fbpx
langitselatan
Beranda » Komet SOHO ke-2000 Ditemukan

Komet SOHO ke-2000 Ditemukan

Menjelang pergantian tahun 2010 ke 2011, pada tanggal 26 Desember lalu, Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) milik ESA/NASA berhasil menemukan kometnya yang ke 2000.

Penemuan ini sendiri bisa terjadi dengan bantuan citizen scientist (ilmuwan wargakota) di seluruh dunia, yang sekaligus menjadikan SOHO sebagai penemu komet terbesar sepanjang masa meskipun pada dasarnya SOHO tidak dirancang untuk menemukan komet melainkan untuk memonitor Matahari. Semenjak diluncurkan 2 Desember 1995 untuk mengamati Matahari, SOHO berhasil memiliki dua kali lipat jumlah komet dari yang sudah diketahui orbitnya selama lebih daru 300 tahun terakhir.

Kontribusi Dunia Bagi Penemuan Komet SOHO

Lantas bagaimanakah komet SOHO bisa ditemukan? Penemuan ini sesungguhnya melibatkan sukarelawan dari astrnom amatir yang dengan tekun melihat dan mengkaji tarian cahaya yang kabur pada citra yang dihasilkan LASCO (Large Angle and Spectrometric Coronagraph), kamera milik SOHO.  Lebih dari 70 orang dari 18 negara berbeda membantu untuk mengenali komet selama lebih dari 15 tahun pencarian lewat citra SOHO yang dipublikasikan di dunia maya.

Komet yang ke 1999 dan 2000 ditemukan pada tanggal 26 Desember oleh Michal Kusiak, mahasiswa astronomi di Jagiellonian University, Krakon, Polandia.  Bagi Michal Kusiak, ini bukan kometnya yang pertama, karena ia sudah menemukan lebih dari 100 komet sejak tahun 2007.

Komet SOHO ke 2000 yang ditemukan Michal Kusiak. Kredit : SOHO

Menurut Karl Battams yang bertanggung jawab atas situs web pencarian komet SOHO, ia akan menerima laporan dari para sukarelawan yang menduga salah satu titik dalam citra LASCO memiliki ukuran dan kecerlangan serta pergerakan menuju Matahari dalam citra LASCO sebagai sebuah komet. Setelah diterima Karl akan mengkonfirmasi kebenaran setiap komet yang ditemukan dan memberikan nomer tidak resmi sebelum kemudian dikirimkan ke Minor Planet Center di Cambridge, yang akan mengkatagorikan benda kecil dalam astronomi dan orbitnya.

Komet SOHO
Perjalanan yang dibutuhkan SOHO untuk menemukan 1000 komet pertamanya adalah 10 tahun dan ia membutuhkan setidaknya 5 tahun untuk mendapatkan 1000 komet berikutnya.  Ini tentunya karena astronom amatir yang berpartisipasi dalam pencarian semakin meningkat serta adanya peningkatan yang tsistematis dan tidak bisa dijelaskan dari jumlah komet di sekitar Matahari. Bahkan di bulan Desember, ditemukan 37 komet baru dan sekaligus juga bisa dikategorikan sebagai badai komet di sekitar Matahari.

LASCO pada dasarnya tidak dirancang untuk menemukan komet sebagai tugas utama. Namun kamera LASCO ini memblok bagian paling terang dari Matahari agar dapat melihat emisi pada atmosfer terluar Matahari yang lebih redup atau yang dikenal sebagai Korona. Dengan tertutupnya cahaya Matahari, maka akan dengan mudah pula mengenali obyek yang lebih redup seperti komet.

Komet di sekitar Matahari

Komet 96P Machholz yang selalu kembali mendekati Matahari setiap 6 tahun. kredit : SOHO

Ada banyak hal yang harus dipahami dari komet-komet tersebut, karena kini kita tahu bahwa di Tata Surya bagian dalam juga terdapat banyak komet dari yang diperkirakan semula.

Baca juga:  Tamu Tak Diundang Tertangkap Kamera!

Dengan mempelajari komet-komet tersebut, kita bisa mengetahui dari mana asalnya, bagaimana ia terbentuk bagaimana ia hancur. Sampai saat ini, diketahui juga bahwa sebagian besar komet SOHO memiliki asal yang sama yakni dari keluarga Kreutz yang merupakan sisa reruntuhan komet besar beberapa ratus tahun lalu.

Komet keluarga Kreutz ini disebut juga sungazers – obyek yang mengorbit sangat dekat Matahari dan kemudian habis menguap dalam beberapa jam setelah penemuannya-.  Selain keluarga Kreutz, komet SOHO lainnya justru mirip bumerang di sekeliling Matahari yang akan kembali secara periodik. Salah satunya adalah 96P Machholz yang mengorbit Matahari setiap 6 tahun dan sudah terlihat oleh SOHO sebanyak 3 kali.

Sumber : NASA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini