fbpx
langitselatan
Beranda » Nasib Planet di Sistem Bintang serupa-Matahari

Nasib Planet di Sistem Bintang serupa-Matahari

Para astronom menyaksikan exoplanet ditelan oleh bintang serupa-Matahari dengan jejak berupa ledakan panjang berenergi rendah dari bintang. Ini sekaligus menandai exoplanet sedang meluncur di sepanjang permukaan bintang. 

Ilustrasi bintang saat melahap salah satu planetnya. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/M. Garlick/M. Zamani
Ilustrasi bintang saat melahap salah satu planetnya. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/M. Garlick/M. Zamani

Bintang Pelahap Planet

Bintang berevolusi. Dan kita bisa memahami evolusi bintang dengan mempelajari bintang-bintang pada tahap evolusi yang berbeda. Dengan demikian kita bisa memahami siklus kehidupan bintang sekaligus bagaimana bintang berinteraksi dengan planet di sekelilingnya. 

Di antaranya adalah bintang serupa Matahari. Pada bintang seperti ini, ketika reaksi fusi nuklir di pusat bintang telah mengubah seluruh hidrogen menjadi helium, maka bintang akan memasuki tahap evolusi berikutnya. 

Bintang raksasa merah

Pada tahap ini, bintang membakar helium di pusat menjadi karbon, dan reaksi pembakaran hidrogen justru terjadi di lapisan terluar.  Akibatnya bintang pun mengembang sampai 100 – 1000 kali ukuran awalnya. Dan kabar buruk untuk planet yang mengorbit di dekat bintang. Permukaan bintang yang mengembang bisa menelan planet-planet yang mengorbit di dekatnya.

Interaksi antara bintang dengan planet yang ditelan ini akan menghasilkan ledakan energi dan tentu saja materi. Tak hanya itu. Proses ini juga akan menghasilkan pengereman pada kecepatan orbit planet sehingga planet pun akhirnya terjun bebas ke dalam bintang! 

Dan kabar buruk ini juga merupakan siklus kehidupan Matahari di masa depan. Sekitar 5 miliar tahun lagi, Matahari juga akan mengembang sebagai bintang raksasa merah dan menelan Merkurius, Venus, serta Bumi. 

Peristiwa bintang serupa-Matahari menelan planet bukan hal asing. Para astronom memperkirakan setidaknya dalam satu tahun, ada beberapa peristiwa bintang serupa-Matahari melahap planet di Bimasakti. Bukti pengamatan peristiwa ini juga sudah ada. Tapi, pengamatan tersebut berupa jejak yang ditinggalkan setelah planet ditelan bintang. 

Kali ini, para astronom justru menangkap basah bintang sedang memangsa planet! 

Infografik evolusi bintang yang berakhir dengan menelan planet di dekatnya. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/P. Marenfeld
Infografik evolusi bintang yang berakhir dengan menelan planet di dekatnya. Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA/P. Marenfeld

Bintang Pelahap Planet

Bintang yang sedang mengembang melahap salah satu planet di dekatnya dan para astronom menyaksikannya dalam ledakan panjang berenergi rendah. Ledakan ini ditemukan pada salah satu bintang di Bimasakti yang jaraknya 13.000 tahun cahaya.

Pertanyaannya, bagaimana membedakan ledakan tertelannya planet oleh bintang dari tipe ledakan lain pada bintang seperti suar bintang dan lontaran massa korona?

Untuk membedakan ledakan tersebut perlu pengamatan resolusi tinggi untuk menentukan lokasi ledakan atau semburan serta pengukuran kecerlangan jangka panjang tanpa dipengaruhi bintang terdekat. 

Data inilah yang berhasil diperoleh Teleskop Gemini Selatan. 

Dalam data pengamatan teleskop Gemini Selatan, ledakan saat bintang melahap planet berlangsung selama 100 hari. Selain itu, karakteristik kurva cahaya serta materi yang terlontar saat ledakan menjadi informasi penting untuk mengetahui massa bintang dan planet yang ditelannya. 

Ledakan ini melontarkan materi yang terdiri hidrogen sebanyak 33 massa Bumi hidrogen dan debu sebanyak 0,33 massa Bumi. Dari hasil analisis, para astronom memperkirakan massa awal bintang yang mengembang itu antara 0,8-1,5 massa Matahari dan planet yang dilahap massanya antara 1-10 massa Jupiter. 

Sementara itu, materi yang terlontar dari ledakan saat bintang menelan planet bisa menjadi bahan daur ulang yang memperkaya medium antarbintang.

Pengamatan

Peristiwa bintang raksasa merah melahap salah satu planetnya ini diamati oleh Gemini South Adaptive Optics Imager (GSAOI) yang dipasang pada Teleskop Gemini Selatan. Tapi bukti pertama peristiwa ini justru berasa dari citra Zwicky Transient Facility. Selain itu, konfirmasi peristiwa ini juga diperoleh dari Arsip pengamatan inframerah dari  Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer (NEOWISE). Peristiwa ini dikenal sebagai ZTF SLRN-2020. 

Di masa depan, teleskop Vera C. Rubin bisa ambil bagian dalam mengamati efek polusi kimia dari reruntuhan atau sisa bintang ketika tampak di tempat lain dan menjadi tanda terjadinya peristiwa penelanan planet oleh bintang. Yang pasti dengan memahami peristiwa bintang menelan planet, kita bisa memahami evolusi dan akhir dari sistem planet termasuk yang terjadi kelak di Tata Surya.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini