fbpx
langitselatan
Beranda » Adakah Kehidupan di Enceladus ?

Adakah Kehidupan di Enceladus ?

Semenjak Cassini tiba di saturnus dan menyelidiki planet bercincin tersebut, ia telah berhasil mengumpulkan data dari hasil terbang lintasnya pada beberapa satelit Saturnus maupun pada Saturnus itu sendiri.

Semburan partikel es dari kutub selatan Enceladus. Kredit Gambar: NASA/JPL/Space Science Institute

Di antaranya terdapat data yang berasal dari satelit Saturnus, Enceladus. Diperkirakan data yang ada bisa mengungkapkan kemungkinan adanya kehidupan di satelit tersebut. Namun demikian ada juga pendapat yang menyatakan kalau tanda keberadaan kehidupan di sana akan sulit untuk dibuktikan keberadaannya.

Para peneliti memang terkesima dengan Enceladus semenjak 2005, saat Cassini mengungkapkan alur partikel cincin dan uap air yang menyembur keluar pada area kutub selatan. Walau asal-usulnya masih diperdebatkan, namun beberapa model yang ada menyebutkan satelit ini memiliki air laut dibawah permukaannya. Jika benar, maka keberadaan laut ini merupakan potensi untuk keberadaan habitat kehidupan asing di satelit berdiameter 500 km tersebut.

Cassini sendiri sejak awal tidak didesain untuk mencari kehidupan, namun ia bisa mengidentifikasi kehidupan dengan mempelajari senyawa organik seperti metana di dalam alur tersebut. Nah, jika kita bicara kehidupan tentu tak akan lepas dari air, energi, materi organik, dan nitrogen. Dan kesemuanya itulah yang keluar dari guratan di Enceladus itu.

Lebih Banyak Metana

Kehidupan bisa saja dalam bentuk metana yang menghasilkan mikroba atau gen metana yang disebut methanogens yang terkubur jauh di bawah permukaan es Greenland.

Walau tidak didesain khusus untuk mencari kehidupan, namun Cassini sangat potensial dalam mencari bukti kehidupan seperti itu dengan mempelajari kelimpahan metana dan senyawa organik berat seperti propana dan acetylena. Materi organik, molekul yang memiliki karbon termasuk metana bisa dihasilkan oleh berbagai cara. Diantaranya melalui proses abiologi dari pemecahan molekul kompleks tholins yang besar dan reaksi kimia yang membentuk karbon monoksida dan hidrogen menjadi molekul organik dengan berat yang berbeda-beda.

Sayangnya, proses abiologi ini tidak dapat diterapkan untuk pembentukan metana yang memiliki molekul organik berat. Untuk mendapatkan kondisi seperti itu, dibutuhkan proses biologi yang akan menghasilkan sejumlah besar merana dan senyawa organik berat.

Sinyal tersembunyi

Alur partikel es yang dilihat oleh Cassini pada tahun 2005 di Enceladus. Kredit : NASA

Dengan mengambil keuntungan dari perbedaan yang ada, para peneliti mulai mencari jejak sumber senyawa organik di Bumi. Awal tahun ini, pencarian dilakukan untuk mengetahui asal usul minyak bumi dan gas bumi yang dilepaskan oleh lubang hidrothermal “Kota Yang Hilang” di dasar laut Atlantik. Diyakini bahwa studi yang mirip bisa diterapkan di Enceladus dari data yang diperoleh Cassini’s Ion and Neutral Mass Spectrometer (INMS). Dengan demikian akan dapat diketahui konsentrasi molekul yang berbeda dalam alur tersebut. Sampai saat ini, terbang lintas yang dilakukan oleh Cassini menunjukkan senyawa kimia yang membentuk alur tersebut mirip dnegan yang ada di komet.

Baca juga:  Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei 2023

Dari sini bisa disimpulkan kalau metana di Enceladus terbentuk sangat awal. diprediksi pembentukan metana terjadi saat berada dalam awan gas yang membentuk Tata Surya.

Misi Lanjutan
Untuk bisa memahami kondisi Enceladus, para peneliti akan kembali menggunakan bilik yang digunakan saat simulasi kondisi Titan. Di sini akan dilakukan simulasi non biologi untuk membuat metana dan molekul organik lainnya. Hasil yang didapat akan snagat berguna dalam memahami data yang dibawa Cassini.

Selain simulasi kondisi Enceladus, tahun 2009 NASA akan memilih di antara 2 ide untuk misi lanjutannya ke planet luar. Misi yang pertama akan mengirimkan orbiter ke Jupiter dan satelitnya, Europa sedang misi kedua akan mengirimkan penjejak ke Titan. misi Saturnus-TItan tentunya akan menyertakan sejumlah terbang lintas di Enceladus.

Nah seandainya benar di Enceladus ada kehidupan, maka ia akan menjadi dunia kecil ayng memiliki segalanya.

Sumber : New Scientist

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • wah…………tambah heboh nich.byk bgt berita ttg kehidupan di planet yg ada di tata surya. apalagi beritax seru dan bikin aq penasaran.tapi,emangx benar ada kehidupan di enceladus dan jg di saturnus.padahal kan kehidupan di sana nggak mendukung.klw malam dingin banget.mungkin selain manusia bisa hidup di sana. <3