fbpx
langitselatan
Beranda » Palung Kelahiran Bintang di Nebula Sharpless 29

Palung Kelahiran Bintang di Nebula Sharpless 29

Sebuah foto bisa bercerita banyak tentang kehidupan di alam semesta. Cerita itu bisa ditemukan dalam citra nebula Sharpless 29, salah satu palung kelahiran bintang di alam semesta yang dipotret kamera OmegaCAM yang dipasang pada Teleskop Survei VLT (Very Large Telescope) milik ESO.

Palung kelahiran bintang Sharpless 29 dan salah satu yang tampak adalah nebula NGC 6559. Kredit: ESO/M. Kornmesser
Palung kelahiran bintang Sharpless 29 dan salah satu yang tampak adalah nebula NGC 6559. Kredit: ESO/M. Kornmesser

Potret yang dihasilkan OmegaCAM bercerita tentang banyak hal, di antaranya adalah gas dan debu kosmik yang memantulkan, menyerap dan memancarkan kembali cahaya dari bintang-bintang muda di dalam nebula.

Kamera OmegaCAM yang dipasang pada teleskop VLT 2,6 meter di Cerro Paranal, Chille ini memiliki kemampuan untuk memotret area langit dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari ultraungu (350 nm) sampai inframerah (1000 nm).

Salah satu yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk memotret garis spektrum H-alpha yang terbentuk saat ekektron dalam atom hidrogen kehilangan energinya. OmegaCam ini bisa memotret area langit dnegan medan pandang 1 x 1 derajat atau 256 juta piksel! Itu artinya, kita bisa memotret puluhan ribu bintang dan galaksi dalam berbagai panjang gelombang.

Menarik? Yuk disimak.

NGC 6559 di Nebula Sharpless 29

Area kelahiran bintang yang dipotret OmegaCAM ini dikenal sebagai Sharpless 29 atau Sh 2-29. Palung kelahiran bintang ini berada 5500 tahun cahaya dari Bumi di rasi Sagittarius, si pemanah. Kalau dicari di langit, Sharpless 29 bisa ditemukan sebagai tetangga Nebula Lagoon yang sama-sama berada di area busur sang pemanah.

Nama Sharpless merupakan nama katalog untuk wilaya HII atau awan gas yang terionisasi (nebula emisi) dengan tingkat kelahiran bintang yang tinggi. Katalog ini terdiri dari 313 wilayah HII dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1953 dengan 142 nebula. Edisi kedua dan yang terakhir dengan 312 objek diterbitkan pada tahun 1959 oleh Stewart Sharpless. Selain wilah HII, katalog edisi kedua juga memuat nebula planetari dan reruntuhan supernova.

Sharpless 29 merupakan salah satu awan antarbintang dengan gas terionisasi dimana bintang-bintang terbentuk. Di dalamnya terdapat beberapa wilayah dengan angka kelahiran bintang yang tinggi seperti NGC 6559, yang tampak di pusat Sh 2-29 ini.

Ukuran NGC 6559 hanya beberapa tahun cahaya. Tapi, di wilayah ini terdapat gas hidrogen yang jadi materi utama pembentukan bintang. Ketika materi yang ada dalam nebula ini bergabung dan massanya sudah cukup besar, maka akan terjadi keruntuhan gravitasi yang pada akhirnya memicu terjadinya reaksi termonuklir dan lahirlah sebuah bintang baru. Reaksi atom hidrogen yang bergabung jadi helium inilah yang melepaskan energi dan menyebabkan bintang bersinar.
Dalam citra yang diambil oleh OmegaCAM, usia bintang-bintang muda yang panas ini tak lebih dari 2 juta tahun! Untuk ukuran astronomi, 2 juta tahun itu masih sangat muda. Seperti bayi yang baru lahir.

Baca juga:  Misi Mustahil: Mengamati Bintang Yang Harusnya Tidak Ada

Bintang-bintang tersebut memancarkan radiasi energi tinggi yang memanaskan gas dan debu yang ada di sekelilingnya. Di sisi lain, ada angin bintang yang juga dilepaskan dan menyapu gas dan debu di sekitarnya.

Kalau diperhatikan, bentuk NGC 6559 seperti busur berwarna merah dengan area berwarna biru di pusat dan wilayah gelap seperti rongga di antara bintang-bintang. Rongga di wilayah ini terbentuk akibat interaksi sistem bintang ganda energetik di nebula tersebut. Pada kenyataannya, rongga tersebut terus mengembang dan menyebabkan materi antar bintang menumpuk di satu area dan membentuk busur merah yang kita lihat pada citra. Awan ini tampak bersinar terang karena dibombardir oleh cahaya ultraungu dari bintang-bintang muda.

Cahaya warna merah yang tampak pada citra Sharpless 29 berasal dari emisi gas hidrogen sementara warna biru merupakan cahaya yang dipantulkan dan didistribusikan oleh partkel-partikel debu. Selain cahaya yang dipancarkan dan dipantulkan, absorpsi atau penyerapan juga terjadi di palung kelahiran bintang raksasa ini.

Apa yang terjadi?

Petak-petak debu menghalangi cahaya yang mengarah ke pengamat. Akibatnya, kita tidak bisa melihat bintang-bintang yang berada di baliknya. Sementara itu, pita debu yang menghalangi sebagian cahaya akan tampak membentuk struktur garis-garis gelap di awan.
Tak pelak, lingkungan palung kelahiran bintang NGC 6559 jadi taman belajar bagi para astronom. Di sini semuanya bisa dipelajari. Pembentukan bintang dan proses yang memicu kelahiran bintang, pengaruh bintang lain pada gas dan debu di awan antarbintang, gangguan yang terjadi pada medan magnetik, adalah sebagian dari kisah yang bisa diungkap untuk dipelajari.

Tapi, ada masalah lain. Bintang – bintang muda yang masif tak punya waktu lama. Usianya pendek dan mereka akan segera mengakhiri hidupnya dalam ledakan dasyat supernova, menyisakan puing-puing gas dan debu. Dalam kisaran 10 juta tahun, puing-puing supernova itu akan tersapu dan menyisakan gugus bintang terbuka. Gugus ini hanya terdiri dari beberapa ribu bintang muda dengan usia hampir sama.

Kisah bintang-bintang ini tidak saja memperkaya pengetahuan kita tapi juga membawa kita menelusuri masa lalu alam semesta.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini