fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Januari 2018

Fenomena Langit Bulan Januari 2018

Mengawali tahun 2018, masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan hujan meteor Quadrantid dan gerhana bulan total sebagai salah satu fenomena langit bulan Januari 2018.

Gerhana Bulan Total yang dipotret dari Lampung. Kredit : Jeff Teng
Gerhana Bulan Total yang dipotret dari Lampung. Kredit : Jeff Teng

Planet

Merkurius, Mars, & Jupiter. Di awal Januari, Merkurius kembali menyapa pengamat di pagi hari sebelum Matahari terbit, menemani Mars dan Jupiter. Selama bulan Januari, Merkurius akan tampak di rasi Ophiuchus dan kemudian bergerak ke rasi Sagittarius dan di akhir bulan, planet terdekat ini sudah berada di rasi Capricornus bersama Venus.  Pada awal bulan Januari, Merkurius akan mencapai elongasi barat maksimumnya dan berada pada titik tertinggi di langit timur. Setelah itu, Merkurius akan perlahan-lahan menuju Matahari dan terbit makin mendekati terbitnya sang mentari.

Mars dan Jupiter akan terbit beriringan di ufuk timur setelah lewat tengah malam.  Selama bulan Januari, Mars akan tampak bergerak turun mendekati Jupiter yang terus menanjak naik dan berpapasan dekat tanggal 7 Januari. Di awal Januari keduanya berada di rasi Libra, namun Mars yang kecerlangannya 1,4 magnitudo ini semakin menjauhi Jupiter dan akhirnya bergeser ke rasi Scorpius.

Pada tanggal 12 Januari, si planet merah ini akan berpapasan cukup dekat dengan Bulan dan sehari kemudian giliran Jupiter yang berpapasan dekat. Keduanya bisa diamati mulai lewat tengah malam

Venus. Bintang kejora ini akan menghilang di balik Matahari saat konjungsi superior pada awal Januari. Memasuki penghujung Januari, Venus tampak sangat rendah di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Meskipun demikian, masih sulit untuk menemukan planet yang satu ini karena pendar cahaya senja yang maish tersisa setelah Matahari terbenam.

Saturnus. Planet cincin satu ini tidak akan dapat diamati pada awal bulan Januari. Namun, Saturnus akan terus menanjak naik di langit dan mulai tampak di langit timur sebelum fajar menyingsing. Pada tanggal 13 Januari, Saturnus akan berpasangan dengan Merkurius di ufuk timur sebelum Matahari terbit.

Uranus & Neptunus. Bagi yang punya teleskop, kedua planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan Januari setelah Matahari terbenam sampai tengah malam. Neptunus akan bertemu Bulan pada tanggal 20 Januari, disusul Uranus pada tanggal 23 Januari. Kedua planet ini tidak dapat diamati dengan mata tanpa alat. Jadi, siapkan teleskop dan cari lokasi yang cukup gelap.

Bulan

Awal bulan Januari akan ditandai dengan kehadiran Bulan purnama perigee yang dikenal sebagai Bulan Super.

2 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 355.565 km.

2 Januari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Bulan Purnama 2 Januari sekaligus juga Bulan Purnama Perigee karena Bulan sedang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi.

9 Januari. Bulan Perbani Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

17 Januari. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

15 Januari.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.464 km

25 Januari. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

30 Januari. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358.994 km.

Baca juga:  Tianwen-1, Misi Mars Dari Negeri Tirai Bambu

31 Januari. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Bulan Purnama kedua yang dikenal juga sebagai Blue Moon atau Bulan Biru. Selain itu Bulan purnama 31 Januari merupakan Bulan Purnama Perigee dan pada tanggal yang sama akan terjadi Gerhana Bulan Total. Peristiwa ini bisa dijuluki sebagai Bulan Super Darah Biru.

Hujan Meteor

4 Januari Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid 4 Januari 2018 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Quadrantid 4 Januari 2018 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Tahun 2018 akan diawali oleh pertunjukkan hujan meteor Quadrantid di langit dari tanggal 28 Desember – 12 Januari. Puncak hujan meteor Quadrantid akan berlangsung tanggal 4 Januari 2018 pukul 04:00 WIB dini hari. Hujan meteor Quadrantid tampak muncul dari rasi Bootes yang terbit pukul 03:00 WIB di arah timur laut. Berbeda dengan hujan meteor lainnya, puncak hujan meteor Quadrantid hanya terjadi beberapa jam.

Saat malam puncak pengamat bisa menikmati setidaknya 50-120 meteor per jam. Akan tetapi, bagi pengamat di belahan Bumi Selatan, hujan meteor Quadrantid tidak sebaik pengamat di Utara dan banyaknya meteor yang bisa dinikmati juga lebih sedikit. Apalagi untuk tahun 2018, Bulan akan jadi sumber polusi cahaya utama karena baru melewati fase purnama atau cembung besar ~ 99%.

Gerhana

31 Januari – Gerhana Bulan Total

Skema Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018. Kredit: langitselatan
Skema Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018. Kredit: langitselatan

GBT 31 Januari akan jadi gerhana pertama dalam rangkaian gerhana tahun 2018. Peristiwa GBT 31 Januari secara umum dapat diamati dari seluruh Indonesia sejak Bulan terbit. Khusus untuk sebagian daerah Indonesia bagian barat, Bulan terbit setelah terjadinya kontak pertama ketika Bulan sudah mulai memasuki kerucut penumbra Bumi. Pada saat ini tidak banyak perubahan yang terlihat karena hanya terjadi peredupan.

Saat gerhana Bulan total, Bulan akan memasuki bayangan Bumi dan tampak kemerahan bagi pengamat di Bumi. Untuk GBT 31 Januari, Bulan akan mulai memasuki bayangan Bumi pukul 18:48 WIB dan menghabiskan waktu 3 jam 22 menit dalam umbra Bumi. Keseluruhan gerhana bulan akan terjadi selama 5 jam 17 menit dengan durasi gerhana total 1 jam 16 menit 4 detik. Proses gerhana dimulai sejak matahari terbenam sampai tengah malam dan puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 20:31 WIB.

Peristiwa GBT 31 Januari 2018 bisa diamati dari Asia termasuk Indonesia, sebagian wilayah Eropa, Rusia, Australia, wilayah Pasifik, serta wilayah Amerika barat dan utara.

Peristiwa

2 Januari — Elongasi Barat Maksimum

Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan
Elongasi Barat terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 22,7º. Artinya, Merkurius akan berada tinggi 22,7º di arah timur Matahari. Merkurius akan terbit pukul 04:04 WIB, ~1,5 jam sebelum Matahari terbit pada pukul 05:38 WIB.

4 Januari — Perihelion

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Artinya ada saat dimana Bumi berada pada titik terdekatnya dengan Matahari dan ada kalanya Bumi berada sangat jauh dari Matahari. Pada tanggal 3 Januari, Bumi berada di titik terdekat dengan matahari pada jarak 0,98 AU atau 147,100,176 km dari Matahari.

5 Januari — Bulan — Regulus

Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 5 Januari 2018 pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 5 Januari 2018 pukul 23:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan cembung besar berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan tampak berpasangan sejak keduanya terbit beriringan sebelum tengah malam. Regulus akan terbit terlebih dahulu pada pukul 21:01 WIB disusul Bulan pukul 21:20 WIB. Keduanya hanya terpisah 4,7º. Pengamatan bisa dilakukan sampai Matahari terbit.

7 Januari — Mars — Jupiter

Pasangan Mars Jupiter tanggal 7 Januari 2018 pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars Jupiter tanggal 7 Januari 2018 pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk

Mars dan Jupiter bisa diamati sejak keduanya terbit bersama-sama pada pukul 01:38 dini hari dan hanya terpisah 0,2º di langit.

9 Januari — Konjungsi Superior Venus

Konjungsi Superior Venus. Kredit: langitselatan
Konjungsi Superior Venus. Kredit: langitselatan

Venus akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga bintang kejora ini menghilang di balik cahaya Matahari. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Venus dan Bumi. Atau, Venus berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (584 hari). Peristiwa konjungsi superior Venus juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.

Baca juga:  Mars Berpotensi Ditabrak Asteroid di Awal Tahun 2008

Ketika Venus sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,74 AU dari Bumi. Akibatnya, jika bisa diamati, bintang kejora ini akan tampak sangat kecil dan jauh.

11 Januari — Bulan — Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 11 Januari pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter tanggal 11 Januari pukul 02:30 WIB. Kredit: Star Walk

 

Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur setelah tengah malam saat keduanya terbit beriringan. Bulan perbani akhir akan terbit terlebih dahulu pada pukul 01:06 WIB disusul Jupiter ~20 menit kemudian pada pukul 01:26 WIB. Keduanya hanya terpisah 4,7º.

13 Januari — Merkurius — Saturnus

Pasangan Merkurius dan Saturnus tanggal 13 Januari pukul 04:45 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Saturnus tanggal 13 Januari pukul 04:45 WIB. Kredit: Star Walk

Pasangan Merkurius Saturnus ini akan berada di rasi Sagittarius dan keduanya sudah tampak berpasangan sejak terbit beriringan pada pukul 04:17 WIB dan 04:20 WIB dan hanya terpisah 0,7º di langit.

15 Januari — Bulan — Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 15 Januari pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 15 Januari pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Setelah bertemu Merkurius, kali ini Saturnus justru berpapasan dengan Bulan sejak terbit sampai Matahari terbit. Bulan sabit tipis akan terbit lebih dahulu pada pukul 04:06 WIB dan disusul oleh Saturnus pada pukul 04:13 WIB, sehingga keduanya hanya terpisah ~0,8º.

27 Januari — Bulan — Aldebaran

Pasangan Bulan dan Aldebaran bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran bisa diamati sejak Matahari terbenam. Kredit: Star Walk

Bulan Perbani Awal dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan tampak berpasangan sangat dekat, hanya terpisah 1,4º di langit pada tanggal 27 Januari setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam di ufuk barat. Aldebaran akan terbenam lebih dahulu pada pukul 01:52 WIB disusul Bulan pukul 02:10 WIB.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan Januari menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Tenggara ke Barat Laut.

Setelah Matahari terbenam, ada Capella di rasi Auriga, Betelguese dan Rigel di rasi Orion, Aldebaran di rasi Taurus, Canopus di rasi Carina, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Major, dan Procyon di rasi Canis Mayor yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Tengah malam sampai jelang dini hari ada Regulus di Leo, Spica di Virgo, Crux, Rigel Kentaurus di Centaurus, dan Arcturus di rasi Bootes.

Peta Bintang 1 Januari 2018

Peta Bintang 15 Januari 2018

Kampanye Langit Gelap

6 — 15 Januari — Kampanye Globe At Night

Di bulan Januari, Kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya. Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.

Untuk bulan Januari, para pengamat di langit utara maupun selatan yang berada di ekuator akan melakukan pengamatan pada rasi Orion, untuk mengetahui seberapa banyak bintang di rasi tersebut yang tampak.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini