai penyihir Astro dari Hogwart untuk memperkenalkan astronomi dalam berbagai atraksi sihirnya. Tapi… ini bukan sihir biasa! Semua yang ditampilkan adalah prinsip-prinsip dasar ilmiah yang dilakukan dalam percobaan-percobaan sederhana. Tujuannya bukan sekedar untuk bisa menarik perhatian siswa tapi juga untuk mengingatkan bahwa prinsip-prinsip ilmiah selalu bisa ditemui dalam kegiatan dan kehidupan sehari-hari. Dave juga mengajak para guru untuk mengenal fase-fase Bulan dengan mengelilingi lampu. Dan kemeriahan sains hari itu diakhiri dengan percobaan roket, erupsi gunung api menggunakan soda dan mentos dan pertunjukkan menggunakan dua buah bola untuk menunjukkan seperti apa ledakan supernova itu.

Sains itu sulit dan menyusahkan? Tidak juga! Sains itu menyenangkan kok. Tapi memang ada sistem yang harus ditinjau ulang oleh pengajaran sains di sekolah di Indonesia. Sains pada akhirnya hanya jadi bahan hafalan yang bertumpuk sebelum ujian.

Di akhir lokakarya, para guru juga menyampaikan kesan mereka kalau mereka sangat menikmati lokakarya tersebut dan melihat kalau sains bisa begitu menyenangkan.

Dan satu pesan Dave Rodrigues yang menarik: Guru yang hebat bukanlah guru yang pintar. Tapi seorang guru hebat adalah dia yang bisa membuat siswa yang membenci sains jatuh cinta dengan sains.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

8 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Science isn’t just a formula. It’s about asking what, why, when and how! Curiosity is the key ^_^

  • kalo ada kegiatan utk guru2 seperti ini apa dibuka utk umum mbak Ivie? maksudnya semua guru bisa mendaftar, atau pihak penyelenggara yg menentukan pesertanya?
    pengen ikutan kalo ada kegiatan spt ini lagi 🙂

    • biasanya dibuka untuk umum. Nanti kalau ada lagi akan coba kami bantu sebar informasinya

  • Menarik juga nih ba ivie,saya pecinta sains ingin sekali mengajak siswa dan orang lain mencintainya.tapi selalu gagal gemana ya………..

  • Salaam, wah sangat menarik percobaan yang dilakukan “sang penyihir Astro”, bisa minta formula dan langkah-langkah percobaannya mbak? karena dapat saya praktikkan bersama siswa saya di sekolah. bamtu dikirim email ya mbak. Terima kasih. Wassalaam