fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Desember 2016

Fenomena Langit Bulan Desember 2016

Bulan Desember 2016 akan diisi oleh hujan meteor Geminid dan kehadiran planet-planet kebumian setelah Matahari terbenam. Si planet raksasa Jupiter juga menampakkan diri setelah lewat tengah malam sampai fajar menjelang. Saturnus akan menghilang dari langit karena sulit untuk diamati.

Planet

Merkurius, Venus, & Mars. Dua minggu pertama bulan Desember akan jadi kesempatan terakhir untuk bisa menikmati kehadiran planet Merkurius di sore hari setelah Matahari terbenam. Di awal bulan Desember, Merkurius yang berada di rasi Sagittarius akan mencapai elongasi terbesar pada tanggal 11 Desember. Merkurius akan tampak cukup tinggi di langit, sebelum kemudian mengiringi Matahari dan hilang dalam cahaya Matahari senja.

Di awal Desember, Venus dan Mars akan bergantian berpasangan dengan Bulan sabit di kala senja pada tanggal 3 dan 5 Desember 2016. Planet Venus dan Mars justru merajai langit senja karena bisa dinikmati sampai beberapa jam setelah Matahari terbenam di sepanjang bulan Desember. Di penghujung tahun 2016 ini, Venus akan tampak bergerak dari rasi Sagittarius ke Capricornus dan terbenam pada kisaran pukul sembilan malam setiap harinya. Bergeser dari pukul 20:58 WIB di awal Desember dan terbenam pukul 21:13 WIB di akhir Desember.

Mars, si planet Merah akan melintas dari Capricornus ke Aquarius. Ia akan tampak sampai kisaran pukul 22:30 WIB di awal Desember dan waktu terbenamnya akan bergeser jadi pukul 21:56 WIB di akhir tahun. Yang pasti, Mars dan Venus akan dapat dinikmati dengan mata tanpa alat.

Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini akan tampak sepanjang bulan Desember di rasi Virgo mulai lewat tengah malam sampai jelang Matahari terbit. Pada tanggal 22 Desember, Jupiter dan Bulan sabit akan tampak berpasangan di langit malam dan hanya terpisah 2,7º, semenjak keduanya terbit lewat tengah malam.

Saturnus. Di awal Desember, planet yang bisa dinikmati cincinnya ini masih tampak di ufuk barat setelah Matahari terbenam. Akan tetapi, ketinggiannya kurang dari 15 derajat sehingga tidak mudah untuk diamati. Apalagi Matahari yang baru terbenam masih menyisakan pendar senja yang terang. Pada tanggal 10 Desember, Saturnus akan mengalami konjungsi dan tampak berada dekat dengan Matahari.

Minggu ke-3 Desember, Saturnus akan tampak di pagi hari sebelum fajar, tapi snagat dekat dengan Matahari sehingga sulit untuk diamati. Jelang akhir Desember, ketinggian Saturnus akan akan mencapai kisaran hampir 15 derajat. Pada tanggal 28 Desember, pasangan Bulan – Saturnus akan mengalami konjungsi dan tampak sebelum fajar menyingsing.

Uranus & Neptunus. Planet Uranus dan Neptunus juga dapat dinikmati sepanjang bulan Desember setelah Matahari terbenam. Uranus akan tampak di rasi Pisces dan Neptunus di rasi Aquarius. Tapi, untuk bisa menikmati kedua planet es raksasa ini harus menggunakan alat bantu berupa teleskop ataupun binokuler.

Bulan

Awal bulan Desember akan ditandai dengan tidak adanya Bulan di malam hari, karena Bulan baru saja memasuki fase Bulan Baru pada tanggal 29 November.

Fase BUlan di bulan Desember 2016. Kredit: Wicak Soegijoko
Fase BUlan di bulan Desember 2016. Kredit: Wicak Soegijoko

7 Desember. Bulan Kuartir Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam pukul 00:40 WIB. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet.

13 Desember. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 358500 km.

14 Desember. Bulan Purnama Perigee. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam. Bulan purnama di bulan Desember akan tampak lebih besar dari biasanya karena Bulan baru saja berada di titik terdekatnya dengan Bumi.

Baca juga:  Fenomena Langit Bulan Januari 2019

21 Desember. Bulan Kuartir Akhir. Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari pada pukul 11:55 WIB. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

25 Desember. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 405900 km

29 Desember. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari.

Hujan Meteor

13 – 14 Desember – Hujan Meteor Geminid

Hujan Meteor Geminid yang tampak pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 20:36 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Geminid yang tampak pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 20:36 WIB. Kredit: Star Walk

Hujan meteor Geminid, salah satu hujan meteor yang layak ditunggu mengingat puncaknya bisa menghadirkan 120 meteor per jam. Geminid berlangsung dari tanggal 4 – 16 Desember dan bisa dinikmati oleh pengamat setiap malam. Puncak Geminid terjadi tanggal 13 – Desember 2016.

Rasi Gemini yang jadi arah datang dari Hujan Meteor Geminid terbit di ufuk timur pukul 19:00 WIB dan bergerak ke arah barat. Hujan meteor dengan kecepatan 35 km/jam ini akan tampak bergerak melintasi langit dari timur ke barat ketika Matahari terbit. Hujan meteor Geminid berasal dari pecahan asteroid 3200 Phaethon yang dilintasi Bumi.

Bulan Purnama akan menjadi polusi cahaya utama. Selain itu, posisi Bulan yang masih cukup dekat dengan titik terdekat dengan Bumi menjadikan Bulan tampak lebih terang dari biasanya. Meskipun demikian, pengamat masih bisa berburu meteor di lokasi yang jauh dari polusi cahaya lampu kota. Selain Geminid, kehadiran Mars, Venus, Jupiter dan Bulan bisa jadi obyek lain yang bisa diamati.

22 – 23 Desember – Hujan Meteor Ursid

Hujan Meteor Ursid di rasi Ursa Minor pada tanggal 23 Desember pukul 05:18 WIB. Kredit: Star Walk
Hujan Meteor Ursid di rasi Ursa Minor pada tanggal 23 Desember pukul 05:18 WIB. Kredit: Star Walk

Sebelum mengakhiri tahun 2016, masih ada stau hujan meteor lagi yang bisa dinikmati. Hujan meteor Ursid yang tampak datang dari rasi Ursa Minor. Artinya, hanya pengamat di belahan Bumi Utara atau di atas garis khatulistiwa yang bisa menikmati lintasan meteor Ursid. Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan Bumi Utara. Untuk pengamat di belahan Bumi Selatan, Ursa Minor terbit bersamaan dengan Matahari terbit. Jadi hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tingga di bawah garis khatulistiwa.

Puncak hujan meteor Ursid terjadi tanggal 22-23 Desember 2016 dan lintasan meteor ini akan bergerak dengan kecepatan 33 km/jam. Hujan meteor yang berasal dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi Bumi ini akan menyajikan 10 meteor setiap jam di malam puncak. ada gangguan cahaya Bulan, pengamatan bisa dilakukan setelah Bulan terbenam sampai jelang fajar.

Peristiwa

3 Desember — Bulan — Venus

Bulan dan Venus di ufuk barat tanggal 3 Desember 2016 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk
Bulan dan Venus di ufuk barat tanggal 3 Desember 2016 pukul 20:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis dan bintang kejora akan jadi pasangan di langit setelah Matahari terbenam dengan jarak 6,3º. Keduanya bisa dilihat dengan mata tanpa alat di ufuk barat sampai Bulan dan Venus terbenam pada pukul 21:00 WIB.

5 Desember — Bulan — Mars

Bulan dan Mars di ufuk barat tanggal 4 Desember 2016 pukul 21:24 WIB. Kredit: Star Walk
Bulan dan Mars di ufuk barat tanggal 4 Desember 2016 pukul 21:24 WIB. Kredit: Star Walk

Dua hari kemudian, giliran Bulan berpasangan dengan Mars, saat senja. Bulan Sabit dan Mars, si planet merah hanya terpisah 3,1º. Pasangan ini bisa dilihat sejak Matahari terbenam sampai keduanya beriringan terbenam di ufuk barat pada pukul 22:27 WIB (Mars) dan 22:36 (Bulan).

10 Desember — Konjungsi Saturnus

Konjungsi Saturnus. Kredit: langitselatan
Konjungsi Saturnus. Kredit: langitselatan

Saturnus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi pada jarak 11.03 AU. Saat konjungsi dengan Matahari, Saturnus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari ada di antara keduanya. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Saturnus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dan hanya terpisah 1º17’. Dan Saturnus tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Saturnus bisa diamati, maka planet cincin ini akan tampak kecil dan redup.

Baca juga:  Planet Serupa Mars di Sistem Kepler 138

13 Desember — Bulan dan Aldebaran

Bulan dan Aldebaran yang berpasangan pada tanggal 13 Desember 2016 pukul 18:32 WIB. Kredit: Star Walk
Bulan dan Aldebaran yang berpasangan pada tanggal 13 Desember 2016 pukul 18:32 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sedang berada di titik terdekat dengan Bumi dan akan memasuki fase Purnama keesokan harinya. Bersama Aldebaran keduanya akan berpasangan di rasi Taurus sejak Bulan terbit, setelah Matahari terbenam dengan jarak 0,4º.

19 Desember — Bulan dan Regulus

Pasangan Bulan dan Regulus pada tanggal 18 Desember 2016 pukul 22:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Regulus pada tanggal 18 Desember 2016 pukul 22:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan dan Regulus bintang paling terang di rasi Leo ini akan tampak berpasangan dan terpisah 1,1º pukul 01:14 WIB. Akan tetapi, keduanya belum akan tampak sampai tengah malam saat Bulan dan rasi Leo dimana Regulus berada terbit. Pengamat bisa menikmati keduanya mulai lewat tengah malam sampai Matahari terbit. Bulan sedang memasuki fase kuartir akhir.

21 Desember – Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara ; Summer Solstice – Belahan Selatan)

Titik Balik Musim Dingin bagi belahan Bumi Utara dan Titik Balik Musim Panas di belahan Bumi Selatan, pada tanggal 21 Desember 2016 pukul 17:44 WIB. Kredit: langitselatan
Titik Balik Musim Dingin bagi belahan Bumi Utara dan Titik Balik Musim Panas di belahan Bumi Selatan, pada tanggal 21 Desember 2016 pukul 17:44 WIB. Kredit: langitselatan

Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan. Selain itu, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan siang terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah malam terpanjang. Matahari akan mencapai titik balik musim dingin/panas pada pukul 17:45 WIB.

22 Desember — Konjungsi Bulan – Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter jelang fajar tanggal 22 Desember 2016 pukul 01:20 WIB. Kredit: Star Walk
Konjungsi Bulan dan Jupiter jelang fajar tanggal 22 Desember 2016 pukul 01:20 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit akan tampak berpasangan dengan Jupiter hanya terpisah 2,7º saat keduanya terbit beriringan di ufuk timur lewat tengah malam. Keduanya bisa dinikmati di langit saat bergerak naik ke zenit sampai jelang fajar.

28 Desember — Konjungsi Bulan – Saturnus

Konjungsi Bulan dan Saturnus jelang fajar tanggal 28 Desember 2016 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk
Konjungsi Bulan dan Saturnus jelang fajar tanggal 28 Desember 2016 pukul 05:00 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis jelang Bulan Baru akan tampak berpasangan dengan Jupiter hanya terpisah 4º saat keduanya terbit beriringan di ufuk timur jelang fajar. Mars terbit pukul 04:31 WIB dan disusul bulan 5 menit kemudian pada pukul 04:36 WIB. Keduanya agak sulit untuk diamati karena masih sangat rendah di ufuk timur dan Matahari sudah akan terbit pada pukul 05:35 WIB.

29 Desember — Konjungsi inferior Merkurius

Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan
Konjungsi Inferior Merkurius. Kredit: langitselatan

Merkurius, planet terdekat dengan Matahari berada di antara Matahari dan Bumi. Bagi pengamat di Bumi, Merkurius sedang mengalami konjungsi inferior sedangkan jika ada pengamat di Merkurius, maka, Bumi-lah yang sedang beroposisi.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal dan akhir bulan Desember menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Bintang Sirius di rasi Canis Major, Betelguese dan Rigel di rasi Orion juga Aldebaran di rasi Taurus sebagai panduan.

Peta Bintang 1 Desember 2016:

Peta bintang 1 Desember 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Desember 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Desember 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Desember 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium

Peta Bintang 15 Desember 2016:

Peta bintang 15 Desember 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Desember 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Desember 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Desember 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium

Kampanye Langit Gelap

Di bulan Desember,kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 20 – 30 Desember. Untuk langit utara, lakukan pengamatan rasi Perseus dan untuk langit Selatan, pengamatan rasi Orion.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan identifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Seluruh fenomena langit di bulan Desember bisa disimak di Almanak.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini