fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan November 2017

Fenomena Langit Bulan November 2017

Menuju akhir tahun, trio Venus, Mars & Jupiter kala fajar dan duo Merkurius dan Saturnus saat senja akan menemani pengamat dalam fenomena langit bulan November 2017.

Planet

Venus, Mars & Jupiter. Trio planet terang ini akan menemai pengamat sebelum fajar menyingsing selama bulan November.  Mars terbit lebih dahulu di ufuk timur, disusul Venus dan Jupiter. Planet merah ini bisa ditemukan di rasi Virgo dengan kecerlangan 1,8 magnitudo. Mars akan terus menanjak naik di sepanjang bulan November dan memasuki paruh kedua November, ia akan berpapasan dekat dengan Bulan pada tanggal 15 November.

Venus masih terus turun menuju ufuk timur di sepanjang bulan November. Bintang Kejora ini bisa diamati rasi Virgo sebelum kemudian melintas ke rasi Libra, si timbangan dengan kecerlangan -3.8 magnitudo. Jupiter, planet terbesar di Tata Surya ini akan tampak menanjak naik di ufuk timur selama bulan November dengan kecerlangan -1,5 magnitudo.

Pada tanggal 13 November, Venus yang turun makin mendekati Matahari bertemu Jupiter yang sedang menanjak naik dengan jarak hanya 0,5º.  Empat hari kemudian pada tanggal 17 November, kedua planet ini bertemu Bulan dan tampak membentuk segitiga di langit fajar.

Merkurius dan Saturnus. Setelah Matahari terbenam, ada Merkurius dan Saturnus. Merkurius akan tampak rendah di ufuk barat di awal November namun terus menanjak naik setiap harinya menuju elongasi timur maksimumnya pada tanggal 24 November. Dalam perjalanannya, Merkurius akan berpapasan dengan Antares pada tanggal 12 & 13 November serta membentuk segitiga bersama Bulan dan Saturnus pada tanggal 20 November. Keesokan harinya, Saturnus, bulan dan Merkurius akan tampak membentuk garis lurus di langit.

Selama bulan November, Merkurius dengan kecerlangan -0,3 magnitudo akan tampak bergerak dari rasi Libra ke Scorpius dan berakhir di rasi Sagittarius di mana planet ini bertemu Saturnus. Planet cincin ini akan tampak melintasi Ophiuchus menuju Sagittarius dengan kecerlangan 0,5 magnitudo.

Uranus & Neptunus. Bagi yang punya teleskop, kedua planet es raksasa ini akan tampak sepanjang bulan November setelah Matahari terbenam sampai jelang fajar. Uranus akan bertemu Bulan pada tanggal 3 dan 30 November sedangkan Neptunus akan bertemu Bulan pada tanggal 27 November. Kedua planet ini tidak dapat diamati dengan mata tanpa alat. Jadi, siapkan teleskop dan cari lokasi yang cukup gelap.

Bulan

Fase Bulan untuk November 2017. Kredit: Wicak Soegijoko
Fase Bulan untuk November 2017. Kredit: Wicak Soegijoko

Awal bulan November akan ditandai dengan kehadiran Bulan cembung besar menuju purnama.

4 November. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.

Untuk Bumi belahan utara, Bulan Purnama tanggal 4 November juga dianggap sebagai Bulan Berburu atau Hunters Moon. Ini terkait dengan budaya para pemburu yang pergi berburu setelah Bulan Panen atau Harvest Moon yakni Purnama terdekat dengan ekuinok September.

6 November. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 361.438 km.

10 November. Bulan Perbani Akhir.  Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

18 November. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

21 November.  Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406.132 km

26 November. Bulan Perbani Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.

Hujan Meteor

5 November – Hujan Meteor Taurid Selatan

Hujan Meteor Taurid Selatan tanggal 5 November pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Taurid Selatan tanggal 5 November pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor minor ini memang hanya menghasilkan 5-10 meteor di malam puncaknya, dan berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke.  Hujan meteor yang tampak dari rasi Taurus ini akan berlangsung dari tanggal 10 September – 20 November dengan puncak untuk tanggal 5 November. Saat puncak, pengamat bisa menikmati setidaknya 5 meteor melintas setiap jam dengan kecepatan 27 km/detik.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Desember 2018

Hujan meteor Taurid Selatan akan sulit diamati karena Bulan sedang dalam fase cembung besar, satu hari setelah purnama. Tanggal 5 November Bulan sedang berada di rasi Taurus sehingga cahaya Bulan akan menjadi polusi cahaya utama dalam pengamatan.

12 November – Hujan Meteor Taurid Utara

Hujan Meteor Taurid Utara tanggal 12 November pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Taurid Utara tanggal 12 November pukul 21:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor Taurid Utara juga tampak datang dari rasi Taurus dan dimulai dari tanggal 20 Oktober – 10 Desember dengan puncak pada tanggal 12 November.

Saat malam puncak, Hujan Meteor Taurid Utara akan menghiasi langit dengan 5 meteor per jam dengan laju 29 km/detik. Selain hujan meteor Taurid Utara yang sedang mencapai puncak, pengamat juga bisa mengamati hujan meteor Taurid Selatan yang masih berlangsung sampai 20 November.

Kombinasi Hujan meteor Taurid Utara dan Selatan memberikan tontonan menarik bagi para pengamat langit malam. Rasi Taurus terbit setelah Matahari terbenam dan bisa dilihat di arah timur dan terus naik menuju zenit dan ke arah barat, sebelum akhirnya hilang di balik cahaya Matahari yang baru saja terbit.

Bulan sabit baru akan terbit di timur pukul 00:44 WIB dini hari, dan tidak akan banyak memberi gangguan bagi pengamat seperti halnya Bulan Purnama.

17-18 November – Hujan Meteor Leonid

Hujan Meteor Leonid tanggal 17 November pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Leonid tanggal 17 November pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor Leonid berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle dan akan tampak dari rasi Leo si singa dengan kecepatan 71 km / detik. Hujan meteor Leonid berlangsung mulai 6 – 30 November dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 November dengan 15 meteor setiap jamnya.  Dulu hujan meteor Leonid pernah tampak luar biasa dengan badai meteornya, akan tetapi sekarang hujan meteor Leonid hanya menyisakan 15 meteor per jam saat puncak. Puncak hujan meteor dengan ratusan meteor per jam hanya terjadi 33 tahun sekali dan yang terakhir terjadi tahun 2001.

Rasi Leo terbit tengah malam dan Bulan baru terbit pukul 04:25 WIB dini hari, sehingga pengamatan bisa dilakukan bebas dari cahaya Bulan.

Peristiwa

2 November — Venus — Spica

Pasangan Venus dan Spica tanggal 2 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Venus dan Spica tanggal 2 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Venus dan Spica bisa diamati sejak keduanya terbit beriringan di ufuk timur sebelum fajar menyingsing. Keduanya hanya terpisah ~3,5º. Venus terbit pukul 04:41 WIB dan Matahari terbit sekitar 1 jam kemudian. Venus dan Spica akan berada sangat rendah di ufuk timur.

6 November — Bulan — Aldebaran

Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 6 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Aldebaran tanggal 6 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan dan bintang Aldebaran di rasi Taurus akan tampak berpasangan sangat dekat, hanya terpisah 3º di langit pada tanggal 6 November dini hari. Keduanya akan terbit beriringan tanggal 5 November malam, didahului Bulan pada pukul 18:58 WIB dan disusul Aldebaran ~30 menit kemudian. Pasangan Bulan dan Aldebaran bisa diamati sampai fajar menyingsing.

12 November — Bulan — Regulus 

Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 12 November 2017 pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus tanggal 12 November 2017 pukul 02:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan berjumpa dengan Regulus atau alpha Leonis dan tampak terpisah 2,5º di pagi hari sejak Bulan sabit terbit pada pukul 00:44 WIB dan disusul Regulus pukul 00:38 WIB. Pengamatan bisa dilakukan sampai Matahari terbit.

12 – 13 November — Venus — Jupiter

Venus dan Jupiter bisa diamati sejak keduanya terbit beriringan di ufuk timur sebelum fajar menyingsing. Pada tanggal 12 November, kedua planet ini hanya terpisah 1,5º saat keduanya terbit beriringan sebelum fajar. Venus terbit terlebih dahulu pada pukul 04:33 WIB disusul Jupiter pukul 04:38 WIB. Matahari akan terbit pukul 05:21 WIB.

Pada tanggal 13 November, Venus dan Jupiter akan berkonjungsi dengan jarak hanya 0,5º. Venus terbit pukul 04:33 WIB dan disusul Jupiter satu menit kemudian yakni 04:34 WIB. Keduanya bisa diamati di timur dengan ketinggian 13º saat Matahari terbit pukul 05:21 WIB.

13 November — Merkurius — Antares

Pasangan Merkurius dan Antares tanggal 13 November 2017 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Antares tanggal 13 November 2017 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Merkurius dan Antares bisa diamati sejak matahari terbenam. Keduanya hanya terpisah 2,2º dan akan bergerak beriringan menuju ufuk barat. Merkurius terbenam pukul 19:06 WIB disusul Antares 3 menit kemudian.

Baca juga:  Tianwen-1, Misi Mars Dari Negeri Tirai Bambu

15 November — Bulan — Mars

Pasangan Bulan dan Mars tanggal 15 November 2017 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Mars tanggal 15 November 2017 pukul 04:00 WIB. Kredit: Star Walk

Konjungsi terjadi tanggal 15 November saat keduanya terpisah 3,4º di langit timur sebelum Matahari terbit. Bulan sabit tipis terbit lebih dulu pukul 03:00 WIB disusul Mars pada pukul 03:05 WIB.

17 November — Bulan — Venus — Jupiter

Segitiga Bulan, Venus, dan Jupiter tanggal 17 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Segitiga Bulan, Venus, dan Jupiter tanggal 17 November 2017 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan, Venus, dan Jupiter tampak membentuk segitiga di ufuk timur sebelum fajar menyingsing, dan bisa diamati sejak terbit. Bulan akan terbit lebih dahulu pada pukul 04:25 WIB disusul  Jupiter puul 04:22 WIB dan Venus terbit pukul 04:36 WIB. Matahari terbit pukul 05:21 WIB.

20 November — Bulan — Merkurius — Saturnus

Segitiga Bulan, Merkurius dan Saturnus tanggal 20 November 2017 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk
Segitiga Bulan, Merkurius dan Saturnus tanggal 20 November 2017 pukul 18:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis, Merkurius si planet terdekat, dan Saturnus yang terkenal karena cincinnya, akan membentuk segitiga di langit senja saat Matahari terbenam. Ketiganya akan tampak menuju ufuk barat dan terbenam beriringan, didahului Merkurius pada pukul 19:18 WIB disusul Bulan 2 menit kemudian dan akhirnya Saturnus pun menghilang di ufuk barat pada pukul 19:46 WIB.

24 November — Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Elongasi Timur terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan
Elongasi Timur terbesar Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Timur maksimum yang dicapai Merkurius 22º. Artinya, Merkurius akan berada tinggi 22º di arah barat Matahari. Merkurius akan terbenam pukul 19:22 WIB, sekitar 1,5 jam setelah Matahari terbenam pada pukul 17:50 WIB.

29 November — Mars — Spica

Pasangan Mars dan Spica tanggal 30 November 2017 pukul 03:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Mars dan Spica tanggal 29 November 2017 pukul 03:30 WIB. Kredit: Star Walk

Mars si planet merah akan tampak berpasangan dengan Spica, dan bisa diamati sejak keduanya terbit beriringan di ufuk timur pukul 02:50 WIB. Keduanya hanya terpisah ~3,1º.

30 November — Merkurius — Saturnus

Pasangan Merkurius dan Saturnus tanggal 30 November 2017 pukul 18:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Merkurius dan Saturnus tanggal 30 November 2017 pukul 18:00 WIB. Kredit: Star Walk

Setelah Matahari terbenam, Merkurius dan Saturnus akan tampak berpasangan di langit malam. Keduanya sudah cukup tinggi ketika Matahari menghilang di ufuk barat. Merkurius hanya terpisah 3º dari  planet cincin tersebut sampai keduanya terbenam pukul 19:12 WIB (Saturnus) dan 19:17 WIB (Bulan).

Rasi Bintang & Bima Sakti

Pertengahan November menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan menuju fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Setelah Matahari terbenam, ada Spica di Virgo, Vega di rasi Lyrae, Antares di rasi Scorpius,rchenar di rasi Eridanus, Altair di rasi Aquila, dan Rigel di rasi Orion (penghujung November) yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.

Tengah malam, ada Capella di rasi Auriga, Archenar di rasi Eridanus, Sirius di rasi Canis Major, Procyon di rasi Canis Minor, Betelguese dan Rigel di rasi Orion,  Canopus di rasi Carina, dan Aldebaran di rasi Taurus  yang dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.  Jelang dini hari, pengamat juga bisa menggunakan Regulus di rasi Leo dan Spica di Virgo.

Peta Bintang 1 November 2017

Peta Bintang 15 November 2017

Kampanye Langit Gelap

10 — 19 November — Kampanye Globe At Night
Di bulan November,  kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 10 – 19  November.  Pengamat diajak untuk mengamati rasi bintang yang sudah ditentukan dari berbagai lokasi untuk mengenali bintang yang bisa dilihat di rasi tersebut. Berapa banyak bintang yang bisa dikenali akan menjadi indikasi tingkat polusi cahaya di area tersebut.Pengamat di langit utara bisa mengamati rasi Pegasus, sedangkan pengamat di langit selatan bisa mengamati rasi Grus.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini