fbpx
langitselatan
Beranda » Fenomena Langit Bulan Oktober 2016

Fenomena Langit Bulan Oktober 2016

Oktober telah tiba. Di bulan Oktober, komunitas astronomi biasanya punya banyak kegiatan untuk merayakan Pekan Antariksa Dunia. Selain itu, yang ditunggu tentu saja hujan meteor Orionid.

Planet

Merkurius & Jupiter.  Planet terdekat dan planet terbesar di Tata Surya akan kembali hadir menemani kita untuk mengawali hari. Keduanya akan tampak sebelum fajar menyingsing.

Di awal Oktober, pengamat bisa menikmati kehadiran Merkurius di rasi Leo, sebelum Matahari terbit. Tapi seiring dengan pergeseran waktu terbit Merkurius setiap harinya, mulai pertengahan Oktober Merkurius akan sulit dilihat karena berada sangat rendah di horison sebelum Matahari terbit. Merkurius akan tampak bergerak setiap harinya melintas dari rasi Leo ke Libra.

Planet Jupiter baru akan tampak cukup tinggi di langit jelang dini hari mulai pertengahan Oktober.  Di awal bulan Oktober, Jupiter masih berada pada ketinggian kurang dari 10º di horison / ufuk.

Pada tanggal 10 Oktober, Jupiter akan tampak berada 1,6º di bawah Merkurius.  Keduanya akan terbit berurutan pada pukul 05:03 WIB dan 05:08 WIB dan Matahari akan terbit pada pukul 05:44 WIB. Temukan kedua planet ini di ufuk saat keduanya baru terbit.

Venus. Si bintang kejora akan tampak selama bulan Oktober setelah Matahari terbenam sampai planet tersebut tenggelam di ufuk barat.

Mars & Saturnus. Selama bulan Oktober, Mars dan Saturnus akan tampak di langit malam sejak Matahari terbenam. Mars akan tampak di rasi sang Pemanah, Sagittarius sampai jelang tengah malam, sedangkan Saturnus yang berada di rasi Ophiuchus akan terbenam sebelum tengah malam.

Uranus & Neptunus. Planet Uranus dan Neptunus juga dapat dinikmati sepanjang bulan Oktober setelah Matahari terbenam.  Uranus akan tampak di rasi Pisces dan Neptunus di rasi Aquarius.

Tapi, untuk bisa menikmati kedua planet es raksasa ini harus menggunakan alat bantu berupa teleskop ataupun binokuler.

Bulan

Awal dan akhir bulan Oktober akan ditandai dengan tidak adanya Bulan di malam hari, karena sedang berada dalam Bulan Baru.

Fase bulan di Bulan Oktober. kredit: langitselatan
Fase bulan di Bulan Oktober. Kredit: Wicak Soegijoko / langitselatan

1 Oktober. Bulan Baru. Waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti.

Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Tidak mudah menemukan Bulan karena tertutup cahaya Matahari.

Setelah Bulan muncul, jauh lebih mudah melakukan pengamatan pada planet-planet atau Bulan sendiri.

4 Oktober. Bulan di titik apogee. Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 406100 km

9 Oktober. Bulan Kuartir Awal. Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai jelang tengah malam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet. Bulan terbit pukul 11:40 WIB dan terbenam pukul 00:15 WIB.

16 Oktober. Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam. Bulan purnama di bulan oktober akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya karena Bulan sedang menuju titik terdekatnya.

17 Oktober. Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 357900 km.

Baca juga:  Menuju Hari Kematian Phobos-Grunt

23 Oktober. Bulan Perbani Akhir.  Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari pada pukul 11:56 WIB. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

31 Oktober. Bulan Baru. Untuk kedua kalinya dalam satu bulan, fase Bulan Baru terjadi dan langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Bulan baru kedua yang terjadi dalam 1 bulan yang sama disebut sebagai Bulan Hitam atau gelap.

Menurut keyakinan di masa lalu, pada saat terjadi bulan baru kedua dalam bulan yang sama, semua ritual, mantra dan sihir akan jadi lebih kuat.  Bahkan ada yang menghubungkan fenomena alam biasa ini sebagai tanda bencana. Dan yup! Itu cuma mitos!  Yang benar, ini saatnya pengamatan jika tidak hujan.

Hujan Meteor

8 Oktober – Hujan Meteor Draconid

Hujan meteor Draconid. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Draconid. Kredit: Star Walk

Hujan meteor minor yang tampak datang dari rasi Draco ini akan berlangsung dari tanggal 6 – 10 Oktober. Puncaknya tanggal 8 Oktober dengan laju 10 meteor per jam. Hujan meteor Draconid ini berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner. Hujan meteor ini bisa dinikmati setelah Matahari terbenam sampai rasi Draco terbenam pukul 21:00 WIB.  Bulan masih cukup terang di langit malam. Rasi Draco bisa ditemukan di arah utara. Agak sulit untuk menemukan rasi yang satu ini karena posisinya yang cukup rendah di horison. carilah lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya untuk berburu meteor Draconid.

21 Oktober – Hujan Meteor Orionid

Hujan meteor Orionid pada tanggal 21 Oktober pukul 23:20WIB. Bulan cembung besar terbit selang satu jam setelah rasi Orion terbit. Kredit: Star Walk
Hujan meteor Orionid pada tanggal 21 Oktober pukul 23:20WIB. Bulan cembung besar terbit selang satu jam setelah rasi Orion terbit. Kredit: Star Walk

Oktober, saatnya menikmati lintasan debu komet Halley di langit malam. Hujan meteor Orionid ini akan tampak datang dari rasi pembajak sawah atau rasi Waluku atau rasi Orion si pemburu. Hujan meteor Orionid bisa mulai dinikmati dari tanggal 2 Oktober – 7 November.

Puncaknya tanggal 21 Oktober akan menghadirkan 15-20 meteor setiap jamnya di langit malam. Bulan sedang dalam fase cembung besar dan terbit pukul 22:04 WIB malam. Rasi Orion terbit pukul 22:00 WIB, hampir beriringan dengan terbitnya Bulan.

Bulan cembung akan menjadi polusi cahaya bagi pengamat. Karena itu carilah lokasi yang minim polusi cahaya lampu kota untuk mengurangi gangguan cahaya saat berburu hujan meteor.

Peristiwa

4 Oktober — Bulan dan Venus

Pasangan Bulan dan Venus tanggal 4 Oktober 2016 pukul 18:15 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Venus tanggal 4 Oktober 2016 pukul 18:15 WIB. Kredit: Star Walk

Venus dan Bulan Sabit tipis akan tampak berpasangan di langit setelah Matahari terbenam di rasi Libra. Keduanya hanya terpisah 5,6º pukul 00:30 WIB dan tidak dapat dilihat pengamat karena keduanya belum terbit.  Pengamat bisa menemukan Venus dan Bulan di langit barat setelah Matahari terbenam, pada ketinggian ~45º.

6 Oktober — Bulan – Saturnus

Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 6 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Saturnus tanggal 6 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk

Saturnus dan Bulan sabit akan jadi pasangan di langit setelah Matahari terbenam. Keduanya akan beriringan sampai terbenam pada pukul 21:40 WIB dan 21:49 WIB.  Keduanya hanya terpisah 4,2º.

15 Oktober — Oposisi Uranus

Oposisi Uranus. Kredit: langitselatan
Oposisi Uranus. Kredit: Avivah Yamani / langitselatan

Uranus mencapai jarak terdekat dengan Bumi dengan kecerlangan 5,7 magnitudo. Untuk kondisi langit yang cerah tanpa Bulan, batas kecerlangan yang bisa dilihat mata tanpa alat adalah 6 magnitudo. Kondisi ini sangat bergantung pada kondisi langit. Untuk area perkotaan yang penuh polusi cahaya, batas kecerlangan yang bisa dilihat mata bugil hanya 2-4 magnitudo.

Baca juga:  Perjalanan Ke Pluto, si Kerdil di Tepi Tata Surya

Saat oposisi, Bulan sudah hampir mencapai fase purnama pada tanggal 16 Oktober. Uranus dan Bulan dapat dinikmati sepanjang malam dari timur ke barat sampai keduanya terbenam jelang fajar.

19 Oktober — Bulan dan Aldebaran
Bulan dan Aldebaran bintang paling terang di rasi Taurus ini akan tampak berdekatan di langit sejak Bulan terbit pada pukul 21:04 WIB.

25 Oktober — Bulan dan Regulus
Bulan dan Regulus bintang paling terang di rasi Leo ini akan tampak berpasangan dan terpisah 1,7º pukul 11 siang. Tapi pasangan Bulan dan Regulus dapat diamati sejak keduanya terbit lewat tengah malam sampai Matahari terbit. Bulan sedang berada dalam fase sabit.

26 Oktober — Venus dan Antares
Venus dan Antares terpisah 3,1º di langit setelah Matahari terbenam sampai keduanya terbenam. Venus akan terbenam pukul 20:12 WIB. Selain Venus dan Antares, Saturnus juga tampak tak jauh dari pasangan tersebut.

27 Oktober — Konjungsi Superior Merkurius

Super Konjungsi Merkurius. Kredit: langitselatan
Super Konjungsi Merkurius. Kredit: Avivah Yamani / langitselatan

Merkurius akan mengalami konjungsi superior, saat dimana Merkurius dan Bumi mengalami papasan terjauh dan Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi.  Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini akan terbit sebelum matahari terbit dan terbenam sebelum Matahari terbenam.

28 Oktober — Bulan – Jupiter

Pasangan Bulan dan Jupiter jelang fajar tanggal 28 Oktober 2016 pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan Bulan dan Jupiter jelang fajar tanggal 28 Oktober 2016 pukul 04:30 WIB. Kredit: Star Walk

Bulan sabit tipis akan tampak berpasangan dengan Jupiter hanya terpisah 1,6º saat keduanya tampak bagi pengamat sebelum fajar menyingsing.

30 Oktober — Venus dan Saturnus

Pasangan planet Venus dan Saturnus di rasi Ophiuchus tanggal 30 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk
Pasangan planet Venus dan Saturnus di rasi Ophiuchus tanggal 30 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Star Walk

Venus dan Saturnus akan tampak berpasangan di antara Scorpius dan Ophiuchus. Keduanya terpisah 3º dan akan berpasangan sampai terbenam di ufuk barat.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Awal bulan Oktober menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam. Bimasakti dapat diamati membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Bintang Vega di rasi Lyra juga Antares di rasi bintang Scorpius si Kalajengking, bisa digunakan sebagai bintang panduan dalam mengamati langit. Setelah Vega dan Antares terbenam tengah malam, ada Betelgues dan Rigel di rasi Orion juga Aldebaran di rasi Taurus sebagai panduan.

Peta Bintang 1 Oktober 2016:

Peta bintang 1 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Planet-planet siap diamati setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Planet-planet siap diamati setelah Matahari terbenam. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Oktober 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 1 Oktober 2016 pukul 23:59 WIB. Kredit: Stellarium

Peta Bintang 15 Oktober 2016:

Peta bintang 15 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Oktober 2016 pukul 19:00 WIB. Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Oktober 2016 pukul 23:59 WIB. Hujan meteor Orionid akan ditemani Bulan Cembung Kredit: Stellarium
Peta bintang 15 Oktober 2016 pukul 23:59 WIB. Hujan meteor Orionid akan ditemani Bulan Cembung Kredit: Stellarium

Kampanye Langit Gelap

Di bulan Oktober, kampanye Globe At Night atau Kampanye langit gelap untuk membangun kesadaran akan pentingnya langit gelap dan efek dari polusi cahaya diadakan dari 21 – 31 Oktober. Untuk langit utara, lakukan pengamatan rasi Pegasus dan untuk langit Selatan, pengamatan rasi Grus.

Pengamat bisa menggunakan modul yang sudah disediakan untuk melakukan indetifikasi bintang dan melihat tingkat polusi cahaya di lokasinya.

Seluruh fenomena langit di bulan Oktober bisa disimak di Almanak. Sekilas tentang langit bulan oktober bisa dibaca di:  Infografik: Ada Apa di Langit Bulan Oktober 2016?

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini