fbpx
langitselatan
Beranda » Close Up Wajah Pluto

Close Up Wajah Pluto

Semenjak ditemukan di tahun 1930, belum pernah ada pengamatan yang bisa memberikan gambaran wajah yang detil tentang Pluto. Kendati Pluto adalah obyek yang menarik, bahkan sampai menjadi topik perdebatan akan definisi Pluto di tahun 2006; tetapi Pluto tetaplah sulit untuk di amati dan direkam detilnya, karena kecil dan jauhnya.

Tetapi, Hubble Space Telescope (HST), telah mengubah itu semua. Dengan pengamatan yang telah dilakukan semenjak tahun 1994, sampai dengan citra terkini yang diambil antara tahun 2002-2003, maka diperoleh gambaran yang lebih detil dari Pluto, dibandingkan pengamatan-pengamatan yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya. Hasil ini pun masih jauh dari detil, karena tantangannya seperti merekam detil sebuah bola sepak dari jarak 60 km.

Perubahan wajah Pluto yang dilihat Teleskop Hubble. Kredit : Hubble

Walaupun citra dari HST belum cukup detil untuk bisa merekam adanya kawah dan gunung, itupun kalau memang ada, tetapi dari perekaman yang dilakukan HST menunjukkan adanya dunia yang bervariasi akan warna, dari putih, oranye-gelap sampai dengan coklat kegelapan. Warna-warna tersebut dipercaya akibat radiasi ungu-ultra dari Matahari yang berada di kejauhan, memecah metan yang ada pada permukaan Pluto, menyebabkan adanya residu berwarna coklat kegelapan yang kaya akan karbon.

Kecerlangan Pluto juga berubah, wilayah kutub di utara yang cerlang dan belahan selatan yang gelap dan kemerahan. Musim panas mendekati kutub utara Pluto menyebabkan es mencair dan mengalami pembekuan pada wilayah yang lebih gelap akibat terbayangi pada planet tersebut. HST telah menunjukkan bahwa Pluto bukanlah hanya sebuah bola es dan batu, tetapi sebuah dunia yang mempunyai perubahan atmosfer yang dramatis.

Perubahan musim disebabkan oleh karena orbit Pluto yang eliptis sepanjang 248 tahun dengan sumbu yang miring. Musimnya menjadi tidak simetri karena orbit eliptis Pluto. Transisi musim semi menuju musim panas di kutub cepat terjadi pada belahan utara, karena Pluto bergerak sangat cepat sepanjang orbit ketika bergerak mengitari Matahari pada arah mendekat.

Pengamatan landas Bumi antara tahun 1988 sampai 2002 memperlihatkan massa atmosfer mengalami pelipatgandaan sepanjang waktu yang diduga akibat pemanasan dan sublimasi es nitrogen. Gambaran dari HST tersebut memberikan pemahaman akan musim yang terjadi di Pluto dan nasib atmosfernya.

Gambaran HST ini adalah yang terdetil pada saat ini, paling tidak sampai wahana New Horizon akan terbang melintas Pluto dan akan merekam citra yang lebih detil lagi, dan memberi gambaran lebih baik tentang apa yang terjadi di permukaan Pluto, dan itu masih menunggu sampai dengan 2015 yang akan datang.

Sumber : Hubblesite

Avatar photo

Emanuel Sungging

jebolan magister astronomi ITB, astronom yang nyambi jadi jurnalis & penulis. Punya hobi dari fotografi sampe bikin komik, pokoknya semua yang berhubungan dengan warna, sampai-sampai pekerjaan utamanya adalah seperti dokter bedah forensik, tapi alih-alih ngevisum korban, yang di visum adalah cahaya, seperti juga cahaya matahari bisa diurai jadi warna cahaya pelangi. Maka oleh nggieng, cahaya bintang (termasuk matahari), bisa dibeleh2 dan dipelajari isinya.

7 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Om, kata-kata:
    1. “pada arah mendekat” dalam “Transisi musim semi menuju musim panas di kutub cepat terjadi pada belahan utara, karena Pluto bergerak sangat cepat sepanjang orbit ketika bergerak mengitari Matahari pada arah mendekat.” terasa janggal neh. Ga ditulis “Transisi musim semi menuju musim panas di kutub cepat terjadi pada belahan utara, karena Pluto bergerak sangat cepat di sepanjang orbitnya ketika berada di daerah titik terdekat ke Matahari.” saja?

  • katanya ada planet mirip bumi yg dekat dengan bumi dan mengelilingi matahari kita, tapi orbitnya lonjong sehingga ia mengalami musim dingin sebanyak kira kira 27 bulan dan musim panas kalo g salah 3 bulan… sehingga diperkirakan disana tidak terdapat kehidupan…

  • Menilik dari masih sulitnya pengamatan Pluto yang notabene masih di dalam Tata Surya maka pertanyaanya seberapa optimisnya pencarian dan atau pengamatan Planet di luar Tata Surya ? apalagi di luar Galaxy ? apakah ini bukan sia sia ?

    • @mbecakmaneh: metode mengintip pluto dengan pencarian planet lain di luar tata surya adalah berbeda, dan sudah ratusan planet di luar tata surya ditemukan, walaupun pencarian yg serupa Bumi masih belum dapat ditemukan; tetapi itulah tantangannya.

      kenapa harus sia2, kalau mau berhasil harus selalu optimis kan? menghadapi tantangan, dengan optimisme, pasti bisa berhasil, dan pencarian planet serupa Bumi di luar tata surya masih menjadi tantangan tersendiri, berhasil atau tidaknya sangat bergantung pada usaha manusia itu sendiri, jadi jangan pesimis dulu donk, tidak ditemukan bukan berarti tidak ada toh? hanya mungkin cara mencarinya yang belum efektif, atau memang alatnya saja yang belum canggih 🙂

      • Wow.. mungkin apa yang ada di pikiranku memang terpaku pada pencarian planet yang benar-benar seperti bumi, mungkin bisa untuk pindah saat bumi nantinya merangas kepanasan. ok, terima kasih.