fbpx
langitselatan
Beranda » Kisah Lahirnya Bintang-Bintang di Masa Lalu

Kisah Lahirnya Bintang-Bintang di Masa Lalu

Sejarah lahirnya bintang-bintang yang paling banyak dan cepat di alam semesta dini berlangsung di galaksi-galaksi yang banyak sekali mengandung debu. Namun, debu-debu ini banyak sekali dan menghalangi pandangan, sehingga kita sulit mengetahui di mana lokasinya dengan menggunakan teleskop biasa. Selama lebih dari 10 tahun, para astronom berusaha menyelidiki dengan seksama galaksi-galaksi muda ini, yang semuanya tengah melahirkan banyak sekali bintang dalam waktu singkat. Kini, baru empat minggu beraksi, teleskop spesial ALMA berhasil menemukan 100 galaksi semacam itu. Jumlah itu melampaui yang bisa ditemukan seluruh teleskop lainnya. Kalian bisa melihat sebagian galaksi tersebut dalam foto ini.

Galaksi-galaksi yang melahirkan bintang dengan cepat sekali dalam waktu singkat. Kredit: ALMA (ESO/NAOJ/NRAO), APEX (MPIfR/ESO/OSO), J. Hodge dkk., A. Weiss dkk., NASA Spitzer Science Center.
Galaksi-galaksi yang melahirkan bintang dengan cepat sekali dalam waktu singkat. Kredit: ALMA (ESO/NAOJ/NRAO), APEX (MPIfR/ESO/OSO), J. Hodge dkk., A. Weiss dkk., NASA Spitzer Science Center.

Untuk melihat galaksi tadi dari lingkungan sekitarnya yang berdebu dan berkabut, para astronom harus menggunakan teleskop yang mampu melihat jenis cahaya tertentu yang bisa menembus kabut tebal. Salah satunya adalah teleskop ALMA.

Ilustrasi panjang gelombang. Kredit: UNAWE
Ilustrasi panjang gelombang. Kredit: UNAWE

Salah satu sifat cahaya adalah ia berperilaku seperti gelombang. Lain cahaya, lain pula besar gelombangnya. Ukuran panjang gelombang disebut ‘panjang gelombang’. Panjang gelombang diukur dari puncak gelombang satu ke puncak gelombang sebelahnya (lihat gambar di samping). Gelombang radio, cahaya tampak (cahaya yang bisa dilihat oleh mata), dan gelombang mikro merupakan contoh-contoh gelombang cahaya. ALMA melihat alam semesta ini dalam gelombang radio, yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1 milimeter. Gelombang radio ini bisa menembus kabut tebal yang menghalangi pandangan kita untuk melihat galaksi-galaksi tersebut.

Sebelumnya, sebagian galaksi itu diyakini dalam waktu singkat melahirkan bintang ribuan kali lebih banyak daripada yang dilahirkan Galaksi kita, Bimasakti. Tentu saja ini bakal menghancurkan diri mereka sendiri. Namun, hasil pengintaian ALMA mengungkapkan bahwa galaksi-galaksi yang seolah-olah bunuh diri tadi sebenarnya merupakan kumpulan dari galaksi-galaksi kecil yang melahirkan bintang dengan kecepatan normal.

Fakta Menarik
Gelombang radio adalah jenis gelombang cahaya yang paling panjang. Panjang gelombangnya bisa kurang dari 1 sentimeter, tapi ada juga yang lebih panjang dari lapangan sepakbola, lho!

Sumber: Space Scoop Universe Awareness

Baca juga:  Menuju Koyakan Besar, Akhir Alam Semesta
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini