fbpx
langitselatan
Beranda » Kalkulasi Ulang Jejak Asteroid Apophis

Kalkulasi Ulang Jejak Asteroid Apophis

Menggunakan data terbaru yang didapat, para peneliti NASA menghitung ulang jejak sebuah asteroid besar yang selama ini diperkirakan akan memberi dampak berbahaya pada Bumi saat keduanya bertemu dalam jarak yang cukup dekat.

Asteroid 99942 Apophis yang diperkirakan membahayakan Bumi. Kredit : NASA
Asteroid 99942 Apophis yang diperkirakan membahayakan Bumi. Kredit : NASA

Asteroid itu adalah 99942 Apophis, salah satu Asteroid Dekat Bumi (Near Earth Asteroid / NEA) yang diperhitungkan akan bertemu Bumi pada tahun 2036. Dalam perhitungan ulang, jejak Apophis menunjukkan penurunan kemungkinan dampak bahaya tersebut. Atau dengan kata lain kemungkinan terjadinya tabrakan saat Apophis mengalami pertemuan terdekat dengan Bumi semakin kecil.

Asteroid Apophis yang memiliki ukuran sekitar dua kali lapangan bola tersebut pada tahun 2004 diperkirakan akan memiliki kemungkinan tabrakan saat pertemuan dengan Bumi di tahun 2036 pada kisaran 1 : 45000.  Dalam kalkulasi berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan Steve Chesley  dan Paul Chodas dari NASA Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, Calif, kemungkinan terjadinya bahaya tabrakan pada Bumi turun dari 1: 45000 menjadi 1: 250000.

Data Apophis sebagian besar datang dari hasil pengamatan Dave Tholen dan kolaboratornya di University of Hawaii’s Institute of Astronomy di Manoa. Tholen melakukan pengamatan menggunakan teleskop 88 inch milik University of Hawaii yang terletak tak jauh dari puncak Mauna Kea.

Dalam pekerjaannya, Tholen melakukan perbaikan pengukuran dalam hal posisi asteroid yang ada di citra dan memberikan set data yang lebih presisi bagi perhitungan yang dilakukan Chesley dan Chodas. Selain data dari Tholen, data lainnya datang dari hasil pengamatan dengan menggunakan teleskop Bok 90 inch milik Steward Observatory di Kitt Peak, Arizona dan Arecibo Observatory di Puerto Rico.

Informasi yang tersedia ini menjadi penting karena bisa memberikan secercah cahaya akan orbit Apophis dan kaitannya dengan Bumi di abad ini. Apophis memang merupakan asteroid dekat Bumi yang terus dipantau pergerakannya. Bahka kalkulasi sebelumnya sempat menimbulkan kekhawatiran bagi warga dunia.

Dalam perhitungan yang dilakukan, ditemukan juga pertemuan terdekat lainnya antara Apophis dengan Bumi di tahun 2068. Pada pertemuan tersebut, kemungkinan tabrakan yang bisa terjadi adalah 3: 1 000 000. Namun sebelum tahun 2068, ada 2 kali pertemuan antara Bumi dan Apophis yakni pada tahun 2029 dan 2036. Kedua pertemuan ini tentunya akan memberi implikasi pada jejak asteroid Apophis. Karena itu dibutuhkan data tambahan untuk dapat memperkirakan pertemuan di tahun 2068, dan diperkirakan ada penurunan dalam kemungkinan pertemuan keduanya.

Asteroid Apophis pada awalnya diperkirakan memiliki kemungkinan tabrakan dengan Bumi sekitar 2,7 % pada tahun 2029. Pengamatan lanjutan yang dilakukan menunjukkan kalau tabrakan itu tidak akan terjadi meskipun pada 13 April 2029, Apophis akan mendekati Bumi pada jarak 29450,99 km.

Sumber : NASA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Terima kasih banyak jeng artikelnya mantap….
    Dokter memperdiksi umur manusia menurut kondisi pasien dengan pengetahuan yg diperolehnya, sebagaimana montir melihat kerusakan mesin, namun manusia bukanlah mesin ; tentunya lebih kompleks. Pengetahuan manusia belumlah cukup untuk memprediksi umur mahluk CiptaanNya. Sebagaimana ahli geologi tidak bisa memprediksi kapan gempa terjadi. Begitu juga para ilmuwan untuk apa mereka menghabiskan milyaran dolar untuk mengetahui ruang angkasa? Tidak lain adalah adanya pengatahuan terdahulu akan prediksi kiamat. Perlu kita sadari bahwa kita tidak sepenuhnya tahu dimana zabur diturunkan atau dengan bahasa apa, atau kitab2 lain. Dimana seorang rosul tidak diutus kecuali dengan bahasa kaumnya. Peradaban dahulu yg diluar jangkauan akal manusia sudah sama-sama kita saksikan dan masih ada sampai sekarang. Adapun orang2 barat gemar dengan artefak, tentunya untuk memastikan semua itu ataupun meneliti lebih jauh. Mari kita sadar diri karena kiamat tidak akan datang kecuali dengan tiba-tiba sebagaimana Al-Qur’an menerangkan.
    Siapapun yg tidak percaya dengan Al-Qur’an ya monggo…