fbpx
langitselatan
Beranda » Mari Berburu Planet di Bintang Lain!

Mari Berburu Planet di Bintang Lain!

Kamu juga bisa jadi penemu planet di bintang lain! Tak percaya? Para astronom dari Carnegie Institution for Science dan MIT baru saja merilis dataset pengamatan bintang-bintang yang mereka kerjakan selama 20 tahun. Tujuannya supaya semua orang bisa ikut menganalisis data bintang tersebut.

Teleskop 10 meter Keck-I di Observatorium W.M. Keck, Hawaii. Kredit: © 2007 Laurie Hatch
Teleskop 10 meter Keck-I di Observatorium W.M. Keck, Hawaii. Kredit: © 2007 Laurie Hatch

Perkembangan dunia astronomi, khususnya dunia extrasolar planet berkembang sangat cepat. Setelah berabad-abad kita berandai-andai bisa menemukan planet di bintang lain, maka tahun 1995 menjadi awal kebangkitan dunia extrasolar planet. Dan setelah melewati 2 dekade, planet di bintang lain bukan lagi hal baru. Lebih dari 3500 planet sudah ditemukan. Di antaranya merupakan planet gas raksasa dan planet-planet kebumian. Bukan itu saja, masih ada ribuan kandidat planet yang belum dikonfirmasi. Dan tentunya, masih ada milyaran planet yang menanti untuk ditemukan.

Data berlimpah, tapi astronom yang bisa mengolah seluruh data itu terbatas. Karena itu, salah satu upaya untuk memaksimalkan penggunaan data adalah dengan mengajak masyarakat awam ikut mengolah data. Program seperti ini dikenal sebagai sains warga.  Program sains warga yang mengajak awam untuk ikut menemukan planet baru adalah Planet Hunters yang menggunakan data Kepler. Program seperti ini jelas bisa menjadi jembatan kolaborasi bagi para astronom amatir dan astronom profesional.

Berburu Planet

Ide sains warga inilah yang juga dilakukan oleh para astronom dari Carnegie Institution for Science dan MIT. Mereka merilis data pengamatan kecepatan radial pada 1624 bintang yang diamati selama 20 tahun dengan spektometer HIRES yang dipasang pada teleskop 10 meter Keck-I di Observatorium W.M. Keck, Hawaii. Data ini terdiri dari 60,949 pengukuran kecepatan radial bintang-bintang dekat dan terang dari kelas F,G,K dan M yang bisa diamati dari Mauna Kea.

Perburuan exoplanet di Observatorium W.M. Keck sudah dimulai sejak tahun 1994 ketika teleskop Keck-I mulai didedikasikan untuk mencari planet baru di bintang serupa Matahari. Yang dipilih adalah bintang katai kelas F, G, K dan M. Pengamatan dengan spektometer HIRES (High Resolution Echelle Spectrometer) yang dipasang di teleskop Keck-I.

Sejak itu berbagai penemuan penting dalam dunia exoplanet berhasil ditorehkan. Tercatat, program HIRES ikut andil dalam menemukan HD 209458b, planet extrasolar pertama yang ditemukan lewat metode transit. Ada juga penemuan planet pertama yang massanya serupa Neptunus dan jadi yang pertama bisa mengukur massa planet bumi-super Gliese 876d, secara langsung (bukan massa minimum).

Hasil pengamatan satu dekade pertama berhasil mengkompilasi karakteristik orbit exoplanet yang berada di bintang dekat. Nah, sebelum memasuki dekade ketiga pencarian exoplanet, para astronom yang bekerja dalam program HIRES ini memutuskan untuk merilis katalog pengukuran kecepatan radial bintang-bintang yang telah diamati Teleskop Keck-I selama 20 tahun.

Baca juga:  Mengamati Bintang di Siang Hari

Tujuannya, pencarian exoplanet tidak hanya melibatkan astronom melainkan juga komunitas yang memang tertarik untuk melakukan analisis data 1624 bintang dekat yang berada pada jarak 100 parsec atau 326 tahun cahaya dari Bumi. Dengan cara ini, diharapkan akan lebih banyak exoplanet yang ditemukan, sementara hasil pengamatan di masa depan dari program HIRES akan terus menjadi penyedia data baru.

Rilis data 2 dekade

Ilustrasi bintang dan planet di sistem GJ411. Kredit: Ricardo Ramirez.
Ilustrasi bintang dan planet di sistem GJ411. Kredit: Ricardo Ramirez.

Data pengamatan yang dirilis merupakan data pengukuran kecepatan radial bintang. Metode ini digunakan untuk menemukan planet baru. Jadi ketika sebuah bintang memiliki planet, interaksi gravitasi yang ada diantara keduanya tidak saja mempengaruhi planet tapi juga bintang. Akibatnya, bintang akan tampak bergoyang mendekati dan menjauhi pengamat. Goyangan ini bisa dilihat pada spektrum cahaya yang diterima pengamat.

Spektometer HIRES yang digunakan di teleskop Keck-I, amat sangat membantu para astronom untuk memisahkan cahaya yang diterima dari bintang ke dalam warna tiap elemen aka spektrum. Spektometer HIRES awalnya dirancang untuk mencari galaksi redup dan quasar bukan exoplanet. Tapi dalam perjalanan, HIRES berjasa besar dalam perburuan exoplanet. Dalam 20 tahun, HIRES berhasil melakukan 60,949 pengamatan yang berkisar antara 30 detik sampai 20 menit untuk setiap pengukuran. Ini data 1624 bintang. Data yang ada, lebih dari cukup untuk dianalisis dari setiap bintang. Salah satu contohnya adalah penemuan 6 planet yang mengorbit bintang. Keenam planet berhasil diketahui keberadaannya dari data pengamatan selama 18 tahun.

Selain itu, para astronom juga berhasil mendeteksi 100 kandidat exoplanet, yang perlu dikonfirmasi keberadaannya. Nah, ini bisa jadi kesempatan untuk siapapun yang tertarik untuk ikut menganalisis data atau ikut mengkonfirmasi keberadaan exoplanet lewat pengamatan.

Salah satu yang dikonfirmasi adalah planet di bintang GJ 411 atau Lalande 21185 yang massanya 40% massa Matahari. Bintang ini merupakan bintang terdekat ke-4 dari Matahari yang jaraknya hanya 8,31 tahun cahaya. Planet GJ 411b diketahui mengelilingi bintangnya kurang dari 10 hari. Dengan waktu orbit yang sangat pendek, bisa disimpulkan kalau planet GJ411b berada sangat dekat dengan bintang dan bukan planet serupa Bumi.

Data yang dirilis bisa diunduh di situs Carnegie Institution for Science, Untuk analisis data, disediakan juga piranti lunak Systemic untuk memreses data dan cara pemakainnya bisa dibaca di sini.

Astronom, mahasiswa atau masyarakat awam yang tertarik bisa menggunakan data tersebut untuk menemukan planet baru. Bahkan rilis data ini bisa digunakan untuk kolaborasi astronom profesional dan amatir untuk dunia exoplanet.

Yuk dicoba!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • apakah yang dimaksud itu kami menganalisis data yang sudah disediakan oleh Carnegia Institution for science mengenai ada tidaknya planet disana lalu mengobservasi hasil analisis tersebut, bu ?
    mohon penjelasannya