fbpx
langitselatan
Beranda » Menyatukan Kepingan – Kepingan Penyusun Kehidupan di Bumi

Menyatukan Kepingan – Kepingan Penyusun Kehidupan di Bumi

ALMA, si radio teleskop berhasil menemukan jejak senyawa kimia penyusun kehidupan di Bumi, pada bintang serupa Matahari yang masih sangat muda.

Ada fakta super keren: Semua atom di tubuh kita dimasak di dalam bintang milyaran tahun yang lalu. Semuanya! Kalsium di tulang, kandungan besi di darah, bahkan juga perhiasan yang kita kenakan.

Ketika bintang mati, materinya disebar lagi di angkasa untuk didaur ulang untuk membentuk bintang (yang baru), planet dan bahkan manusia. Ada atom yang kemudian bergabung seperti kepingan-kepingan Lego yang disatukan dan membentuk sesuatu yang sangat spesial – molekul organik.

Molekul organik merupakan bahan penyusun kehidupan, meskipun sampai saat ini tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan itu dimulai. Tapi, satu hal yang pasti, partikel-partikel kecil ini memegang peranan yang sangat penting.

Di Bumi, kita bisa menemukan molekul organik dimanapun kita berada, mulai dari dasar laut sampai puncak gunung. Tapi bagaimana molekul organik terbentuk masih jadi misteri yang dicari jawabannya oleh para astronom.

Untuk itu kita perlu menelusuri kembali sejarah pembentukan Tata Surya. Bumi dan planet-planet di Tata Surya terbentuk dari sisa materi yang membentuk Matahari. Karena itu, para astronom mempelajari bintang-bintang yang mirip Matahari ketika masih muda supaya kita bisa memahami bagaimana molekul organik terbentuk.

Dan akhirnya usaha itu membuahkan hasil!

Area dimana komponen penyusun kehidupan di Bumi, metil isosianat ditemukan. Inset: Struktur molekul metil isosianat. Kredit: ESO/Digitized Sky Survey 2/L. Calçada
Area dimana komponen penyusun kehidupan di Bumi, metil isosianat ditemukan. Inset: Struktur molekul metil isosianat. Kredit: ESO/Digitized Sky Survey 2/L. Calçada
Para astronom berhasil menemukan jejak metil isosianat, salah satu molekul organik prebiotik penyusun kehidupan. Molekul organik ini ditemukan di sistem multi bintang IRAS 16293-2422, yang mirip dengan Matahari ketika masih muda. Sistem ini dihuni bintang-bintang muda yang berada pada jarak 400 tahun cahaya di Rho Ophiuchi, palung kelahiran bintang di rasi Ophiuchus.

Sidik jari molekul organik tersebut ditemukan dalam kepompong gas dan debu di area yang hangat di sekeliling setiap bintang muda! Molekul metil isosianat yang ditemukan merupakan molekul organik yang terlibat dalam sintesis peptida dan asam amino, yang jadi bahan utama bagi kehidupan yang kita kenal.

Apa maksud penemuan ini?

Ada dua teori terkait pembentukan kehidupan di Bumi. Yang pertama, seluruh kehidupan terbentuk di permukaan Bumi, sedangkan menurut teori kedua, sebagian materi kehidupan justru terbentuk di sekitar bintang jauh sebelum Bumi terbentuk.

Jika ditilik dari penemuan ini, tampaknya teori kedua yang benar! Molekul organik jadi bagian dari komet di Tata Surya. Bahan – bahan yang membentuk kehidupan di Bumi ini dibawa komet ke Bumi, dan memicu terbentuknya kehidupan.

Fakta keren
: Sistem bintang dimana materi penyusun kehidupan ditemukan rupanya merupakan sistem yang pemurah dan selalu memberi! Tak percaya? beberapa tahun lalu, di sekitar bintang yang sama, para astronom berhasil menemukan keberadaan gula.

Baca juga:  Waduk Air Tersembunyi Di Enceladus
[divider_line]

Sumber: Artikel ini merupakan perluasan dari artikel Space Scoop Universe Awareness edisi Indonesia. Space Scoop edisi Indonesia diterjemahkan oleh langitselatan.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Ka ane penasaran banget dengan redaksi “merupakan sistem yg pemurah dan selalu memberi” yg di fakta keren diatas. Bolehkan dijelaskan lebih jauh bagaimana cara kerjanya sehingga dapat dikatakan demikian. Terima kasih

  • Mau tanya min. Gimana caranya astronom bisa “melihat” molekul?
    Kita yg dibumi aja harus menggunakan alat bantu buat melihat molekul. Jangankan molekul, sel aja sulit liatnya.