fbpx
langitselatan
Beranda » Planet Super Bumi Dengan Atmosfer Tebal

Planet Super Bumi Dengan Atmosfer Tebal

Tampaknya perjalanan dunia extrasolar planet akan semakin menarik. Kalau beberapa hari lalu dunia di perkenalkan pada planet super Bumi yang mengorbit bintang 61 Virginis dan HD 1461 yang merupakan bintang serupa Matahari, kali ini dunia kembali dikejutkan dengan penemuan planet super Bumi pertama yang memiliki atmosfer. Menarik? Jelas!

Keberadaan atmosfer pada sebuah planet akan memberi kita perspektif yang baru dalam hal pencarian planet yang bisa dihuni. Atmosfer sendiri merupakan lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.

Bintang GJ 1214 yang dipotret dalam 2 filter biru dan merah. Citra diambil dengan jarak 7 tahun. Kredit : ESO/Digitized Sky Survey 2
Bintang GJ 1214 yang dipotret dalam 2 filter biru dan merah. Citra diambil dengan jarak 7 tahun. Kredit : ESO/Digitized Sky Survey 2

Exoplanet super Bumi yang baru ini ditemukan tengah mengorbit bintang bermassa rendah GJ 1214 dan menjadi exoplanet super Bumi kedua yang ditemukan dengan metode transit. Bintang GJ 1214 merupakan bintang dengan massa lima kali lebih kecil dari massa Matahari dengan kecerlangan 300 kali lebih redup. Bintang ini berada pada jarak 40 tahun cahaya di rasi Ophiuchus. GJ 1214 merupakan bintang kelas M atau bintang katai merah yang masih tergolong bintang dingin dengan temperatur permukaan hanya berkisar 2700 derajat Celcius. (- temperatur permukaan Matahari mencapai kisaran 5500 derajat Celsius)

Exoplanet super Bumi lainnya yang juga ditemukan melalui metode transit adalah Corot-7b, exoplanet terkecil dan tercepat yang sudah diketahui. Corot-7b memiliki kerapatan yang mirip Bumi dan merupakan planet yang terdiri dari batuan.

Exoplanet GJ 1214b
Transit exoplanet terjadi saat si planet orbitnya segaris dengan bintang induknya, sehingga para pengamat bisa melihat planet kecil itu melintasi permukaan bintang yang bak raksasa. Nah yang diamati adalah perubahan kecerlangan bintang saat terangnya tereduksi ketika planet lewat di depannya.

Exoplanet baru di bintang GJ 1214 memiliki massa 6,5 massa Bumi dengan radius 2,7 kali radius Bumi. Dengan komposisi ukuran tersebut, exoplanet GJ 1214b ini diperkirakan memiliki ukuran antara Bumi dan planet es raksasa Uranus dan Neptunus yang ada di Tata Surya.

Jika dibandingkan dengan Corot-7b, GJ 1214b memiliki kemiripan dalam hal massa, namun untuk radius GJ 1214b jauh lebih besar. Dengan demikian komposisi kedua planet pun pasti berbeda. Jika Corot-7b diindikasikan sebagai planet dengan inti batuan yang diselubungi oleh lava, GJ 1214b justru sebaliknya. GJ 1214b merupakan planet yang sebagian besar terdiri dari air es dan komponen pembentuk lainnya adalah silikon dan besi. Exoplanet super Bumi ini mengorbit bintang induknya setiap 38 jam pada jarak 2 juta km atau 70 kali lebih dekat ke bintang dibanding jarak Bumi-Matahari.

Jika melihat jarak planet yang begitu dekat dengan bintang, bisa diperkirakan kalau temperatur permukannya mencapai 120–282 derajat Celcius. Meskipun GJ 1214b merupakan exoplanet transit yang paling dingin, namun ia masih tergolong planet yang panas di sistemnya untuk bisa mempertahankan air tetap berada dalam bentuk cairan.

Baca juga:  Exoplanet Baru Seukuran Bumi

GJ 1214b pertama kali ditemukan dengan metode transit pada proyek MEarth. Penemuan ini juga menjadi langkah awal untuk kemudian dilakukan penelitian dan pencarian exoplanet di sekitar 2000 bintang bermassa rendah. Setelah penemuan, konfirmasi kondisi planet GJ 1214b untuk menentukan massa digunakanlah spektograf HARPS yang dipasang di teleskop 3,6 meter milik ESO di La Silla.

Proyek MEarth merupakan program pengamatan transit yang menggunakan 8 teleskop kecil berdiameter 40cm yang berlokasi di puncak Mount Hopkins, Arizona, USA. Proyek ini memang mengkhususkan diri untuk mengamati perubahan kecerlangan bintang sebagai akibat planet yang melintas atau transit.

Adakah Kehidupan di GJ 1214b?
Ada hal menarik lainnya yang ditemukan dari GJ 1214b. Ia merupakan planet super Bumi pertama yang diketahui memiliki atmosfer. Tak hanya sekedar atmosfer. Atmosfer di exoplanet ini ternyata cukup tebal dengan ketebalan 200 km, jauh lebih tebal dari atmosfer Bumi. Tebalnya atmosfer juga memblokir cahaya bintang sehingga tak ada cahaya di planet ini. Disertai tekanan yang juga tinggi maka dapat dipastikan tidak mungkin kehidupan terbentuk apalagi jika kehidupan itu seperti apa yang kita kenal di Bumi.

Ilustrasi transit planet GJ 1214b pada bintang. Kredit : ESO/L. Calçada
Ilustrasi transit planet GJ 1214b pada bintang. Kredit : ESO/L. Calçada

Tapi meskipun demikian, kondisi GJ 1214b in masih tetap jadi perhatian karena kondisi kimiawi yang kompleks disana yang akan sangat menarik untuk diteliti dan dipelajari. Kondisi planet ini menarik untuk dipahami, karena dengan keberadaannya yang dekat dengan bintang induk, ia termasuk panas untuk dapat mempertahankan keberadaan atmosfernya dalam waktu lama.

Penemuan GJ 1214b ini memberikan kesempatan pada para peneliti untuk mempelajari atmosfer yang baru terbentuk di sekeliling sebuah planet yang tengah mengorbit bintang. Tak hanya itu, jaraknya yang tergolong dekat dari Bumi justru menjadikan planet ini target untuk dipelajari kondisi atmosfernya.

Jika planet super Bumi yang ada di sistem keplanetan ternyata dikelilingi oleh atmosfer yang mirip dengan yang ditemukan di GJ 1214 b maka jelas bisa disimpulkan kalau planet-planet tersebut tak akan bisa membangun dan mempertahankan kehidupan di dalamnya. Kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi. Tapi seandainya bentuk kehidupan itu berbeda.. tentu akan jadi sebuah perburuan menarik untuk mempelajari sesuatu yang tersimpan dalam misteri di ruang angkasa.

Sumber : ESO

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • cukup menarik membaca artikel ini, dengan tekhnologi peneliti mampu menganalisa planet lain di luar tata surya kita. Namun satu hal yang perlu kita harus ketahui mampukah kita menjawab dimana ruh kita saat kita tidur. kita akan berfikir ketika orang tidur sebenarnya dia adlah tdk jauh beda dengan alam raya ini, bhw didalam tidur simanusiapun msih merasakan hdup walau dialam mimpi. Tubuh kita adalah dimensi dasar, sedangkan jiwa kita sudah beda dimensi, begitulah alam raya,anda melihat gemerlapnya lukisan alam yang luas tak bertepi,kemungkinan dimensi alam berikutnya trillunan luasnya dari dimensi kita sekarang. BTW alangkah baiknya andai seorang peneliti juga pnya keyakinan yang mantap akan keberadaan Tuhan, maka akan ditemukan suatu keindahan yang takterlukiskan ketika kita sampai pada titik sadar kulminasi kita sebagai orang manusia yang dikaruniai akal,yang memposisikan manusia lebih mulia diatas mahluk lain, walau ada mahluk yang tinggal didimensi lain.