fbpx
langitselatan
Beranda » Sabuk Asteroid di Saudara Kembar Tata Surya

Sabuk Asteroid di Saudara Kembar Tata Surya

Astronom baru saja menemukan saudara kembar Tata Surya yang usianya jauh lebih muda. Saudara kembar itu adalah sistem keplanetan di bintang pada jarak 10.5 tahun cahaya di rasi Eridanus. Ia adalah bintang dekat yang bisa dilihat dengan mata bugil. Epsilon Eridani sendiri masih sangat muda sekitar 850 juta tahun dan memiliki level aktivitas magnetik yang sangat tinggi dan angin bintangnya juga 30 kali lebih kuat,

Impresi dari sistem Epsilon Eridani diserta planet dan sabuk asteroidnya. Kredit : NASA/JPL-Caltech

Tahun 2000 ditemukan planet yang mengitari bintang ini dengan periode orbit 2502 hari dan berada pada jarak 3,4 SA dari sang bintang. Tahun ini para astronom menemukan keberadaan dua buah sabuk asteroid dan cincin es di bagian terluar, sehingga membuatnya terlihat sebagai sistem dengan cincin triple.

Sabuk dalam asteroid merupakan kembar virtual dari sabuk asteroid yang ada di Tata Surya, sementara sabuk luar asteroid memiliki materi materi 20 kali lebih banyak Keberadaan ketiga cincin materi ini berimplikasi bahwa planet yang tidak teramati itu menyembunyikan dan membentuk asteroid yang ada.

Saat ini Epsilon Eridani dan sistem keplanetan di dalamnya menunjukan kemiripan dengan Tata Surya saat seumuran dengan Epsilon Eridani. Sistem ini seperti sebuah perjalanan waktu kembali ke masa lalu Tata Surya saat ia masih muda. Tidak hanya itu, diperkirakan sistem tersebut sangat mirip dengan Tata Surya saat kehidupan pertama kali mengambil bentuk di Bumi.

Sabuk asteroid di Tata Surya yang membentang di antara Mars dan Jupiter, pada jarak 3 SA dari Matahari memiliki massa total 1/20 massa Bulan. Sabuk asteroid di Epsilon Eridani yang ditemukan oleh Teleskop Spitzer milik NASA juga berada pada jarak 3 SA dari bintang induknya. Sabuk asteroid kedua di Epsilon Eridani ditemukan berada pada jarak 20 SA (lokasi dimana Uranus berada), dengan massa sebanding dengan massa Bumi.

Perbandingan sistem Epsilon Eridani dan tata Surya. Kredit : NASA/JPL-Caltech

Cincin ketiga yang berupa materi es membentang pada jarak 35 – 100 SA dari Epsilon Eridani. Waduk es yang mirip dnegan itu juga ada di Tata Surya yakni pada jarak yang kurang lebih sama dan kita kenal sebagai Sabuk Kuiper. Cincin es yang baru ditemukan di sistem bintang tetangga ini juga mengandung materi 100 kali lebih banyak dari Sabuk Kuiper.

Saat Matahari masih berusia 850 juta tahun, kalkulasi teori menunjukan Sabuk Kuiper memang tampak sama seperti yang ditemukan di Epsilon Eridani. Sejak saat itu materi di Sabuk Kuiper mengalami penyapuan keluar dari sistem ataupun masuk ke dalam planet dalam saat terjadinya tabrakan besar-besaran atau yang dikenal dengan Late Heavy Bombardment. Bisa jadi di masa depan Epsilon Eridani juga akan mengalami pembersihan dramatik yang sama seperti Tata Surya.

Baca juga:  Penemuan Sistem Planet Quintuple Pertama

Epsilon Eridani memang memiliki kemiripan dengan Tata Surya saat muda, karena itu bisa jadi di masa depan ia akan memiliki evolusi yang juga mirip dengan evolusi Tata Surya.

Data Spitzer juga menunjukan adanya gap antara ketiga cincin di sekeliling Epsilon Eridani tersebut. Gap yang ada bisa dijelaskan dengan keberadaan planet yang secara gravitasi membentuk cincin tersebut, sama seperti yang terjadi di Saturnus.

Jika ada 3 buah planet dengan massa antara Neptunus dan Jupiter mengisi gap tersebut maka ini akan memberi sebuah pembuktian lebih lanjutan akan kemiripan Tata Surya deng Epsilon Eridani. Nah seperti yang diketahui saat ini Epsilon Eridani memiliki sebuah planet yang berada pada jarak 3.4 SA dan mengitari bintang induknya dengan orbit yang sangat eksentrik dengan eksentrisitas 0.7. Temuan terbaru ini membuang kemungkinan orbit seperti itu, karena tentunya planet sudah membensihkan sabuk dalam asteroid jauh-jauh hari melalui gangguan gravitasi. Planet kedua pastinya tengah bersembunyi dekat dengan sabuk luar asteroid, dan planet ketiga bisa jadi berada pada jarak sekitar 35 SA dekat dengan tepi dalam Sabuk Kuiper di Epsilon Eridani.

Studi dan pengamatan lanjutan diharapkan dapat mengungkap dunia yang saat ini masih tersembunyi itu termasuk juga menemukan planet terrestrial yang berada di sebelah dalam sabuk asteroid tersebut.

Sumber: CfA Press Release

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

10 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini