fbpx
langitselatan
Beranda » ‘Oumuamua: Asteroid, Komet atau Wahana Artifisial

‘Oumuamua: Asteroid, Komet atau Wahana Artifisial

‘Oumuamua, tamu pertama Tata Surya dari ruang antarbintang sepertinya masih meninggalkan misteri. Kabarnya, ‘Oumuamua ini diduga sebagai pesawat antariksa atau sampah antariksa yang melintasi Tata Surya dan ditenagai oleh radiasi Matahari.

Ilustrasi 'Oumuamua. Kredit: ESA/Hubble, NASA, ESO, M. Kornmesser
Ilustrasi ‘Oumuamua. Kredit: ESA/Hubble, NASA, ESO, M. Kornmesser

Setidaknya itu harapan sebagian besar pembaca. Ide atau mungkin spekulasi ‘Oumuamua sebagai pesawat antariksa sudah mengemuka saat pertama kali ditemukan pada 19 Oktober 2017 dalam survei langit yang dilakukan Pan-STARRS-1 di Hawaii.

Bentuknya yang mirip cerutu dengan panjang 400 meter dan lebar 40 meter tentu saja menarik perhatian para astronom.

Tidak hanya itu.

Cerutu angkasa ini bergerak cepat dalam lintasan hiperbola meninggalkan Matahari. ‘Oumuamua tidak akan kembali. Orbitnya yang sangat lonjong dengan nilai eksentrisitas 1,2 memperlihatkan kalau cerutu terbang ini memiliki kecepatan lepas lebih besar dari kecepatan lepas Matahari dan tidak bisa tertangkap medan gravitasi Sang Surya.

Pergerakan yang cepat dan bentuk yang unik seperti cerutu memunculkan spekulasi kalau ‘Oumuamua ini pesawat antariksa asing. Tentu saja dugaan itu dengan segera ditepis.

Kecepatan yang sangat tinggi yakni 26 km/detik membuat para astronom yakin kalau cerutu ini bukan berasal dari Tata Surya. Benda ini diduga merupakan komet antarbintang yang diberi kode C/2017 U1. ‘Oumuamua diperkirakan mengorbit bintang lain sebelum lepas dan mengembara di ruang antarbintang.

Saat ditemukan, ’Oumuamua sudah bergerak menjauhi Matahari dan meninggalkan Tata Surya. Jika benda ini sebuah komet, tentu saat berada pada jarak terdekat dengan Matahari, ada ekor gas yang terbentuk dari es yang menyublim. Ternyata ekor komet itu tidak tampak. ‘Oumuamua pun diklasifikasi ulang sebagai asteroid antarbintang dengan kode A/2017 U1, yang memiliiki komposisi batuan, logam, es dan diselimuti lapisan organik mengandung tholin. Pada akhirnya, ‘Oumuamua diberi kode 1I/2017 U1; 1I/?Oumuamua; or 1I/2017 U1, dengan I mengacu pada objek antarbintang.

Kejanggalan ‘Oumuamua

‘Oumuamua memang misterius. Saat menjauhi Matahari, para astronom menemukan keanehan dari objek antarbintang ini. Ketika sebuah benda mendekati Matahari, kecepatannya bertambah dan saat menjauh akan melambat.

Tidak demikian dengan ‘Oumuamua.

Saat menjauhi Matahari dan meninggalkan Tata Surya, bukannya melambat ke kecepatan semula seperti dugaan para astronom, ‘Oumuamua justru mengalami percepatan. Pada umumnya, percepatan seperti ini terjadi pada komet saat menjauhi Matahari.

Gerak benda-benda langit sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Tapi, lintasan komet bisa juga dipengaruhi oleh gaya non-gravitasi karena terjadinya pelepasan gas ketika es menyublim. Ketika gas memuai, ada gaya tambahan yang berlaku pada komet.

Tapi, tidak ada coma atau ekor gas komet yang teramati.

Meskipun demikian, menurut Marco Micheli dari ESA SSA-NEO Coordination Center dan INAF Osservatorio Astronomico di Roma, gas yang lepas dari ‘Oumuamua merupakan kemungkinan jawaban bagi percepatan ‘Oumuamua yang menyebabkan terjadinya variasi pada lintasan.  Dengan kata lain, ‘Oumuamua merupakan komet antarbintang tanpa ekor yang tampak bagi pengamat. Ini bisa terjadi jika ‘Oumuamua melepas gas tanpa banyak debu yang bisa memantulkan cahaya Matahari ke pengamat.

Baca juga:  2019 MO, Asteroid Mini yang Jatuh ke Bumi

Telaah berbeda muncul dari Roman Rafikov dari Universitas Cambridge, UK dan Institute for Advanced Study di Princeton, US. Jika ‘Oumuamua adalah komet dan percepatan disebabkan oleh proses lepasnya gas dan debu saat dekat Matahari, maka seharusnya terjadi evolusi rotasi yang sangat cepat. Dengan demikian, saat ‘Oumuamua melintasi Tata Surya, seharusnya terjadi perubahan rotasi yang sangat cepat. Kondisi ini tidak sesuai dengan rotasi ‘Oumuamua yang stabil dari hasil pengamatan. Argumentasi inilah yang digunakan juga oleh Shmuel Bialy dan Avi Loeb dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics dalam penelitian mereka untuk menelaah penyebab lain terjadinya percepatan pada ‘Oumuamua.

Objek Antarbintang atau Pesawat Antariksa

Ilustrasi wahana IKAROS milik Jepang. Kredit: Andrzej Mirecki
Ilustrasi wahana IKAROS milik Jepang. Kredit: Andrzej Mirecki

Misteri percepatan ‘Oumuamua tak pelak menghadirkan spekulasi lain.  Objek cerutu ini merupakan pesawat antariksa atau sampah antariksa yang melintasi Tata Surya. Ide ini dikemukakan oleh Shmuel Bialy dan Avi Loeb dalam makalah mereka untuk diterbitkan pada Astrophysical Journal Letters. Meskipun demikian, makalah ini masih belum selesai dievaluasi dalam proses penilaian sejawat untuk diterbitkan.

Dalam penelitian ini, Shmuel dan Avi menduga kalau tekanan radiasi Matahari merupakan penyebab percepatan tersebut. Tekanan radiasi ini sangat kecil tapi bisa memberi pengaruh yang signifikan pada objek massa rendah dengan area yang cukup besar. Jadi, semakin besar sebuah benda, tekanan juga semakin kuat. Jika massanya tidak cukup maka gaya yang diberikan akan menghasilkan percepatan. Efek tekanan radiasi tersebut sudah ditemukan pada beberapa asteroid kecil.

Menurut duo peneliti ini, percepatan ‘Oumuamua bisa terjadi jika bentuknya bukan cerutu melainkan lembaran tipis materi dengan ketebalan hanya 0,3 — 0,9 milimeter dan lebar sekitar 30 meter. Lembara ini tidak selalu berupa lembaran datar. Bisa saja bentuknya berupa lengkungan, kerucut atau ellips.  Asumsi ini diambil karena hasil pengamatan belum bisa menghasilkan citra yang jelas dari bentuk ‘Oumuamua.

Jika tekanan radiasi merupakan gaya yang mempercepat ‘Oumuamua, maka objek ini akan memiliki klasifikasi baru dari materi antarbintang yang tipis. Materi ini terbentuk pada medium antarbintang atau di piringan protoplanet.

Kemungkinan tekanan radiasi juga diteliti oleh Marco Micheli. Untuk ‘Oumuamua, percepatan yang diamati memperlihatkan kerapatan yang rendah, 3-4 kali lebih rendah dari kerapatan yang ada pada asteroid seukuran ‘Oumuamua di Tata Surya. Karena itu kemungkinan tekanan radiasi belum bisa menjelaskan percepatan pada objek antarbintang 1I/2017 U1.

Penjelasan lain juga dikemukakan oleh Shmuel dan Avi yang melibatkan benda artifisial. Duo astronom ini mengemukakan kemungkinan ‘Oumuamua merupakan pesawat asing atau setidaknya sampah antariksa sisa pesawat asing yang memanfaatkan tenaga Matahari untuk mencapai kecepatan tinggi tanpa roket. Pesawat tersebut diduga mirip wahana IKAROS milik Jepang yang diluncurkan tahun 2010 serta serupa dengan ide proyek StarShot maupun LightSail atau Layar Ringan yang sedang dikembangkan oleh Planetary Society.

Idenya, tempatkan kargo pada layar super ringan yang mampu memantlkan cahaya, dan biarkan tekanan radiasi Matahari mendorong wahana tersebut.

Baca juga:  Rosetta: Misi Ambisius Menelusuri Masa Lalu Tata Surya

Mencari Jawaban

Jika ‘Oumuamua adalah komet, meskipun kita tidak bisa mengamati keberadaan ekornya, bukan berarti tidak ada gas dan debu yang lepas saat dekat matahari. Ingat! ‘Oumuamua berasal dari ruang antarbintang dari arah Vega di rasi Lyra. Diduga, objek ini sudah menjelajah selama beberapa ratus juta tahun. Itu artinya ‘Oumuamua sudah terpapar sinar kosmis yang mengubah komposisi kimia permukaannya dan materi yang dilepaskan.

Selama perjalanan panjangnya, debu yang ada di ‘Oumuamua mungkin sudah terlepas dan hanya menyisakan gas. Jika demikian tentu sulit bagi pengamat untuk melihat gas. Apalagi ‘Oumuamua ditemukan saat meninggalkan Tata Surya dan sudah meredup.

Jika ‘Oumuamua merupakan wahana layar ringan seperti spekulasi Shmuel Bialy dan Avi Loeb, maka perubahan kecerlangan secara periodik yang teramati akan sulit untuk dijelaskan. Selain itu, meskipun kecepatan ‘Oumuamua 26 km/detik sudah terhitung cepat, untuk ukuran pesawat antariksa masih termasuk lambat. Proyek StarShot direncanakan akan bergerak dengan kecepatan 45.000 – 60.000 km/jam., sedangkan Wahana Juno yang mengunjungi Jupiter kecepatannya 73,6 km/detik.

Jadi, penjelasan apa yang tepat untuk ‘Oumuamua?

Sepertinya kita tidak akan bisa memperoleh jawabannya saat ini karena objek antarbintang tersebut sudah menjauhi Tata Surya dan sulit untuk diamati.  Tapi, ‘Oumuamua bukan satu-satunya objek antarbintang yang berhasil diamati berada di Tata Surya. Pengamatan objek lainnya yang berkunjung di Tata Surya kelak akan dapat mengungkap cerita anomali yang terjadi pada ‘Oumuamua.

Apakah ‘Oumuamua objek alami atau artifisial? Jawaban saat ini, ‘Oumuamua adalah objek alami dari ruang antarbintang dan bukan wahana layar ringan atau pecahan pesawat antariksa.

 

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini