fbpx
langitselatan
Beranda » Menyibak Planet Ekstrasolar dalam Citra 11 Tahun Lalu

Menyibak Planet Ekstrasolar dalam Citra 11 Tahun Lalu

Cara baru untuk memproses citra pengamatan telah berhasil mengungkap keberadaan planet ekstrasolar baru yang telah tersembunyi dalam citra Hubble sejak 11 tahun lalu.

Sama seperti perhiasan yang belum dibuka, harta karun planet ekstrasolar bisa jadi tengah menanti kita untuk membuka selubungnya dari tumpukan citra yang telah diambil oleh teleskop Hubble. Salah satu harta karun yang telah dibuka menunjukan keberadaan planet ekstrasolar.

Teknik yang digunakan memang merupakan metode baru yang lebih teliti untuk mengetahui jumlah dan distribusi cahaya yang dihasilkan oleh bintang muda yang diperkirakan memiliki planet. Metode ini akan mengurangi cahaya pada citra dengan cahaya dari si bintang. Setelah pendaran cahaya bintang induk dihilangkan, maka didapatlah planet muda bermassa Jupiter yang dengan lemah memancarkan panas pada salah satu citra yang diambil Teleskop Hubble pada panjang gelombag dekat inframerah.

Planet ketiga di HR 8799 yang tersembunyi dalam citra Hubble. Krdit : NASA/ HST
Planet ketiga di HR 8799 yang tersembunyi dalam citra Hubble. Krdit : NASA/ HST

Itulah yang ditemukan David Lafrenière dan timnya dari Universitas Toronto, setelah meneliti citra lama Hubble untuk mencari planet yang diketahui berada di sekitar bintang HR 8799. Tahun lalu, tim yang dipimpin oleh Christian Marois dari National Research Council of Canada’s Herzberg Institute of Astrophysics di Victoria, yang juga melibatkan Lafrenière, berhasil memotret tiga planet di sekitar bintang yang sama dengan teleskop landas Bumi.

Pada tahun 1998, ada grup lain yang pernah menggunakan kamera teleskop Hubble untuk memotret bintang HR 8799 namun tak menghasilkan apa pun. Mengetahui hal itu, Marois, Lafrenière, bersama 2 kolaborator menganalisis kembali citra bintang HR 8799 yang sudah berusia 11 tahun sejak diambil Hubble. Hasilnya, tim ini berhasil menemukan citra planet terluar atau planet ke-3 dari bintang HR 8799. Dua bintang lainnya yang berada di dekat bintang, masih tak dapat dilihat pada citra yang diambil Hubble.

Dengan hasil ini, muncul indikasi agar semua citra bintang muda yang diambil Hubble dianalisis kembali dengan pendekatan baru. Jika ini dilakukan, ada kemungkinan planet akan terlihat pada 100-200 bintang. Sebagian bintang tersebut telah diamati degan teleskop Keck di Mauna Kea, Hawaii, namun tak menutup kemungkinan bahwa ada planet baru yang ditemukan di luar medan pandang Teleskop Keck, atau bahkan di area yang belum diamati orang lain sebelumnya.

Planet baru di bintag HR 8799 berada pada jarak 70 kali jarak Bumi – Matahari dari bintang induknya dan membutuhkan waktu 400 tahun untuk bisa mengitari sang bintang. Selain itu diketahui juga bahwa planet ini memiliki orbit lingkaran dan atmosfer si planet mengandung uap air dan awan debu.

Salah satu hal penting dalam penemuan ini adalah citra yang diambil oleh teleskop landas angkasa tidak dipengaruhi oleh reduksi cahaya yang diterima sebagai akibat penyerapan atmosfer pada cahaya bintang. Dengan demikian, tingkat sensitivitasnya jadi 10 kali lebih baik dari apa yang telah didapat selama 10 tahun terakhir ini.

Baca juga:  Jupiter Ultrapanas, Tipe Planet Terbaru di Sistem Extrasolar

Yang pasti, keberhasilan ini menjadi tonggak baru dalam pencarian dan pencitraan planet ekstrasolar secara langsung dengan menggunakan teleskop landas angkasa.  Di masa depan tentunya akan semakin banyak planet baru yang ditemukan, atau bisa jadi tak lama lagi kita bisa mendapatkan sejumlah planet di balik citra lama bintang muda yang telah diambil Teleskop Hubble.

Sumber : New Scientist

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini