fbpx
langitselatan
Beranda » Jangan Lewatkan Hujan Meteor Geminid 2017!

Jangan Lewatkan Hujan Meteor Geminid 2017!

Akhiri tahun 2017 dengan semarak kembang api alama di angkasa saat malam puncak hujan meteor Geminid!

Sebelum tahun 2017 berakhir, ada dua hujan meteor yang masih akan menyapa pengamat langit malam di Bumi. Hujan meteor tahunan Geminid dan Ursid.  Akan tetapi untuk hujan meteor Ursid akan sulit diamati dari Indonesia. Rasi Ursa Minor yang jadi radian atau arah datang meteor baru terbit hampir bersamaan dnegan terbitnya Matahari pagi.  Untuk Geminid, seluruh masyarakat Indonesia bisa mengamati hujan meteor yang satu ini.

Hujan meteor Geminid 14 Desember 2017 pukul 21:30 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Geminid 14 Desember 2017 pukul 21:30 WIB. Kredit: Star Walk

Sebagai hujan meteor terbaik yang bisa diamati setiap tahun dari Bumi, Geminid akan jadi atraksi menarik di langit malam nan gelap jika cuaca bersahabat a.k.a langit cerah. Untuk pengamat, Geminid termasuk hujan meteor dengan laju meteor yang tinggi yakni 120 meteor per jam saat mencapai puncak. Itu pun jika cuaca cerah dan pengamat berada jauh dari polusi cahaya.

Setiap tahun, hujan meteor Geminid berlangsung dari tanggal 4 – 17 Desember dengan puncak pertunjukkan di langit malam terjadi antara tanggal 12 – 14 Desember. Untuk tahun 2017, menurut International Meteor Organization, puncak hujan meteor Geminid akan terjadi tanggal 14 Desember pukul 06:30 UT atau 13:30 WIB.

Asal Usul

Hujan meteor Geminid pertama kali teramati pada tahun 1862 oleh R. P. Greg dari Manchester, Inggris, dan baru tahun 1983 asal usul Geminid akhirnya terungkap. Sumber hujan meteor yang satu ini bukan komet melainkan asteroid.

Kilatan cahaya yang tampak datang dari rasi Gemini tersebut merupakan puing-puing asteroid 3200 Phaethon yang berasal dari keluarga asteroid Apollo dan Pallas. Ketika Bumi melintas di antara puing-puing asteroid 3200 Phaethon, sisa asteroi tersebut memasuki atmosfer Bumi, terbakar dan bergerak cepat melintasi langit dengan kecepatan 35 km/detik.

Asteroid 3200 Phaethon yang jadi sumber meteor Geminid ini mengelilingi Matahari setiap 1,4 tahun dan berpapasan dengan Bumi pada jarak aman. Pada tahun 2017, asteroid 3200 Phaethon akan berpapasan dekat dengan Bumi tanggal 16 Desember 2017 pada jarak 0,06 AU. Hujan meteor Geminid merupakan salah satu hujan meteor yang cukup kuat dan menarik perhatian para pengamat. Bahkan ia semakin kuat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh gravitasi Jupiter yang mengganggu aliran puing-puing Phaethon dan menyebabkan mereka bergeser mendekati orbit Bumi.

Pengamatan

Bagi pengamat yang hendak berburu hujan meteor Geminid, rasi kembar Gemini terbit pukul 20:00 WIB dan akan mencapai titik kulminasi atau tepat di zenit pada pukul 01:44 WIB. Karena puncak hujan meteor Geminid terjadi tanggal 14 Desember siang, pengamatan sudah bisa dilakukan sejak tanggal 13 – 15 Desember.

Waktu terbaik untuk pengamatan bisa dimulai ketika rasi Gemini sudah beranjak naik dari ufuk timur dan cukup tinggi dari horison atau setelah pukul 22:00 WIB. Meskipun arah datang meteor dari rasi Gemini, pengamat bisa melihat lintasan meteor Geminid di semua arah. Rasi Gemini bisa ditemukan di arah timur laut rasi Orion si pemburu.

Baca juga:  Dawn, Perjalanan Menuju Masa Lalu

Bulan tidak akan mengganggu pengamat karena sedang menuju fase Bulan baru dan terbit lewat tengah malam. Untuk pengamatan tanggal 13 Desember malam, Bulan baru terbit tanggal 14 Desember dini hari pukul 02:25 WIB, dan untuk pengamatan keesokan harinya, Bulan terbit pukul 03:07 WIB.

Pengamatan pada tanggal 14 dan 15 Desember dini hari akan menyajikan juga pertemuan Bulan dan Mars serta Bulan dan Jupiter di ufuk timur sebelum fajar menyingsing.

Jadi, siapkan peta langit, jaket, kopi atau mungkin coklat panas, penganan ringan, senter merah, kemudian pergilah ke area yang bebas polusi cahaya dan amati langit di atasmu!

Selamat berburu Geminid. Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

2 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Kak, hujan meteor ini setiap tahunnya selalu di Bulan Desember yah kak? Kenapa bisa?

    • Sebuah komet saat mendekat ke matahari, akan menjadi hangat dan meninggalkan puing-puing batuan dan es sepanjang orbitnya. Saat bumi melewati puing-puing tersebut, bumi akan “menabrak” puing batu dan es tersebut. Puing yang jatuh ke atmosfer akan terbakar, bersinar, dan menghasilkan hujan meteor yang kita tahu. Tempat bumi menabrak puing-puing tersebut, adalah perpotongan orbit bumi dan komet itu (lihat gambar). Tempat itu tidak berubah dari tahun ke tahun, sehingga waktu hujan meteor terjadi akan sama setiap tahunnya. https://uploads.disquscdn.com/images/2922eb1f02b662dc1c0f2ee99934d9ac47702b218e22f9228f91f180f1fe42cb.jpg