fbpx
langitselatan
Beranda » Menjejak Saudara Matahari Yang Hilang

Menjejak Saudara Matahari Yang Hilang

Ketika sebuah bintang dilahirkan, tentunya ia tak dilahirkan dalam kesendirian. Demikian juga dengan Matahari. Ia terbentuk bersama ribuan bahkan mungkin ratusan ribu lainnya dalam sebuah gugus bintang. Pertanyaannya dimanakah saudara-saudara Matahari lainnya? Kemanakah dan dimanakah mereka mengembara?

Mencari saudara yang hilang

Wajah Matahari 11 Mei 2014. Kredit: SDO/NASA
Wajah Matahari 11 Mei 2014. Kredit: SDO/NASA

Tim astronom yang dipimpin Ivan Ramirez dari Universitas Texas di Austin menelusuri galaksi Bima Sakti untuk menemukan kembali saudara Matahari yang hilang. Dan mereka berhasil menemukan satu di antaranya. Saudara kandung Matahari ini seperti halnya saudara kandung manusia. Sama-sama lahir dari orang tua yang sama, artinya lahir dengan materi pembentuk yang sama. Penemuan saudara yang hilang tersebut akan berguna bagi para astronom untuk mempelajari bagaimana dan dimana Matahari terbentuk serta bagaimana Tata Surya bisa menjadi lokasi yang mendukung kehidupan.

Gagasan pencarian tersebut bermula dari hal mendasar seperti halnya seorang anak yang tak mengenal orang tua dan tempat kelahirannya. Pertanyaan yang sama tentang dimana kita sesungguhnya dilahirkan. Dimana cikal bakal berawalnya Matahari menjadi pemicu bagi pencarian ini untuk bisa mengenal lebih jauh kondisi Tata Surya di awal pembentukannya.

Bagaimana cara menemukan saudara Matahari itu? Yang dilakukan adalah menelusuri kembali kelahiran Matahari dan pergerakannya selama ini di Galaksi Bima Sakti. Sulit? iya. Hal yang tak mungkin? Tidak juga. Kesempatan untuk bisa menemukan kembali jejak sejarah Matahari dan jejak keberadaan saudara-saudaranya memang kecil tapi bukan tidak mungkin.

Salah satu petunjuk yang diyakini Ivan Ramirez adalah, mengingat Matahari memiliki kehidupan, maka saudara-saudaranya pun tentu memiliki kecenderungan yang sama untuk memiliki planet yang bisa mendukung kehidupan layaknya Bumi.

Di masa awal kelahiran Matahari dan saudara-saudaranya di palung kelahirannya, interaksi antar bintang yang terjadi juga menyebabkan terjadinya tabrakan yang menyebabkan terlepasnya bongkahan dari planet-planet yang kemudian mengembara di antara Tata Surya. Bahkan diyakini dari bongkahan inilah kehidupan purba di Bumi hadir. Atau, sebaliknya pecahan dari Bumi justru yang kemudian membawa kehidupan ke planet-planet yang mengorbit saudara Matahari. Keluarga Matahari bisa jadi merupakan kunci bagi kehadiran kandidat kehidupan di luar Bumi atau kehidupan extraterrestrial.

Tim astronom ini kemudian melakukan analisa terhadap 30 bintang yang jadi kandidat saudara Matahari yang ditemukan oleh beberapa kelompok peneliti di seluruh dunia. Ke-30 kandidat itu kemudian dipelajari lebih lanjut dengan 23 bintang diteliti menggunakan teleskop Harlan J. Smith di Observatorium McDonal, dan sisanya yang hanya bisa dilihat di belahan langit selatan diamati dengan teleskop Clay Magellan di Observatorium Las Campanas, Chile. Pengamatan dilakukan dengan spektroskopi resolusi tinggi untuk melihat komposisi kimia pembentuk bintang.

Beberapa faktor juga diperlukan untuk bisa menjadikan sebuah bintang sebagai saudara Matahari. Sama halnya ketika seseorang mencari saudaranya yang hilang. Tanda-tanda persaudaraan tentu harus dicek dahulu. Untuk manusia perlu ada tes DNA. Nah bagaimana dengan saudara Matahari yang sedemikian jauhnya?

Baca juga:  Membuat Penampang Filter Matahari Teleskop

Jika hanya melihat pada komponen kimia saja tentunya meskipun unik, tai ada kemungkinan bintang yang lahir di nebula lain juga punya kemiripan. Sebagai tambahan dari analisa komponen kimia, beberapa informasi orbit juga dimasukkan. Tentunya ini penting. Informasi orbit dimana saja bintang – bintang yang jadi kandidat saudara Matahari ini pernah berada dan di masa depan kemanakah bintang-bintang ini akan bergerak di sekitar pusat Bima Sakti. Untuk bisa menelusuri kembali jejak bintang-bintang kandidat, tim dynamic yang terdiri dari A. T. Bajkova dari Pulkovo Astronomical Observatory di St. Petersburg, Russia, dan V. V. Bobylev dari St. Petersburg State University, melakukan analisa gerak orbit setiap kandidat.

Hasil analisa komposisi kimia dan dinamika kandidat bintang yang ada, hanya satu yang diyakini merupakan saudara kandung Sang Surya.  HD 162826.

Saudara Kandung Yang Hilang itu ditemukan

Bintang HD 162826 atau HR 6669 yang berada di Rasi Hercules tak jauh dari Vega di rasi Lyra. Kredit: StarWalk
Bintang HD 162826 atau HR 6669 yang berada di Rasi Hercules tak jauh dari Vega di rasi Lyra. Kredit: StarWalk

Adalah bintang HD 162826 atau HR 6669 yang massanya 15% lebih masif dari Matahari dan berada 110 tahun cahaya di konstelasi Hercules yang berhasil diketahui identitasnya sebagai saudara Matahari yang hilang.  HD 162826 bukanlah bintang yang bisa dilihat dengan mata tanpa alat. Tapi binokuler dengan kemampuan rendah bisa melihat sang bintang tak jauh dari Vega si bintang terang, karena HD 162826 memiliki magnitudo semu 6,5.  Sebagai saudara Matahari, bintang HD 162826 juga berada pada tahapan evolusi yang sama dengan Matahari yakni di deret utama dan memiliki tipe spektrum yang sama di kelas G.

Ada hal menarik lainnya dari bintang HD 162826. Bintang ini ternyata sudah diamati selama lebih dari 15 tahun oleh tim astronom dari Universitas Texas yakni Michael Endl dan William Cochran dengan menggunakan teleskop di Observatorium McDonald. Dalam pengamatan yang mereka lakukan dan perhitungan yang dilakukan oleh Rob Wittenmyer dari University of New South Wales, tampaknya HD 162826 merupakan bintang yang tidak memiliki obyek Jupiter panas di dekatnya.  Jupiter panas merupakan planet gas masif yang berada dekat dengan bintang.  Meskipun tidak ada planet Jupiter panas yang mengorbit, akan tetapi masih ada kemungkinan keberadaan planet kebumian di sekitar sang bintang.

Menurut Ivan Ramirez, meskipun penemuan saudara kandung Matahari menarik, namun masih ada tujuan yang lebih besar yang menanti di depan.  Pembuatan peta perjalanan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi saudara Matahari merupakan pekerjaan rumah yang penting bagi para astronom. Terutama dengan kehadiran GAIA yang akan membanjiri para astronom dengan data surveinya.

Matahari dilahirkan dalam sebuah gugus bersama ribuan atau bahkan ratusan ribu bintang lainnya. Gugus yang terbentuk lebih dari 4,5 milyar tahun lalu itu sudah hancur dan tidak ada lagi. Dalam rentang waktu yang panjang, apapun bisa terjadi. Anggota keluarga si gugus bintang tercerai berai mengembara dalam orbitnya masing-masing untuk mengelilingi pusat galaksi, dan saat ini mereka berada di lokasi yang berbeda-beda di Bima Sakti. Beberapa bintang seperti HD 162826 masih berada dekat. Sementara bintang-bintang lain mungkin sudah berada sangat jauh dari Matahari.

Baca juga:  Mengedari Busa Padat Kosmik, Jelang Rosetta Mendarat di Komet Churyumov-Gerasimenko

Data survei dari GAIA tentunya bukan memberi kemudahan menemukan saudara kandung Matahari mengingat bintang-bintang yang disurvei tidak terbatas pada bintang-bintang lingkungan Matahari. Tapi, GAIA akan memberikan pengukuran jarak dan gerak diri milyaran bintang dengan akurat. Dengan data tersebut, para astronom akan bisa menelusuri saudara-saudara Matahari yang sedang bergerak menuju pusat galaksi.

Dengan data survei dari milyaran bintang yang disurvei GAIA, pencarian saudara Matahari jelas tidak mudah. Apalagi data tersebut tidak bisa dimasukan ke dalam mesin untuk dianalisa oleh mesin begitu saja. Pekerjaan analisa dengan cara lama masih diperlukan. Analisa bintang demi bintang!

Dan peta perjalanan yang dibuat Ivan Ramirez dan rekan-rekannya bisa mempersingkat waktu untuk menemukan sang bintang. Seperti detektif, tentunya perlu keahlian untuk menemukan kunci penting dari setiap kasus. Nah untuk kasus saudara Matahari yang tercerai berai, kuncinya adalah keberadaan elemen kimia barium dan yttrium di bintang.

Jika di masa depan, semakin banyak bintang-bintang saudara Matahari yang ditemukan maka para astronom akan dapat melangkah lebih jauh lagi untuk menemukan dimana dan bagaimana Matahari terbentuk. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, tim dynamic membangun model yang bisa menelusuri jejak bintang-bintang tersebut di masa lalu untuk menemukan dimana bintang-bintang ini saling berpotongan pada suatu waktu. Karena di sanalah mereka dilahirkan!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini