fbpx
langitselatan
Beranda » Flare Matahari Kelas M Beraksi

Flare Matahari Kelas M Beraksi

Akivitas geomagnetik yang membawa fenomena indah Aurora akibat flare atau letupan Matahari kelas C yang terjadi tanggal 1 Agustus lalu memang telah berakhir. Berbagai foto indah dari bumi belahan utara dan selatan pun menjadi saksi keindahan langit akibat interaksi materi yang dilepas dari korona dengan medan magnet Bumi.

Ternyata cerita letupan di matahari ini belum berakhir. Masa ketika Matahari miskin aktivitas pun mulai berakhir berganti dengan aktifnya Matahari. Matahari saat ini sudah memilih untuk membangunkan para ahli Matahari untuk bangun dan mulai melihat lagi ke wajahnya. Saat ini, hari baru sudah dimulai.

Setidaknya itulah yang disaksikan Wouter Verhesen dari Belanda pada tanggal 6 Agustus 2010, saat ia melihat prominensa masif yang mencuat dari Matahari dimana-mana, kelimpahan bintik Matahari dan bahkan letupan kecil di AR1093 (active region / area aktif 1093).

Foto aktivitas Matahari di area aktif 1093 tgl 6 Agustus 2010. Kredit : Wouter Verhesen

Pada hari yang sama STEREO juga melaporkan keberadaan 4 bintik Matahari yang muncul di sisi wajah Matahari yang menghadap Bumi dan 2 area aktif lainnya di sisi yang lebih jauh yang tidak menghadap Bumi, sehingga total ada 6 bintik Matahari yang muncul. Setelah bertahun-tahun tanpa bintik Matahari, kemunculan 6 bintik Matahari jelas memberi cerita baru bagi para pengamat langit.

Tak berhenti sampai disini, hari ini, tanggal 8 Agustus 01.25 dini hari, atau tepatnya pada tanggal 7 Agustus jam 18.25 UT, medan magnet disekitar bintik Matahari 1093 pun meledak dan menghasilkan flare Matahari berdurasi panjang kelas M1. Flare Matahari kelas M1 memang lebih besar dari kelas C yang terjadi tanggal 1 Agustus lalu, namun tidak membahayakan bagi kehidupan di Bumi. Akibat dari ledakan kelas M adalah terlihatnya aurora dan pemadaman singkat pada radio di area kutub dan kadang terjadi juga radiasi minor.

Ledakan kelas M yang terjadi dini hari tadi melepaskan materi dari korona / corona mass ejection (CME) ke angkasa. Awan materi yang dilepaskan korona atau awan CME tersebut tidak langsung bergerak menuju Bumi dan diperkirakan akan memiliki efek. Setidaknya itulah yang disebutkan dalam data terbaru yang diberikan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). SOHO memperlihatkan CME sedang bergerak menuju Bumi dengan komponen yang cukup signifikan di dalam awan yang terlontar itu. Tabrakan yang terjadi dengan medan magnetik Bumi tidak akan memicu terjadinya badai geomagnetik yang besar, namun data SOHO menunjukkan badai yang terjadi akan lebih besar dari yang diperkirakan semula.

CME itu akan tiba dan bertemu medan magnet Bumi pada tanggal 9 dan 10 dan 11 Agustus 2010. Saat ini terjadi, sekali lagi masyarakat yang tinggal di area lintang tinggi akan menikmati tirai cahaya indah yang disebut aurora.

Jadi tunggulah foto-foto indah dari utara dan selatan yang akan memperlihatkan tirai warna warni dari langit untuk penduduk Bumi.

Baca juga:  Mengapa Bulan / Matahari tampak lebih besar di cakrawala?

Sumber : spaceweather, STEREO, SDO, 3D Sun News

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

5 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini