fbpx
langitselatan
Beranda » Arkeolog Alam Semesta

Arkeolog Alam Semesta

Astronom dan arkeolog (seperti di Indiana Jones) memiliki banyak kemiripan, karena keduanya mencari petunjuk untuk memahami kejadian di masa lalu. Kalau para arkeolog harus menggali jauh ke dalam Bumi untuk menemukan fosil dan reruntuhan, semua astronom justru mengarahkan pandangan ke langit malam. Ketika kita melihat obyek di langit malam, sebenarnya kita sedang melihat mereka ketika cahaya yang mereka pancarkan memulai perjalanannya melintasi alam semesta menuju kita!

Artinya, setiap apa yang kita lihat di alam semesta mengungkapkan potongan sejarah alam semesta. Lihatlah foto terbaru ini sebagai contoh. Foto ini mengungkap keadaan setelah terjadinya tabrakan dua kelompok galaksi, yang disebut sebagai gugus galaksi.  Setelah terjadinya tabrakan, gugus galaksi bergabung membentuk gugus Bola Musket (bola dari timah hitam -red). Dalam foto, para astronom memberi warna beberapa bagi menjadi biru dan merah muda untuk menunjukkan lokasi materi dengan tipe berbeda yang mereka temukan.

Tabrakan dua galaksi yang membentuk Gugus Bola Musket. Kredit: X-ray: NASA/CXC/UCDavis/W.Dawson et al; Optical: NASA/STScI/UCDavis/W.Dawson et al.

Ini bukan kali pertama para astronom melihat tabrakan gugus galaksi. Akan tetapi, biasanya tabrakan yang dilihat hanya menunjukan gambaran setelah tabrakan sekitar 200 juta tahun setelah tabrakan itu terjadi. Tapi dalam foto terbaru Gugus Bola Musket, gambaran yang diberikan mencapai 700 juta tahun setelah terjadinya tabrakan.

Dari tabrakan yang dilihat, para astronom menemukan petunjuk penting terkait efek jangka panjang dari tabrakan yang sedemikian besar. Sebagai contoh, astronom masih tidak tahu apakah tabrakan gugus galaksi akan membantu atau justru mencegah terbentuknya bintang baru, atau apakah tabrakan gugus galaksi hanya memberikan efek yang kecil.

Fakta menarik : Fosil tertua yang ditemukan di Bumi berusia 3,4 milyar tahun. Tapi cahaya dari Gugus Bola Musket butuh 5,1 milyar tahun untuk mencapai kita!

Sumber : Space Scoop Universe Awareness

Baca juga:  Kehidupan di Venus?
Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Kok ya bisa? dari bebatuan warna kuning yg dikatakan para arkeolog itu adalah fosil bakteri tertua yg pernah ditemukan di bumi dgn umur perkiraan lebih dari 3.4 Milyar thn (Era Paleoarkean). lho kok gak nyambung sama artikelnya???? 😛
    dari foto kok tidak seperti tubruk’kan/tabrak’kan/merger antar galaksi yg pernah diambil oleh hubble lainny? yg terlihat jelas pusat galaksinya ataupun lengan galaksi yg terkoyak dsb.