fbpx
langitselatan
Beranda » kumkum markumkum, Langitku Bumiku

kumkum markumkum, Langitku Bumiku

Tengah April yang lalu (17 April 2010), akhirnya sebuah kegiatan bernama kumkum (dalam sebuah rima bernama ‘kumkum markumkum’) terlaksana pada tangga 17-18 April 2010.

Kumkum? Tentunya, ini bukan kumkum dari animasi Jepang, bukan juga dari bahasa Sansekerta; alih-alih, nama kumkum, oleh panitia dipilih karena mempunyai makna sebagai berikut:

KumKum di sini merupakan sebuah ajang kumpul-kumpul bareng berbagai komunitas. Di sini akan ada komunitas blogger, literasi, hobi, astronomi, pencari dana, peduli anak, dan peduli lingkungan. Bahkan juga akan ada komunitas pengamen dan anak jalanan ikut meramaikan.  Maka, kumkum markumkum dapat dimaknai “kumpul-kumpul, mari kumpul-kumpul!”

Maka demikianlah, ada 55 komunitas berasal dari Jakarta-Bandung berhimpun pada acara kumkum, berlangsung di Museum Bank Mandiri. Sebanyak itu organisasi, demikian juga latar belakang kegiatan komunitasnya. Dari komunitas penggemar astronomi saja ada dua, yaitu komunitas langitselatan dan HAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta).

Hal itu mungkin menarik perhatian bagi sebagian orang. Astronomi? Astronomi itu kan berkaitan dengan hal-hal yang jauh menggantung di langit, alih-alih sesuatu yang bisa kita nikmati dalam keseharian? Sepertinya, pengertian astronomi akan seperti itu; tentang sesuatu yang mengawang-ngawang.

Tentunya, komunitas-komunitas pencinta astronomi lahir dan besar dari para pencinta fenomena langit, yang bergiat dalam lingkup kegiatannya; kalau tidak, bukan komunitas namanya. Tapi apakah kemudian kegiatan pencinta astronomi itu mengawang-ngawang? Tentu tidak! Astronomi tidaklah melulu mengenai sesuatu yang jauh mengawang-awang. Alih-alih, astronomi itu mengenai dunia sekitar kita; astronomi adalah tentang kita.

Mari kita bawa astronomi dari semesta yang jauh mendarat tepat ke hadapan kita:

Bulan astronomi global bersama permainan & pendongeng langitselatan

Pertama, bagi penggemar astronomi, tentunya April adalah Bulan Astronomi Global, sebuah kegiatan berastronomi yang diselenggarakan secara global, oleh para pegiat astronomi dari berbagai kalangan, di seluruh muka Bumi. Dengan demikian, ada keceriaan kegiatan astronomi yang ingin dibagikan, tidak hanya oleh penggemar astronomi dari satu negara, tetapi oleh semua penggemar astronomi di seluruh penjuru dunia. Astronomi bagi kegiatan komunitas adalah sebuah keceriaan global. Dari kegiatan berglobal tersebut, kita belajar bahwa kita sebagai manusia adalah warga negara global, tanpa mengenal KTP, paspor, bahkan “SARA”: kita semua berbagi langit yang sama, dan kita menikmatinya bersama, dari tempat yang sama, yaitu Bumi kita, yang hanya satu-satunya.

Kedua, apa saja yang dilakukan pegiat komunitas? Secara khusus kita tengok yang berlangsung pada kumkum yang baru lalu. Komunitas langitselatan membuka kegiatannya dengan acara bincang-bincang tentang “alien”, bertemakan “Dari Bintang ke Layar Perak”; dengan materi ilmiah, tapi dari sudut pandang peminat film. Campur aduk tentunya, tetapi mengingat pengunjung kumkum yang campur-baur – tumpah-ruah, pemilihan topik film mungkin merupakan medium yang paling universal, karena dari anak kecil sampai eyang jompo, pastilah bisa menikmati film. Jadilah, pada 17 April tersebut, bincang-bincang selama 1 jam 30 menit berlangsung begitu cepat, bahkan mungkin bagi sebagian orang masih dianggap kurang untuk membahas misteri alam semesta kita.

Baca juga:  LEAP: Manusia dan Langit
Kaka Tupang menjelaskan tentang startrek.
Peminat acara bincang-bincang. kredit : nggieng
Anak-anak pramuka ikut meramaikan acara bincang-bincang. kredit : nggieng

Kemudian, acara dilanjutkan di stand langitselatan, antara lain berupa permainan, dongengan, diskusi; begitu banyak keriuh-rendahan yang berlangsung di stand. Ada ular-tangga raksasa, ada permainan rubik, ada majalah, buku, teropong. Semuanya merupakan wahana yang menceritakan tentang alam semesta kita yang sangat luas, dari sebuah tempat yang secara ruang terbatas. Hal itu berarti bahwa menikmati langit dan alam semesta kita, tidaklah harus mulai dari sebuah kerumitan (misalnya harus membeli teropong). Dari bermain dan bercanda, kita bisa mulai membuka wawasan tentang dunia kita.

Jerih payahnya menjelalah semesta ular-tangga menghasilkan sebuah poster Saturnus . kredit : nggieng
Keriuhrendahan di ular tangga. kredit : nggieng
Bahkan kakak-kakaknya pun menikmati permainan ular tangga. kredit : nggieng
Belajar astronomi yuk. kredit : ivie
ngintip dengan teleskop bisa melihat apa yah? kredit : ivie
sesi mengenal komunitas. kredit : iqha

Ketiga, pegiat kegiatan langit (baik HAAJ maupun langitselatan), secara aktif juga terlibat dalam kegiatan global bernama UNAWE, atau “Universe Awareness for Young Children”; sebuah komunitas global yang bertujuan untuk memberikan wawasan bahwa astronomi adalah cara untuk menginspirasi dan di saat yang sama mendidik anak-anak (secara khusus bagi anak-anak yang tidak beruntung) melalui berbagai aktivitas, seperti permainan, aktivitas yang penuh kegembiraan, atau pun dongengan; dengan menekankan pada kegembiraan untuk anak-anak. Harapannya adalah, keceriaan mendorong keingintahuan, dan keingintahuan mendorong keinginan untuk belajar, dan dengan belajar, setiap orang mempunyai wawasan yang lebih baik; lebih jauh, wawasan yang lebih baik akan membawa pada perilaku yang lebih baik. Ini tertuang dalam cita-cita luhur UNAWE, yaitu menstimulasi kewarganegaraan global dan toleransi.

bola dunia UNAWE. kredit : nggieng

Keempat, astronomi adalah pembelajaran tentang alam semesta, tentang tempat kita di alam ini, dan tentunya tentang kita, sebagai penghuni alam semesta. Dari astronomi kita tahu bahwa tempat kita hidup, yang bernama Bumi, ternyata hanyalah noktah kecil dalam semesta yang luas tiada batas. Sementara para astronom mencari tempat kehidupan yang lain di bintang-bintang nun-jauh di sana, sangat penting bagi kita untuk mengajari generasi mendatang menjaga tempat tinggal kita, menjaga Bumi kita. Kalau tidak, mau di mana kita tinggal?

Nah, dari situlah ilmu astronomi itu bisa turun ke dunia, dan hadir bersama-sama generasi mendatang, belajar menghargai tempat tinggal kita, berbagi dengan sesama, sebagaimana teman-teman penggiat komunitas lingkungan menyerukan ‘jiro wes’! (dari “Zero Waste”). Inilah saatnya kita melakukan itu semua dengan sungguh-sungguh: jangan membuang sampah sembarangan, cintai lingkungan kita, dan marilah berbagi. Karena, rumah kita hanyalah satu: Bumi.

Demikianlah dongengan tentang kumkum markumkum. Inilah saat belajar bersama mencintai dunia kita yang hanyalah sebuah noktah biru kecil yang ringkih dalam luasnya hamparan semesta kita. Yang terpenting, inilah saatnya kita bertindak: Mari kita bertindak bersama-sama menjaga rumah kita!

Menjaga bumi adalah tugas kita bersama . kredit : nggieng
Avatar photo

Emanuel Sungging

jebolan magister astronomi ITB, astronom yang nyambi jadi jurnalis & penulis. Punya hobi dari fotografi sampe bikin komik, pokoknya semua yang berhubungan dengan warna, sampai-sampai pekerjaan utamanya adalah seperti dokter bedah forensik, tapi alih-alih ngevisum korban, yang di visum adalah cahaya, seperti juga cahaya matahari bisa diurai jadi warna cahaya pelangi. Maka oleh nggieng, cahaya bintang (termasuk matahari), bisa dibeleh2 dan dipelajari isinya.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • acara yang kreatif, bagus untuk memberi pemahaman astronomi /kelangitan kepada masyarakt awam. Perlu diadakan berkelanjutan dengan interval waktu yang tidak terlalu lama. Selamat.