fbpx
langitselatan
Beranda » Melihat dalam Cahaya yang Berbeda

Melihat dalam Cahaya yang Berbeda

Ketika Matahari mulai muncul kembali seusai hujan, kadangkala kita melihat pelangi. Ini terjadi karena titik-titik air masih tertinggal di udara dan menyebabkan sinar matahari menyebarkan warna-warna pelangi. Rahasia kalau cahaya Matahari punya banyak warna pun terkuak.

Namun, cahaya punya rahasia lebih banyak lagi. Misalnya saja, tahukah kamu bahwa cahaya yang bisa kita lihat dengan mata kepala kita hanyalah salah satu dari berbagai macam cahaya? Barangkali kamu sudah familiar dengan beraneka macam cahaya ini, tapi mungkin kamu tidak menyadari kalau itu cahaya, seperti gelombang radio dan radiasi gelombang mikro. Ini disebabkan karena ketika orang mengatakan jenis cahaya yang dapat kita lihat dengan mata kepala, biasanya mereka hanya menyebutnya “cahaya” alih-alih “cahaya tampak.”

Galaksi radio Centaurus A yang dilihat ALMA. Kredit : ESO

Mata kita hanya mampu melihat cahaya tampak, sedangkan kamera-kamera khusus bisa mendeteksi jenis lainnya. Benda-benda akan lain penampakannya jika kamu memotretnya dalam cahaya yang berbeda. Sebagai contoh, foto galaksi Centaurus A berikut. Foto ini dibuat dengan mengombinasikan foto-foto galaksi tersebut yang diambil dengan teleskop yang bisa mendeteksi “cahaya” radio dan inframerah. Nah, sekarang perhatikan foto galaksi yang sama di sini dan diprotet dalam cahaya tampak.

Kedua foto memperlihatkan galaksi yang sama, tapi terlihat sangat berbeda. Foto yang menunjukkan galaksi dalam cahaya tampak memang terlihat lebih indah, tapi keduanya sama-sama memberikan informasi berharga bagi para astronom. Hanya dengan pengamatan dalam berbagai macam cahaya, para astronom bisa benar-benar memahami apa yang terjadi di alam semesta.

Fakta menarik : Hanya sekitar 4% dari obyek-obyek di alam semesta yang memancarkan cahaya.

Sumber : Universe Awareness Space Scoop

Baca juga:  Ular Tangga Raksasa Unawe Indonesia
Avatar photo

Ratna Satyaningsih

menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister astronomi di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung. Ia bergabung dengan sub Kelompok Keahlian Tata Surya dan menekuni bidang extrasolar planet khususnya mengenai habitable zone (zona layak-huni). Ia juga menaruh minat pada observasi transiting extrasolar planet.

2 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

    • Lho, bgmn bsa ada warnanya, lah wong kita ngga bisa lihat. kalau bisa dilihat pakai instrumen trtentu lalu ditampilkan itu kan paling2 warna buatan.