fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Februari 2018

Fenomena Langit Bulan Februari 2018

Pesta Gerhana Bulan Total a.k.a Bulan Super Darah Biru usai sudah. Akan tetapi, langit tak pernah berhenti menyajikan berbagai objek menarik dalam fenomena langit bulan februari untuk diamati. Setidaknya pengamat bisa menikmati kehadiran Mars, Jupiter dan Saturnus sebelum Matahari terbit serta kehadiran Segitiga Musim Dingin Sirius, Betelguese dan Procyon.

Planet

Fenomena langit bulan Februari 2018. Jejak Bulan dari tanggal 7 - 12 Februari 2018 dan pertemuannya dengan Jupiter, Mars dan Saturnus. Kredit: in-the-sky.org
Fenomena langit bulan Februari 2018. Jejak Bulan dari tanggal 7 – 12 Februari 2018 dan pertemuannya dengan Jupiter, Mars dan Saturnus. Kredit: in-the-sky.org

Merkurius & Venus. Selama awal bulan Februari, Merkurius dan Venus tidak dapat diamati dengan mudah oleh pengamat di Bumi. Merkurius memulai bulan Februari di ufuk timur dan terbit satu jam sebelum fajar menyingsing, dan terus mendekati Matahari sampai saat konjungsi superiornya dan akhirnya menghilang di balik Sang Surya. Venus, justru bisa ditemukan di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Meskipun demikian, kedua planet masih sangat rendah di ufuk sehingga sulit diamati. Baru pada pertengahan Februari, Venus yang terus menanjak naik mulai teramati, disusul Merkurius yang posisinya juga sangat rendah di ufuk barat. Keduanya akan berkonjungsi dekat pada akhir bulan Februari.

Mars, Jupiter dan Saturnus. Ketiga planet ini akan tampak selama bulan Februari mulai lewat tengah malam sampai fajar menyingsing. Jupiter menjadi pembuka dari rangkaian ketiga planet di malam hari. Planet terbesar di Tata Surya ini akan terbit tengah malam, disusul Mars dan Saturnus. Ketiga planet juga akan berkonjungi dengan Bulan dimulai oleh Jupiter pada tanggal 8 Februari, disusul Mars keesokan harinya dan Saturnus pada tanggal 12 Februari.  Selama bulan Februari, Mars bisa ditemukan di rasi Scorpius pada awal bulan dan terus bergerak turun ke rasi Ophichus sampai akhir bulan. Jupiter dan Saturnus akan tampak berada di rasi Libra dan Sagittarius selama bulan Februari.

Uranus & Neptunus. Bagi yang punya teleskop, kedua planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan Februari setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Planet Uranus bisa diamati lewat teleskop selama bulan Februari di rasi Pisces. Sementara itu, Neptunus akan bergerak turun mengejar Matahari dan menghilang di balik cahaya senja sejak pertengahan Februari. Neptunus akan bertemu dengan Bulan pada tanggal 17 disusul pertemuan dengan Venus pada tanggal 21 Februari.

Kedua planet ini tidak dapat diamati dengan mata tanpa alat. Jadi, siapkan teleskop dan cari lokasi yang cukup gelap.

Bulan

Awal bulan Februari ditandai dengan kehadiran Bulan yang baru saja melewati fase purnama yang berada pada jarak terdekat dan masyarakat Indonesia baru saja menyaksikan keindahan Gerhana Bulan Total yang memerah di langit malam.

Bulan Februari 2018 juga merupakan Bulan Hitam karena tidak ada purnama yang terjadi selama bulan Februari.

Fase BUlan untuk bulan Februari 2018. Kredit: Wicak Soegijoko.
Fase BUlan untuk bulan Februari 2018. Kredit: Wicak Soegijoko.

7 Februari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

11 Februari.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405.700 km

16 Februari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Desember 2019

23 Februari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

27 Februari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358.994 km.

Gerhana

16 Februari – Gerhana Matahari Sebagian

Penampakan Gerhana Matahari Sebagian 16 Februari 2018 dari Antartika. Kredit: StarWalk
Penampakan Gerhana Matahari Sebagian 16 Februari 2018 dari Antartika. Kredit: StarWalk

Sepanjang tahun 2018, sebagian wilayah di Bumi bisa mengamati peristiwa tertutupnya sebagian wajah Matahari. Selama GMS, lokasi yang dilintasi gerhana hanya akan mengalami peredupan atau berkurangnya cahaya Matahari.

Untuk GMS 15 Februari, hanya pengamat di wilayah Amerika Selatan yang cukup beruntung menyaksikan gerhana tersebut. Itupun hanya sebagian kecil Matahari yang ditutupi Bulan. Beberapa negara yang bisa menyaksikan gerhana sebagian tersebut adalah sebagian wilayah Chile, Argentina, Uruguay, bagian selatan Paraguay dan bagian selatan Brasil.  Pengamat di bagian paling selatan Amerika Selatan termasuk pulau Malvinas bisa menglami berkuranganya 30% cahaya Matahari.  Area lain yang dilintasi adalah lautan Atlantik, lautan Pasifik dan sebagian Antartika.

Ingin melakukan pengamatan? Datangi basis penelitian yang ada di Antartika.

Peristiwa

1 Februari — Bulan — Regulus

Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 1 Februari 2018 pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 1 Februari 2018 pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan cembung besar berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan tampak berpasangan sejak keduanya terbit beriringan setelah Matahari terbenam.  Bulan akan terbit terlebih dahulu pada pukul 19:03 WIB disusul Regulus pukul 19:15 WIB. Keduanya hanya terpisah 2º. Pengamatan bisa dilakukan sampai Matahari terbit.

8 Februari — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 8 Februari 2018 pukul 01:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 8 Februari 2018 pukul 01:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur sampai jelang matahari terbit setelah tengah malam saat keduanya terbit beriringan. Jupiter akan terbit terlebih dahulu pada tanggal 7 Februari pukul 23:45 WIB disusul Bulan semenit kemudian pada pukul 23:46 WIB. Keduanya memasuki hari baru dengan berpasangan dan hanya terpisah 4,7º.

9 Februari — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars tanggal 9 Februari 2018 pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Mars tanggal 9 Februari 2018 pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk

Satu hari setelah Bulan berkonjungsi dengan Jupiter, sekarang giliran planet merah yang bertemu Bulan. Keduanya terbit beriringan dengan Bulan muncul terlebih dahulu di ufuk timur pada pukul 00:30 WIB disusul Mars 18 menit kemudian pada pukul 00:48 WIB. Bulan dan Mars akan tampak terpisah 6,3º di langit sampai fajar menyingsing.

12 Februari — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 12 Februari 2018 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 12 Februari 2018 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Setelah bertemu Mars, kali ini Bulan justru berpapasan dengan Saturnus sejak terbit sampai Matahari terbit. Saturnus terbit terlebih dahulu pad apukul 02:35 WIB disusul Bulan sabit yang sedang berada pada posisi terjauh dari Bumi pada pukul 02:49 WIB, sehingga keduanya hanya terpisah ~4,8º.

17 Februari — Konjungsi Superior Merkurius

Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi superior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang di balik cahaya Matahari. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,9º dari Matahari. Atau, Merkurius berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (116 hari). Peristiwa konjungsi superior Merkurius juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

Baca juga:  Byur, ke Jupiter Komet Tercebur!

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,38 AU dari Bumi. Akibatnya, jika bisa diamati, planet pertama di Tata Surya ini akan tampak sangat kecil dan jauh.

23 Februari — Bulan — Aldebaran

Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 23 Februari 2018 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 23 Februari 2018 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan Perbani Awal dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan tampak berpasangan dekat dan terpisah 2,5º di langit pada tanggal 23 Februari setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam di tengah malam di ufuk barat.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Februari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut.

Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Major, dan Procyon di rasi Canis Mayor yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Tengah malam sampai jelang dini hari ada Regulus di Leo, Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus, dan Arcturus di rasi Bootes.

Peta Bintang 1 Februari 2018

Kampanye Langit Gelap

6 — 15 Januari — Kampanye Globe At Night

Di bulan Februari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk bulan Februari, para pengamat di langit utara maupun selatan yang berada di ekuator akan melakukan pengamatan pada rasi Orion, untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini