fbpx
langitselatan
Beranda » Dua Planet Super Bumi di CoRoT-7

Dua Planet Super Bumi di CoRoT-7

Sejumlah pengukuran, perhitungan dan penelitian panjang dilakukan pertama kalinya oleh HARPS untuk bisa mendapatkan hasil dan data maksimal dari exoplanet terkecil dan tercepat yang pernah ditemukan, CoRoT-7b. Hasilnya? Exoplanet ini diketahui merupakan planet super Bumi di Tata Surya asing.

Penemuan exoplanet dalam perburuan planet memang tak pernah sama. Selalu ada yang unik dan menarik dari setiap planet yang ditemukan. Hal yang sama kembali dirasakan Didier Queloz, salah satu pemburu exoplanet. Baginya sains benar-benar menegangkan sekaligus luar biasa. Segalanya mereka lakukan untuk dapat mempelajari objek yang ditemukan satelit CoRoT dan hasilnya, sebuah sistem unik lainnya.

Exoplanet CoRoT-7b dan saudaranya CoRoT-7c yang tampak di kejauhan. Kredit: ESO
Exoplanet CoRoT-7b dan saudaranya CoRoT-7c yang tampak di kejauhan. Kredit: ESO

Bagaimana ceritanya?

Bulan Februari 2009, penemuan exoplanet terkecil pada bintang yang tak kalah luar biasa juga yang dinamai TYC 4799-1733-1 oleh satelit CoRoT diumumkan setelah satu tahun pendeteksian dan setelah beberapa bulan pengukuran dengam menggunakan berbagai teleskop di Bumi termasuk teleskop-teleskop ESO. Bintang yang sekarang dikenal sebagai CoRoT-7 berada di konstelasi Monoceros atau Unicorn pada jarak 500 tahun cahaya. Sedikit lebih kecil dan lebih dingin dibanding Matahari. Selain itu CoRoT-7 juga masih sangat muda, berusia sekitar 1,5 milyar tahun.

Exoplanet ini menggerhanai fraksi kecil cahaya bintangnya setiap 20.4 jam. Planet yang dinamai CoRoT-7b ini berada hanya 2,5 juta km dari bintang induknya atau 23 kali lebih dekat dari Merkurius ke Matahari, dengan radius 80% lebih bedar dari Bumi.

Pengukuran awal yang dilakukan sebenarnya tidak bisa menunjukan massa dari exoplanet ini. Untuk bisa mengetahui massanya dibutuhkan pengukuran yang sangat presisi dari kecepatan bintang yang ditarik oleh sejumlah kecil sentakan gravitasi dari exoplanet yang mengorbit. Masalahnya, sinyal CoRoT-7b ini sangat kecil dan dikaburkan oleh aktivitas bintang dalam bentuk bintik bintang. Bintik bintang meruoakan area yang lebih dingin pada permukaan bintang. Karena itu, sinyal utama akan terhubung pada rotasi bintang yag menyelesaikan revolusinya dalam 23 hari.

Untuk bisa medapatkan jawabannya, para astonom pun memilih untuk menggunkan alat pemburu exoplanet terbaik yang ada saat ini, yakni, spektograf the High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS) yang dipasang pada teleskop 3.6 meter milik ESO di Observatorium La Silla, Chile.

Bahkan menurut François Bouchy, meskipun HARPS bisa dipastikan tidak terkalahkan, tapi untuk bisa mendeteksi exoplanet yang demikian mungil tetap ada tuntutan yang harus dipenuhi. Dan para astronom ini membutuhkan waktu selama 70 jam untuk mengamati bintang CoRoT-7 dan perubahan yang terjadi padanya.

Hasil pengamatan dengan HARPS menunjukkan kalau CoRoT-7b memiliki massa sekitar 5 kali massa Bumi, dan menempatkan planet ini sebagai planet pasangan yang sangat jarang sekaligus paling ringan yang pernah ditemukan. Dan karena sudah diketahui massa dan radiusnya, maka kerapatan pun berhasil didapatkan. Ini penting karena bisa memberi petunjuk tentang struktur internal planet tersebut.

Baca juga:  Mencari Kerabat Sistim Tata Surya Kita

Dengan massa yang mendekati massa Bumi maka, CoRoT-7b ini digolongkan sebagai exoplanet super Bumi. Memag ada sejumlah planet super-Bumi yang dideteksi, namun untuk pertama kalinya kerapatan planet berhasil ditentukan khususnya untuk planet semungil CoRoT-7b ini. Perhitungan yang dilakukan menunjukkan kerapatannya tak berbeda jauh dari Bumi, dngan demikian bisa disimpulkan komposisinya pun sama yakni planet Batuan.

CoRoT-7b juga mendapatkan penghormatan lain berupa exoplanet terdekat dengan bintang induknya di antara sistem yang sudah kita ketahui saat ini. Tak hanya itu, ia juga menjadi planet tercepat yang mengorbit bintangnya dengan kecepatan 750 000 km/jam, atau lebih dari 7 kali lebih cepat dari gerak Bumi mengelilingi Matahari.

Seperti apakah kondisi di exoplanet CoRoT-7b ?

Exoplanet yang demikian dekat dengan bintangnya ini, tentunya panas sekali. Bahkan bisa dikatakan exoplanet ini akan tampak seperti neraka dengan temperatur pada “area siang” di atas 2000 derajat Celcius dan minus 200 derajat Celcius untuk wajah malamnya. Model teoretik menunjukkan kalau planet ini memiliki lava atau lautan mendidih di permukaannya. Nah, dengan kondisi yang sedemikian ekstrim tentu bisa disimpulkan kalau kehidupan tak akan bisa berkembang disana.

Data yang didapatkan dari pengamatan dengan HARPS menunjukkan kalau bintang CoRoT-7 masih memiliki exoplanet lainnya yang berada sedkit lebih jauh dari CoRoT-7b. Dikenal sebagai CoRoT-7c, ia mengelilingi bintangnya dalam 3 hari 17 jam dan memiliki massa 8 kali massa Bumi. Dan exoplanet ini pun digolongkan sebagai planet super Bumi.

Sayangnya, tidak seperti saudaranya, CoRoT-7c tidak melewati bagian depan bintang yang terlihat dari Bumi sehingga para astronom masih belum bisa mengukur radius dan kerapatannya.

CoRoT-7 saat ini merupakan bintang pertama yang memiliki sistem keplanetan dengan 2 planet super Bumi yang salah satunya melakukan transit pada sang bintang.

Sumber : ESO

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini