fbpx
langitselatan
Beranda » Bulan Mini, Bulan Purnama Terkecil di Tahun 2017

Bulan Mini, Bulan Purnama Terkecil di Tahun 2017

Mini Moon atau Bulan Mini. Fenomena ketika Bulan Purnama tampak sedikit lebih kecil dari biasanya. Kamu bisa melihatnya tanggal 9 Juni 2017.

Bulan Purnama. Kredit: langitselatan
Bulan Purnama. Kredit: langitselatan

Apa itu Bulan Mini?

Sesuai namanya, Bulan Mini merupakan istilah yang diberikan untuk Bulan Purnama yang terjadi saat Bulan berada pada jarak terjauhnya dari Bumi. Fenomena ini merupakan kebalikan dari Bulan Super, ketika Bulan Purnama terjadi saat Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.

Perbandingan Bulan Super dan Bulan Mikro pada tahun 2015. Fotografer: Muhammad Rayhan
Perbandingan Bulan Super dan Bulan Mikro pada tahun 2015. Fotografer: Muhammad Rayhan

Ketika Bulan Mini atau Bulan Mikro atau Bulan Purnama apogee berlangsung, Bulan akan tampak 14% lebih kecil dan 30% lebih redup dari Bulan Super. Inilah yang bisa diamati pada tanggal 9 Juni 2017 saat Bulan Purnama terjadi setelah 14 jam 47 menit mencapai titik apogee. Bagi masyarakat awam, perubahan ukuran dan kecerlangan yang kecil tersebut tidak akan mudah dikenali. Bagi fotografer yang rajin memotret Bulan Purnama untuk kemudian dibandingkan setiap bulan, perbedaan itu akan tampak.

Fenomena Bulan Mini bisa terjadi karena Bulan mengelilingi Bumi dalam orbit yang lonjong. Artinya, ada saat ketika Bulan mendekat dan menjauh dari Bumi. Tapi, saat Bulan berada pada jarak terdekat atau terjauh dari Bumi, ia tidak selalu berada pada jarak yang tepat sama. Ada variasi jarak perigee maupun apogee yang dilalui Bulan sepanjang tahun. Di tahun 2017, jarak apogee yang dicapai Bulan merentang dari 404300 km – 406600 km.

Tanggal 9 Juni 2017, Bulan akan mencapai jarak 406400 km dari Bumi pada pukul 05:21 WIB dan malam harinya, pada pukul 20:10 WIB, Bulan cembung besar akan memasuki fase purnama penuh. Pada saat itu, Bulan akan menjauh ~22000 km dari jarak rata-rata Bumi – Bulan (384.400 km). Artinya Bulan hanya akan tampak 5,7% lebih kecil dibanding rata-rata. Jika dibandingkan dengan Bulan pada jarak terdekat dari bumi di tahun 2017 ini, maka piringan Bulan Mini 9 Juni 2017 13,26% lebih kecil dari Bulan Super aka Bulan Baru Perigee 26 Mei 2017 yang berada pada jarak 357200 km. Perbandingan lainnya dengan Bulan Purnama Perigee 3 Desember 2017 ketika Bulan sedang menuji titik perigee pada jarak 357500 km adalah 13,17%.

Perbedaan piringan Bulan ini terlalu kecil untuk bisa dikenali perbedaannya. Untuk bisa mengenali perbedaan Bulan Mini dan Bulan Super, kamu bisa memotret Bulan Mini tanggal 9 Juni 2017 dan kemudian dibandingkan dengan foto Bulan Super 3 Desember 2017.

Apa Efeknya Untuk Bumi?

Interaksi gravitasi Bumi dan Bulan tentunya punya pengaruh pada kehidupan yang ada di Bumi. Tapi, gaya tarik juga bergantung pada jarak. Semakin dekat, gaya tarik semakin besar dan semakin jauh, gaya tarik juga melemah. Efek interaksi gravitasi Bumi – BUlan ini tampak pada pola pasang surut saat Bulan Baru maupun Bulan Purnama. Untuk Bulan Purnama apogee, gaya gravitasi juga sedikit lebih kecil dan pasang surut yang terjadi juga ~ 5cm lebih rendah dari rata-rata. Jadi, sebenarnya tidak ada efek signifikan pada Bumi.

Baca juga:  Gerhana Bulan Total, Pemanasan Global dan Letusan Gunung Berapi

Apa saja yang bisa dilihat?

Pasangan Bulan Purnama dan Saturnus tanggal 9 Juni 2017 pukul 20:10 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan Purnama dan Saturnus tanggal 9 Juni 2017 pukul 20:10 WIB. Kredit: Star Walk

Jika cuaca cerah, Bulan Purnama tetap menarik untuk diamati. Dengan mata tanpa alat, pengamat bisa mengenali pola gelap terang pada permukaan Bulan. Pola gelap merupakan area kawah hasil tabrakan di Bulan.

Jika pengamatan dilakukan dengan teleskop ataupun binokular, pengamat bisa mengamati permukaan Bulan dengan lebih detil dan bisa melihat kawah-kawahnya dengan lebih jelas. Jika Bulan terlalu terang, maka kamu bisa menggunakan filter Bulan untuk meredupkan cahayanya.

Selain Bulan, ada beberapa planet yang bisa diamati. Saturnus akan tampak berpasangan dengan Bulan, sedangkan Jupiter bisa diamati di area zenith. Setelah Jupiter terbenam lewat tengah malam, pengamat bisa menanti kehadiran Venus yang terbit di arah Timur.

Clear Sky!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini