fbpx
langitselatan
Beranda » Gliese 667C c, Exoplanet Laik Huni di Sistem Tiga Bintang

Gliese 667C c, Exoplanet Laik Huni di Sistem Tiga Bintang

Sebuah planet baru kembali ditemukan! Dan yang menarik tentu saja lokasi keberadaannya yang berada di zona laik huni bintang induknya. Artinya planet tersebut bisa mempertahankan air dalam wujud cair di permukaannya. Dan ini adalah indikasi pertama dari sebuah planet laik huni.

Planet baru tersebut merupakan planet Bumi Super dengan indikasi merupakan planet laik huni yang mengitari bintang dekat. Planet Gliese 667C c a.k.a GJ667C c, planet yang saat ini berpotensi sebagai planet laik huni dan kandidat terbaik dari exoplanet serupa Bumi. Meski tentu saja untuk bisa memberi kesimpulan akhir masih dibutuhkan pengamatan lanjutan untuk mengkonfimasi kemampuan mempertahankan kehidupan di exoplanet tersebut.

Ilustrasi sistem keplanetan Gliese 667C yang memiliki planet di zona laik huni. Kredit : Guillem Anglada-Escudé

Planet Gliese 667C c
Planet Bumi Super yang menjadi kandidat planet laik huni Gliese 667C c merupakan planet yang menginduk pada salah satu bintang di sistem bintang bertiga. Ia mengitari bintang induknya dalam waktu 28 hari dan memiliki massa minimum 4,5 kali massa Bumi. Dan pastinya, si planet ini berada dalam zona laik huni bintang. Lokasi yang tidak terlalu panas dan tidak terllau dingin untuk keberadaan air dalam wujud cair di permukaan planet.

Diagram sistem keplanetan Gliese 667C. Kredit : UC Santa Cruz

Hasil penelitian tim internasional ini juga menunjukkan adanya kemungkinan keberadaan 2 atau 3 planet lagi yang ikut mengitari bintang dengan jarak 22 tahun cahaya dari Bumi di rasi Scorpius.  Gliese 667C c mengitari bintang katai merah Gliese 667C bersama planet Gliese 667C b, dan jarak Gliese 667C c dari bintang induknya sangat dekat yakni 0,12 SA. Jauh lebih dekat dari Merkurius ke Matahari. Tapi bintang induknya jauh lebih redup dari Matahari dan bisa memberikan energi yang cukup bagi planet untuk menjaga temperatur kebumiannya.

Temperatur di Gliese 667C c memang masih belu dapat dipastikan, tapi jika diasumsikan ia memiliki atmosfer kebumian yang sama, maka temperaturnya bisa jadi berkisar ~30º C dan seraga di seluruh planet. Tapi jika si planet memiliki atmosfer yang lebih masif, temperaturnya akan lebih tinggi dan tidak akan cocok bagi kehidupan.

Komposisi Gliese 667C c memang masih belum diketahui karena ukurannya juga belum diketahui, salah satu komponen penting yang digunakan untuk menghitung kerapatan.  Bisa saja planet Gliese 667C c merupakan planet batuan, lautan atau bahkan planet gas.  Hanya planet batuan atau planet lautan yang bisa dikategorikan sebagai planet laik huni. Untuk memenuhi kriteria itu, ukuran radiusnya haruslah di antara 1,7 – 2,2 radius Bumi.

Untuk mengetahui ukuran planet Gliese 667C c bisa dilakukan melalui metode transit seperti yang dilakukan Kepler. Tapi untuk kasus Gliese 667C c, kemungkinan ia adalah exoplanet transit sangatlah kecil.

Sistem Bintang Bertiga
Bintang induk dari planet Gliese 667C c, bintang Gliese 667C merupakan bintang katai kelas M yang mengorbit bintang Gliese 667A dan Gliese 667B pada jarak lebih dari 230 SA (sekitar 6 kali jarak Matahari – Pluto). Artinya, bintang Gliese 667C merupakan bagian dari sistem bintang bertiga. Meskipun demikian, lingkungan termal Gliese 667C c hanya dipengaruhi oleh sang bintang induk dan tidak dipengaruhi oleh dua bintang lainnya.

Baca juga:  Mengapa Orbit Planet Berbentuk Elips?

Dua bintang lainnya Gliese 667A dan Gliese 667B merupakan pasangan katai coklat oranye dengan konsentrasi kelimpahan elemen berat hanya 25% dari yang dimiliki Matahari. Elemen tersebut merupakan penyusun penting dalam membentuk sebuah planet kebumian. Karena itu diperkirakan kalau bintang dengan kelimpahan logam yang rendah tidak akan dapat memiliki kelimpahan planet bermassa rendah. Hal yang sama juga pada Gliese 667C. Bintang ini hanya memiliki sedikit kelimpahan elemen yang lebih berat dari helium seperti besi, karbon dan silikon.  Penemuan ini memberi indikasi kalau planet yang potensial untuk laik huni bisa muncul di lingkungan yang jauh berbeda dari yang diketahui sebelumnya.

Pengamatan Gliese 667C c
Tim pengamat yang terdiri dari astronom seperti Steven Vogt dan Eugenio Rivera (UC Santa Cruz) dan dipimpin oleh Guillem Anglada-Escudé dan Paul Butler (Carnegie Institution for Science), menggunakan data publik dari ESO dan kemudian menganalisa data tersebut. Selai itu mereka melakukan pengukuran ulang dengan menggunakan High Resolution Echelle Spectrograph dari W. M. Keck Observatory dan spektograf baru Carnegie Planet Finder Spectrograph pada teleskop Magellan II. Teknik yang mereka gunakan adalah mencari goyangan kecil pada gerak bintang yang disebabkan oleh gangguan gravitasi si planet.

Dalam sistem yang sama, telah ditemukan juga sebelumnya planet Bumi Super Giese 667C b dengan periode 7,2 hari meski tidak pernah dipublikasikan. Orbit planet tersebut sangat dekat dengan bintang sehingga akan terlalu panas untuk keberadaan air dalam wujud cair. Pengamatan baru akan dilakukan untuk menentukan parameter orbit dari planet Gliese 667C b tersebut.
Selain Gliese 667C c, para astronom juga menemukan planet gas raksasa dan tambahan planet Bumi Super lainnya yang mengorbit dengan periode 75 hari. Tapi untuk mengkonfirmasi keberadaannya masih dibutuhkan pengamatan lanjutan di masa depan.

Sampai saat ini dunia exoplanet sudah memiliki 750 planet yang sudah dikonfirmasi dan masih ada 2000 kandidat planet yang dilihat wahana Kepler yang maish harus dicari tahu apakah mereka benar-benar planet ataukah bukan. Dan manusia pun semakin mendekati impian dan harapannya untuk menemukan planet kembar Bumi lainnya di jagad semesta ini.

Sumber : UC Santa Cruz, W.M. Keck Observatory, Planetary Habitability Laboratory

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

7 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Ilmu astronomi semakin maju,,, Mudah2an dlm wkt dekat dapat ditemukan kembali planet yg benar2 ada penghuninya,, biar kita yg di planet bumi bisa kontak dg mereka..

  • massa sebesar itu kayaknya tentunya menghasilkan gravitasi yang besar ya..

    kayaknya gak cocok buat tempat tinggal manusia.

    tapi mungkin saja ada alien yang evolusinya sesuai dengan planet itu.
    wow, mungkin terdengar sangat hebat kalau kita mulai menyadari bahwa kita tidak sendirian 🙂

  • kita memang tidak sendiri di langit juga ada orang karena di al quran telah di jelaskan “orang orang yang ada di samawad dan di bumi” samawad = langit

  • Hmm.. Yg jadi prtnyaan, gimana bisa g667c bisa ngorbit cuman di salah satu bintangnya aja?, padahal setiap bintang punya daya tarik yg sama (mungkin sama)?

  • serius ya, saya memang tahu planet ini.
    tapi, screenshotnya kan dapet dari program celestia ketemu add-on nya dimana ya?
    kalau bikin tolong beri saya file Zip nya ke mediafire.

    terima kasih telah membaca