fbpx
langitselatan
Beranda » Kembaran Venus: Exoplanet GJ 1132b Seukuran Bumi

Kembaran Venus: Exoplanet GJ 1132b Seukuran Bumi

Dua puluh tahun berlalu dan penemuan planet masih akan terus memukau kita. Tidak hanya planet yang berada pada bintang-bintang jauh, tapi juga yang ditemukan di bintang dekat.

Salah satu planet yang baru ditemukan adalah GJ 1132b yang mengitari bintang GJ 1132, sebuah bintang yang letaknya tak jauh dari Tata Surya. GJ 1132b ditemukan oleh tim astronom yang dipimpin oleh Zachory Berta-Thompson dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Massachusetts, Amerika.  Planet baru ini Jaraknya 39 tahun cahaya dari Bumi. Dengan kata lain, cahaya yang kita terima dari bintang GJ 1132 merupakan cahaya yang meninggalkan bintang tersebut 39 tahun lalu. Dekat? Dalam skala astronomi jarak ini termasuk jarak untuk bintang-bintang dekat.

Ada yang menarik dari exoplanet GJ 1132b. Si planet baru di bintang dekat tersebut punya kemiripan dengan Bumi dalam hal ukuran dan komposisi. GJ 1132b merupakan exoplanet batuan seperti halnya Bumi. Tapi, GJ 1132b bukanlah saudra kembar Bumi. Exoplanet baru tersebut lebih cocok disebut saudara kembar Venus.

Ilustrasi exoplanet GJ 1132b. Kredit: CfA
Ilustrasi exoplanet GJ 1132b. Kredit: CfA

Exoplanet GJ 1132b
Planet GJ 1132b ditemukan mengorbit pada sebuah bintang katai merah pada jarak 2,2 juta km dari sang bintang induk. Jarak ini jauh lebih dekat dibanding jarak Merkurius ke Matahari yakni 57 juta km. Bintang katai merah merupakan bintang yang lebih kecil dan lebih dingin dibanding Matahari.

Bintang GJ 1132 diketahui hanya seperlima ukuran Matahari. Temperaturnya juga jauh lebih dingin dari Matahari. Dan bintang ini hanya memancarkan 1/200 cahaya Matahari. jauh lebih redup dibanding Matahari. Meskipun demikian, planet yang berada sangat dekat dari bintang ini tetap saja panas seperti di dalam oven.  Bagaimana tidak. Exoplanet GJ 1132b menerima radiasi Matahari 19 kali lebih kuat dibanding Bumi. Tentunya planet ini akan sangat panas dan juga tidak ramah dengan kehidupan. Tapi, seperti Venus yang meskipun panas tapi memiliki atmosfer, GJ 1132b juga diduga cukup dingin untuk bisa memiliki atmosfer yang mirip Venus.

Jika kita berada di planet GJ 1132b, satu tahun akan berlalu dengan cepat. Planet yang ukurannya  1,2 kali ukuran Bumi tersebut mengitari bintang induknya hanya dalam 1,6 hari.  Seandainya saja kita bisa berada di permukaan planet ini, kita akan terpanggang hidup-hidup dengan temperatur 232º Celsius. Meskipun tidak akan ada air yang bisa bertahan dalam bentuk cair di planet ini, akan tetapi suhu permukaan GJ 1132b masih jauh lebih dingin dibanding exoplanet batuan lainnya. Sebagai perbandingan, exoplanet CoRoT-7b dan Kepler-10b memiliki temperatur lebih dari 1000º Celsius!

Sedikit lebih besar dari Bumi, GJ 1132b memiliki diameter 14800 km, tapi massanya 60 kali lebih masif dari Bumi. Jelas ini memberi indikasi kalau GJ 1132b merupakan planet batuan atau planet kebumian seperti halnya Bumi. Gaya tariknya juga mirip Bumi. Jika kita bisa menginjakkan kaki di planet ini dan belum terpanggang, maka berat kita pun cuma 20% lebih berat dibanding ketika berada di Bumi. Bukan berita baik untuk mereka yang sedang diet untuk mengurangi berat badan.

Baca juga:  Bintang Katai Coklat Tetangga Baru Matahari

Berita lainnya, planet GJ 1132b secara gravitasi terkunci dengan bintang induknya. Jadi, seperti Bulan yang hanya bisa kita lihat satu sisinya saja, GJ 1132b juga demikian. Hanya satu sisi yang akan terus berhadapan dengan bintang. Dengan demikian, satu sisi GJ 1132b akan mengalami siang selamanya dan sisi lainnya malam selamanya.

Pengamatan GJ 1132b
Exoplanet GJ 1132b ditemukan lewat pengamatan deretan teleskop MEarth-South yang memang khusus dibuat untuk melakukan perburuan planet kebumian yang mengorbit bintang katai merah. Teleskop MEarth-South merupakan deretan 40 teleskop robotik yang ditempatkan di Observatorium Cerro-Tololo Inter-American di Chile

Pemantauan yang dilakukan teleskop MEarth-South ditargetkan pada beberapa ribu bintang katai merah yang berada pada jarak 100 tahun cahaya dari Bumi. Pengamatan dilakukan dengan metode transit untuk melihat perubahan pada cahaya bintang saat dilintasi planet. Kehadiran sebuah planet pada bintang akan ditandai oleh kedipan sesaat pada cahaya bintang yang diterima oleh pengamat dalam hal ini teleskop MEarth-South. Pemantauan dilakukan pada bintang katai merah dan bukan bintang serupa Matahari karena bintang yang 60% lebih kecil dari bintang serupa Matahari ini jauh lebih banyak di Bima Sakti. Dan data pengamatan exoplanet juga memperlihatkan kalau bintang-bintang katai merah merupakan rumah bagi sebagian besar planet seukuran Bumi.

Setelah teleskop MEarth-South mendeteksi transit GJ 1132b, pengamatan lain juga dilakukan untuk mengkonfirmasi keberadaan planet tersebut dengan teleskop Magellan Clay di Chile. Pengamatan dengan metode kecepatan radial juga dilakukan dengan spektograf HARPS untuk memperoleh massa planet.

Pengamatan lanjutan dengan Teleskop Hubble dan Teleskop Spitzer sudah diajukan untuk bisa mempelajari planet GJ 1132b tersebut. Diharapkan para astronom bisa mempelajari keberadaan atmosfer di GJ 1132b. Selain kedua teleskop yang sudah bekerja di angkasa, pengamatan masa depan dengan Giant Magellan Telescop dan James Webb Space Telescope akan dilakukan untuk mempelajari exoplanet GJ 1132b, si “bintang” baru dalam dunia exoplanet yang berada dekat dengan Bumi.

Selain atmosfer, satu hal menarik lainnya yang menjadi pekerjaan rumah bagi para astronom, GJ 1132b diduga tidak sendirian. Ada indikasi kehadiran planet lain yang juga berada di sistem bintang GJ 1132 yang harus diteliti lebih lanjut.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini