fbpx
langitselatan
Beranda » Bintang Maha Raksasa Yang Sedang Sekarat

Bintang Maha Raksasa Yang Sedang Sekarat

Tim riset dari Max Planck Institute for Radio Astronomy (MPIfR) di Bonn dan European Southern Observatory (ESO) di Garching, Munich, untuk pertama kalinya berhasil melihat dari dekat bintang maha raksasa yang sedang sekarat di galaksi tetangga, yakni di Awan Magelan Besar (Large Magellanic Cloud /LMC). Pengamatan dilakukan dengan menggabungkan dua teleskop 8,2 meter di Chile sebagai interferometer, sehingga mendapat kemampuan setara dengan teleskop 60 meter.

Lingkaran debu yang mengelilingi bintang WOH G64 di Awan Maggelan Besar. Kredit gambar : ESO

Dari pengamatan ini ditemukan bintang maha raksasa yang sedang sekarat membentuk lingkaran debu tebal yang mengelilinginya. Diperkirakan pada awalnya bintang tersebut memiliki massa sekitar 25 kali massa Matahari. Namun pada kondisi sekarang, si bintang mengalirkan materi dengan cepat sehingga ia telah kehilangan 10 – 40 % massanya dan sedang menuju pada nasib akhirnya sebagai supernova.

Saat sebuah bintang jadi tua, ia akan melontarkan sejumlah materinya ia akan dikelilingi oleh selubung tebal yang terdiri dari berbagai jenis molekul dan debu. Selama bertahun-tahun penelitian dilakukan untuk mencari jawaban mengapa di masa tuanya bintang akan kehilangan sejumlah massa sebelum mati. Untuk mendapatkan jawaban pasti, tentu harus dilakukan pengamatan lebih dekat terhadap selubung disekeliling bintang itu. Sayangnya, jauh lebih mudah untuk berbicara dibanding melakukan. Bagaimana mengamati bintang yang jaraknya sangat jauh? Bahkan tetap saja sulit untuk mengamati selubung bintang sekitar Bumi dari dekat dengan teleskop terbesar dunia yang diameternya 8-10 meter. Apalagi bintang yang berada jauh di luar galaksi kita Bimasakti?.

Dengan menggunakan kombinasi lebih dari 2 teleskop sebagai interferometer, jalan untuk bisa mendapat resolving power yang lebih baik dari teleskop tunggal pun didapat. Very Large Telescope Interferometer (VLTI) di Chile milik ESO merupakan salah satu interferometer terbesar yang mengkombinasikan 2atau 3 teleskop 8,2 meter. Tim peneliti dari MPIfR dan ESO menggunakan instrumen MIDI dari VLTI, yang dioperasikan pada panjang gelombang inframerah pertengahan ntuk mengamati radiasi thermal dari selubung debu yang mengalami pemanasan dari bintang. Pengamatan ini memungkinkan mereka untuk melihat bintang maha raksasa WOH G64 yang sedang sekarat dari dekat. Bintang WOH G64 ini berada di galaksi tetangga yakni di Awan Magellan Besar yang berada 160000 tahun cahaya.

Citra inframerah dari Awan Magellan Besar, galaksi tetangga yang jaraknya 160000 tahun cahaya, dan citra WOH G64. Kredit Gambar : NASA, Spitzer Satellite, SAGE Team.

Menurut Keiichi Ohnaka dari MOIfR, inilah pertama kalinya bintang tunggal yang berada di galaksi lain bisa dilihat dari dekat (close-up). Ini sangat penting karena dengan memahami bagaimana bintang di galaksi lain akan mengakhiri hidupnya, kita bisa membandingkannya dengan bintang sejenis yang ada di Bimasakti. Apakah ada perbedaan ataukah akan sama saja. Dalam penemuan ini, bintang maha raksasa WOH G64 yang sedang sekarat tersebut dikelilingi oleh lingkaran debu yang tampak seperti gilingan roti tebal jika dibandingkan dengan model teoritis. Diameter bintang maha raksasa ini sebesar orbit Saturnus di Tata Surya dan dimensi lingkaran selubung yang mengelilinginnya jauh lebih besar lagi. Tepi bagian dalam lingkaran tersebut berada pada jarak 120 SA dari bintang dan total ukuran lingkaran tersebut hampir mencapai 1 tahun cahaya.

Baca juga:  Mungkinkah Kehidupan Terbentuk di Bintang Dingin?

Estimasi para astronom menunjukan, saat WOH G64 lahir beberapa juta tahun lalu, ia memiliki massa 25 kali lebih besar dari Matahari, namun saat ini ia telah kehilangan 10 – 40 % massanya ke dalam lingkar debu disekelilingnya akibat angin bintang.

Apa yang akan terjadi dengan WOH G64 di masa depan? Suatu hari kelak, beberapa ribu tahun atau mungkin 10 ribu tahun lagi, ia akan meledak sebagai supernova. Mungkin ia akan sama dengan supernova SN 1987A yang terkenal itu. keduanya sama-sama berada di LMC dan WOH G64 memiliki kemungkinan akan seterang SN1987 A sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang dari belahan bumi selatan. Ledakan supernova akan melontarkan sebagian besar massa WOH G64 yang kemudian akan di daur ulang dan menjadi bahan dasar bintang generasi baru yang akan lahir kemudian.

Sumber : Max Planck Institute for Radio Astronomy

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

4 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini

  • Sekarang juga pasti sudah berkeping2, dan mungkin mulai proses daur ulang membentuk bintang baru. kenapa?
    jarak bumi ke galaksi itu kira2 160.000 tahun cahaya. diperkirakan beberapa ribu atau 10.000 tahun akan meledak. berarti sudah sekitar 150.000 tahun bintang ini meledak, cuma cahayanya (pengamatan) belum sampai bumi kan?