fbpx
langitselatan
Beranda » Pegunungan Es Kedua ditemukan di Pluto

Pegunungan Es Kedua ditemukan di Pluto

Sekarang saatnya untuk menikmati aliran data dari Pluto. Jadi jangan bosan untuk menikmati kehadiran cerita dari dunia baru di tepi Tata Surya ini.

Setelah para astronom dan geolog dikejutkan dengan kehadiran pegunungan es Norgay yang hampir setinggi Gunung Semeru dan dataran es Sputnik yang tanpa kawah maka dalam foto lain yang diterima dari New Horizons justru menunjukkan cerita yang sedikit berbeda. Pegunungan kedua di Pluto berhasil ditemukan. Tidak setinggi Norgay Montes yang ketinggiannya 3500 meter, pegunungan yang baru ini hanya 1000 – 1500 meter ketinggiannya.

Pegunungan es lainnya di PLuto yang dilihat New Horizons. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI
Pegunungan es lainnya di PLuto yang dilihat New Horizons. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI

Pegunungan es baru tersebut berada di tepi-kiri bawah Tombaugh Regio si area terang berbentuk hati di Pluto.  Lebih tepatnya, pegunungan es tersebut berada di bagian barat Sputnik Planum. Puncaknya berada 110 km di bagian barat laut Norgay Montes.  Secara keseluruhan, foto terbaru ini menunjukkan dengan jelas topografi tepi barat Tombaugh Regio.

Yang menarik, area dimana pegunungan es kedua ini ditemukan berada di antara dataran es yang terang di timur dan permukaan gelap yang penuh kawah di barat.

Hasil analisa awal para geolog memperlihatkan kalau dataran es yang dikenal sebagai Sputnik Planum merupakan permukaan yang masih terhitung muda dan masih aktif secara geologi. Usianya dipekrirakan kurang dari 100 juta tahun. Di sisi barat pegunungan es yang baru, ada dataran gelap penuh kawah yang diperkirakan berusia miliaran tahun. Artinya, permukaan Pluto tersebut berasal dari masa ketika ia baru terbentuk.

Menurut Jeff Moore, kepala tim geologi dan geofisika New Horizons, tampaknya dataran es di Sputnik Planum yang berusia muda tersebut merupakan endapan yang mengisi kawah yang lama.

Nix & Hydra
Foto lainnya yang juga dikirim oleh New Horizons adalah foto dua satelit Pluto yang ditemukan oleh Teleskop Hubble pada tahun 2005 yakni Nix dan Hydra.  Keduanya memiliki satu kemiripan yakni ukuran yang hampir sama. tapi cuma itu. Nix memiliki bentuk seperti kacang sedangkan Hydra tampak berbentuk tidak teratur mirip bentuk area Michigan di Amerika Serikat.  NIX dan Hydra dipotret oleh dua instrumen berbeda. Nix oleh instrumen Ralph dan Hydra oleh LORRI.

Satelit Pluto, Nix. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI
Satelit Pluto, Nix. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI

Dalam potret yang dihasilkan New Horizons, Nix tampak memiliki bintik merah yang langsung menarik perhatian para peneliti di tim New Horizons.  Foto Nix yang sebelumnya tampak blur kali ini memperlihatkan wajah yang masih blur tapi sedikit lebih jelas.

Nix yang dipotret New Horizons dari jarak 165000 km akhirnya bisa memperlihatkan “wajahnya” pada kita dan ukurannya pun bisa diketahui. Dari foto tersebut, Nix si satelit kecil tersebut memiliki panjang 42 km dan lebar 36 km. Selain itu fitur bintik merah di Nix memiliki ukuran 3 km.

Baca juga:  Kisah Si Katai Putih Yang Serakah

Secara umum, Nix berwarna abu-abu netral tapi ada area yang memiliki warna merah seperti tinta dan berbentuk seperti pola ingkaran yang diperkirakan adalah kawah. Seperti apa area berwarna merah itu akan lebih jelas setelah tim New Horizons selesai mengunduh data dari New Horizons.

Itu cerita singkat dari Nix.

Satelit Pluto, Hydra. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI
Satelit Pluto, Hydra. Kredit: NASA/JHUAPL/SWRI

Foto satelit satu lagi adalah Hydra yang dipotret dari jarak 231000 km dan tampak memiliki fitur berukuran 1,2 km. Ukuran Hydra yang berhasil diketahui adalah panjang 55 km dan lebar 40 km.

Hydra setidaknya memiliki 2 kawah dimana salah satunya ada dalam bayangan. Bagian atas Hydra tampak lebih gelap dari bagian lainnya dan ini menunjukkan adanya perbedaan komposisi permukaan di area tersebut.

Untuk foto-foto satelit Pluto lainnya yakni Styx dan Kerberos baru akan diterima di BUmi pada pertengahan bulan Oktober tahun 2015.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini