fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Lyrid dan Pi Puppid 2021

Hujan Meteor Lyrid dan Pi Puppid 2021

Sebelum mengakhiri bulan April, para pengamat langit di Indonesia bisa menyaksikan hujan meteor Lyrid dan Pi Puppid.

Hujan meteor Lyrid. Kredit: Adventure_photo/Canva Pro
Hujan meteor Lyrid. Kredit: Adventure_photo/Canva Pro

Dikenal dengan julukan bintang jatuh, peristiwa ini tentu saja bukan bintang yang benar-benar jatuh dari langit. Yang terjadi, Bumi melintasi kawasan yang dihuni oleh sisa debu komet. Akibatnya, debu tersebut masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar. Bagi pengamat, debu yang bergerak dengan kecepatan tinggi itu tampak seperti kilatan cahaya. 

Hujan meteor bukan peristiwa langka. Kita bisa menyaksikan seliweran meteor ini hampir setiap malam. Nah, di bulan April, Bumi melintasi kawasan debu ekor Komet Thatcher C/18861 G1 dan Komet 26P/Grigg-Skjellerup. 

Akibatnya, pengamat di Bumi bisa menyaksikan hujan meteor Lyrid dan Pi Puppid. Tapi, pengamatan hujan meteor Pi Puppid akan menghadapi kendala poluci cahaya dari Bulan. 

Hujan Meteor Lyrid

Hujan meteor Lyrid tangal 22 April tengah malam 01:30 WIB. Kredit: Stellarium

Aktivitas maksimum atau puncak dari hujan meteor Lyrid akan berlangsung pada tanggal 22 April 2021 pukul 20:00 WIB. Meskipun demikian, hujan meteor Lyrid sudah mulai tampak dan bisa diamati sejak 14 April dan baru berakhir pada tanggal 30 April. 

Pada saat aktivitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 20 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 48,8 km/detik. 

Sesuai namanya, hujan meteor Lyrid memang tampak muncul dari rasi Lyra, kecapi milik Orpheus.  Meskipun aktivitas maksimum terjadi pukul 20:00 WIB, pengamat belum bisa mengamatinya karena rasi Lyra belum terbit. Rasi ini terbit sekitar pukul 22:00 WIB di arah timur laut, dan pengamatan bisa mulai dilakukan saat rasi Lyra sudah cukup tinggi di atas horison. 

Waktu terbaik tentunya mulai tengah malam saat rasi Lyra sudah berada sekitar 30º di atas horison. 

Tapi, ada faktor lain yang harus diperhitungkan. Bulan yang baru melewati fase seperempat awal merupakan polusi cahaya alami. Karena itu, waktu pengamatan terbaik harus menunggu Bulan terbenam setelah lewat tengah malam. 

Pengamatan hujan meteor Lyrid bisa dilakukan sejak sehari sebelum sampai sehari sesudah aktivitas maksimum. Pada tanggal 22 April, pengamatan bisa dimulai setelah pukul 01:00 WIB dini hari dan pukul 02:00 WIB pada tanggal 23 April. 2021.

Untuk menemukan rasi Lyra, arahkan pandangan ke langit, tepatnya ke arah timur laut dan carilah segitiga musim panas (Vega, Deneb & Altair). Deneb adalah bintang paling cerlang pada rasi Cygnus, Altair pada rasi Aquila dan pusatkan perhatian Vega, bintang paling terang pada rasi Lyra. Dari arah rasi Lyra inilah akan tampak berkas sinar berseliweran dengan cepat.

Itulah hujan meteor Lyrid.

Hujan meteor Lyrid pertama kali diamati pada tahun 687 SM dan sudah diamati selama 2700 tahun oleh para pengamat di China. Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet Thatcher C/1861 G1, komet periode panjang yang ditemukan oleh A. E. Thatcher pada tahun 1861. Komet Thatcher baru akan kembali untuk menyambangi Bumi di akhir abad ke-23. 

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Januari 2016

Kunjungan pada tahun 1861 rupanya menyisakan debu berukuran butiran pasir dan bergerak cepat di langit. Orbit komet Thatcher memiliki kemiringan hampir 80 derajat terhadap Tata Surya sehingga saat mengunjungi Matahari, komet Thatcher menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari planet. Akibatnya, komet Thatcher bebas dari gangguan gravitasi planet-planet dan aliran sisa komet Thatcher juga tetap stabil.

Hujan Meteor Pi Puppid

Hujan meteor Pi Puppid tanggal 23 April pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Sebelum mengamati hujan meteor Lyrid, sejak 15 – 28 April, para pengamat langit bisa menyaksikan kehadiran hujan meteor Pi Puppid.  Arah datang hujan meteor Pi Puppid berasal dari rasi Puppis yang terbit sejak siang hari dan terbenam tengah malam. Itu artinya, hujan meteor Pi Puppid bisa diamati sejak Matahari terbenam.

Aktivitas maksimum hujan meteor Pi Puppid terjadi tanggal 23 April dengan intensitas bervariasi. Namun diperkirakan pengamat bisa menyaksikan 18 – 40 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 18 km/detik. 

Hujan meteor Pi Puppid terjadi saat Bumi melintasi sisa debu Komet 26P/Grigg-Skjellerup dan tampak datang dari rasi Puppis yang berbentuk buritan kapal Argo.

Meskipun kehadiran Pi Puppid setelah buka puasa dan Lyrid saat jelang sahur merupakan suguhan menarik, tampaknya pengamatan Pi Puppid akan mengalami kendala.  Bulan Cembung merupakan tantangan terbesar karena 80% permukaan yang memantulkan cahaya Matahari akan menjadi polusi cahaya alami di malam hari.

Tips

Untuk bisa menikmati indahnya hujan meteor, cari lokasi yang gelap dan bebas dari cahaya lampu kota. Setidaknya untuk hujan meteor Lyrid, setelah Bulan terbenam, pengamat bisa menikmati sleiweran hujan meteor. Meskipun tentu saja faktor penentu lain harus mendukung.

Cuaca yang cerah tanpa awan dan hujan. Saat melakukan pengamatan hujan meteor Lyrid, mulai tengah malam, galaksi Bima Sakti juga bisa diamati membentang dari arah tenggara ke timur laut.

Selamat berburu hujan meteor.

Clear Sky! 

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini