fbpx
langitselatan
Beranda » Hujan Meteor Lyrid 2012

Hujan Meteor Lyrid 2012

Akhir pekan menjelang, saatnya bersantai. Apalagi buat rekan-rekan yang baru saja selesai Ujian Nasional. Sambil bersantai bersama keluarga, rekan-rekan bisa menikmati indahnya langit malam dan menikmati indahnya taburan bintang di langit yang akan disertai hujan meteor.

Hujan meteor Lyrid yang muncul dari rasi Lyra. Kredit : StarWalk

Hujan meteor? Yup. Sebenarnya semenjak tanggal 16 April lalu, hujan meteor yang dikenal dengan nama Hujan Meteor lyrid ini sudah tampak. Tapi pada tanggal 22-23 April, para pecinta langit malam akan dapat menikmati puncak Hujan Meteor Lyrid . Hujan meteor Lyrid baru akan berakhir pada tanggal 25 April 2012.

Tentang Lyrid
Hujan meteor Lyrid bukan  kejadian langka karena ini adalah hujan meteor tahun yang bisa dinikmati di bulan Apri. Di tahun 2012, hujan meteor Lyrid akan mencapai puncaknya tanggal 22 April jam 12:30 wib dengan laju 10 – 20 meteor per jam dan kecepatan 49 km/detik. Tapi, kemungkinan untuk menikmati meteor yang melintas sampai dengan 90-100 meteor per jam masih mungkin terjadi dan pengamat yang beruntung bisa kesempatan untuk melihat fireball atau bola api.

Hujan meteor Lyrid merupakan hujan meteor “paling lama” dibanding hujan meteor lainnya semenjak diidentifikasi 2600 tahun yang lalu.  Semenjak pertama kali dilihat dan direkam 2600 tahun lalu, hujan meteor Lyrid diketahui pernah berlangsung 100 meteor per jam. Catatan pertama dari Hujan Meteor Lyrid direkam oleh pengamat di Zuo Zhuan, China tanggal 22 Mei 687 SM, dan digambarkan “di hari xin mao bulan ke-4 di musim panas (pada tahun ke-7 Raja Zhuang dari Lu), di malam hari bintang tidak tampak, dan di tengah malam bintang jatuh laksana hujan”, atau singkatnya mereka menyebut hujan meteor Lyrid sebagai  “Stars feels like rain”. Laju meteor Lyrid pada tahun 1922, 1945 dan 1982 pernah mencapai kisaran 90 – 100 meteor per jam. Namun kemudian laju hujan meteor Lyrid semakin semakin menurun dan kini yang bisa dilihat hanya berkisar 10-20 meteor per jam saat hujan Meteor Lyrid berlangsung.

Aliran hujan meteor Lyrid kerap diasosiasikan dengan komet periodik Thatcher C/1861 G1, yang kemiringan orbitnya hampir 80 derajat dengan bidang Tata Surya. Komet Thatcher menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari planet sehingga ia bebas dari gangguan gravitasi planet-planet. Ini jugalah yang menjadi alasan mengapa aliran sisa komet Thatcher tetap stabil. Dan ketika Bumi melintasi ekor Komet Tatcher (C/1861 G1) yang sangat berdebu, masyarakat Bumi masih bisa menikmati hujan meteor Lyrid selama berabad-abad.

Pengamatan
Nama hujan meteor biasanya disesuaikan dengan radiannya atau dari arah kedatangannya. Dan sesuai namanya, hujan meteor Lyrid memang tampak muncul dari arah rasi Lyra yang bisa dilihat di sebelah timur laut. Rasi Lyra baru akan terbit sekitar pukul 22.06 malam, karena itu waktu terbaik untuk melakukan pengamatan adalah lewat tengah malam sampai jelang dini hari saat rasi Lyra sudah berada di atas horison.  Atau pada kisaran jam 00.00 – jelang fajar.

Baca juga:  Hujan Meteor Lyrid 2011
Hujan meteor Lyrid tampak di arah timur laut muncul dari rasi Lyra. Kredit : StarWalk

Hujan meteor Lyrid tahun ini cukup menarik karena pada saat puncak, bulan tidak akan tampak. Jadi tidak akan ada cahaya bulan yang mengganggu penglihatan untuk menikmati hujan meteor Lyrid. Tapi buat pengamat yang tinggal di kota dengan cahaya lampu kota yang terang, tampaknya ini akan jadi gangguan terbesar. Jauh lebih baik kalau kamu ke lokasi yang tidak terganggu polusi cahaya untuk bisa menikmati Lyrid.

Segitiga musim panas, panduan untuk menemukan arah hujan meteor Lyrid. Kredit : StarWalk

Arahkan pandangan ke langit, dan carilah segitiga musim panas (Vega, Deneb & Altair). Deneb adalah bintang paling cerlang pada rasi Cygnus, Altair pada rasi Aquila dan pusatkan perhatian Vega, bintang paling terang pada rasi Lyra. Dari arah rasi Lyra inilah akan tampak berkas sinar berseliweran dengan cepat. Itulah hujan meteor Lyrid.

Selamat berburu meteor! Clear Skies!

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Kabut tebal tidak mendukung. Apa ada waktunya siklus hujan meteor ini berhenti atau jumlahnya berkurang karena meteor di lokasi itu sudah “habis”? Jika iya kira kira kapan? .
    Maaf mbak out of topic: Saya suka segala hal terkait antariksa, mungkinkah belajar astronomi dan astrofisika secara “parttime” atau perlu mencurahkan waktu khusus? cabang fisika dan matematika apa saja yang perlu didalami?