fbpx
langitselatan
Beranda » Asteroid 2014 AA, Tamu di Awal Tahun 2014

Asteroid 2014 AA, Tamu di Awal Tahun 2014

Selamat tahun Baru! Rupanya selain hujan meteor Quadrantids, ada cerita lain dari dunia benda-benda kecil di Tata Surya.  Di awal tahun 2014, saat gempita Tahun Baru terjadi di sleuruh dunia, para astronom pun masih bekerja dan berhasil menemukan sebuah asteroid dengan nama 2014 AA ketika tampak memasuki atmosfer Bumi di atas lautan Atlantik.  

Animasi gerak asteroid 2014 AA di angkasa yang dilihat oleh pengamat dalam Survei Langit Catalina. Kredit: CSS/LPL/UA
Animasi gerak asteroid 2014 AA di angkasa yang dilihat oleh pengamat dalam Survei Langit Catalina. Kredit: CSS/LPL/UA

Asteroid 2014 AA ditemukan oleh Richard Kowalski saat melakukan survei dan pengamatan benda-benda kecil di sekitar Bumi menggunakan teleskop 60-inch di Mount Lemmon, Arizona. Saat melakukan pengamatan, Richard menemukan kehadiran obyek redup dengan magnitudo 19 di utara Orion dalam 7 citra berbeda. Richard yang kemudian menyadari kalau obyek yang dilihat merupakan obyek baru, maka ia pun melaporkan penemuan tersebut pada IAU’s Minor Planet Center.

Survei langit yang dilakukan Richard Kowalski merupakan bagian dari Survei Langit Catalina yang dilakukan di Tucson, Arizona.  Asteroid 2014 AA  ditemukan pada tanggal 1 Januari 2014 jam 14:20 wib saat memasuki atmosfer Bumi di atas lautan Atlantik dan diduga akan pecah dan menabrak Bumi. Tapi dimana tabrakan akan terjadi? Itu yang coba dilacak keberadaannya. Data yang diperoleh oleh Survei Langit Catalina kemudian digunakan oleh Near-Earth Object Program Office, NASA di JPL, Pasadena, California untuk menganalisa kemungkinan tabrakan dan lokasi tumbukan di Bumi.

Prediksi lokasi jatuhnya asteroid. 2014 AA. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Prediksi lokasi jatuhnya asteroid. 2014 AA. Kredit: NASA/JPL-Caltech

Analisa yang dilakukan oleh Steve Chesley mengindikasikan asteroid 2014 AA memiliki ukuran sekitar 2- 4 meter dengan inklinasi yang sangat rendah sekitar 1 derajat terhadap bidang ekliptika.  Dalam pergerakannya, asteroid 2014 AA berada pada jarak 0,9 – 1,3 AU dari Matahari. Dari jaraknya bisa diketahui kalau asteroid seukuran mobil tersebut  berada dekat dengan Bumi dan berkesempatan mengalami papasan dekat dan bahkan menabrak Bumi. Setelah ditemukan dan dihitung orbitnya, diperkirakan asteroid 2014 AA akan menabrak Bumi dengan lokasi tabrakan di lautan Atlantik  di area semenanjung barat Afrika Barat.

Dua puluh satu jam setelah ditemukan, asteroid 2014 AA pun jatuh di Lautan Atlantik pada tanggal 2 Januari 2014 jam 11:02 wib.

Untuk memastikan lokasi terjadinya tumbukan, Peter Brown dari University of Western Ontario dan Petrus Jenniskens dari SETI Institute melakukan analisa suara infra frekuensi rendah dari data Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization. Analisa yang dilakukan memperlihatkan keberadaan sinyal lemah dari stasiun Bolivia, Brazil dan Bermuda yang menjadi indikasi lokasi tabrakan. Meskipun demikian, lokasi presisi dimana tabrakan terjadi tidak dapat dipastikan karena asteroid yang sangat kecil tentunya saat memasuki atmosfer Bumi mengalami pembakaran dan pecah. Akibatnya, tumbukan tidak bisa diprediksi dengan tepat mengingat tabrakan yang terjadi hanya menghasilkan sinyal yang cukup lemah, juga faktor observasi lainnya seperti efek atmosferik yang mempengaruhi propagasi sinyal suara infra.

Baca juga:  Asteroid Trojan Baru di Wilayah Orbit Bumi

Stasiun suara infra memang diperuntukkan untuk merekam gelombang suara frekuensi rendah untuk memantau ledakan atmosferik, termasuk di dalamnya ledakan yang terjadi akibat dengan benda-benda kecil di sekitar Bumi.

Asteroid 2014 AA memang bukan ancaman bagi Bumi. Tapi setidaknya ada 1 milyar benda dekat Bumi yang di anataranya bisa menjadi ancaman bagi Bumi. Dalam setahun, Bumi bisa mengalami tabrakan beberapa kali dengan benda kecil dekat Bumi seukuran 2014 AA.

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

Tulis Komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini