fbpx
langitselatan
Beranda » Materi Organik di Satelit Saturnus, Enceladus

Materi Organik di Satelit Saturnus, Enceladus

Penemuan materi organik di ruang angkasa terus menjadi kajian menarik untuk disimak. Setelah penemuan materi organik pada atmosfer salah satu planet ekstrasolar, kali ini pesawat ruang angkasa Cassini berhasil mencicipi contoh campuran organik dari letusan geyser di satelit Saturnus, Enceladus, saat melakukan terbang lintas pada jarak dekat tanggal 12 Maret lalu. Mengagumkan, karena satelit kecil ini ternyata sangat aktif, “panas”, dan tepiannya memiliki uap air serta senyawa kimia organik.

Radiasi panas disepanjang pecahan yang panjangnya 150 km, terlihat dalam peta terbaik yang bisa dihasilkan untuk area kutub selatan satelit es Enceladus. Kredit Gambar : NASA/JPL/Space Science Institute

Pemetaan panas permukaan juga menunjukan temperatur yang lebih tinggi dari yang sudah diketahui sebelumnya pada area kutub selatan, ditandai oleh jejak panas di sepanjang celah. Sebagai tambahan, unsur organik seperti yang ditemukan di Enceladus juga ditemukan pada komet. Ini merupakan hal yang tidak terduga bagi para ilmuwan, karena ternyata apa yang terlihat keluar dari dalam Enceladus memiliki kemiripan dengan apa yang ada di komet.

Keberadaan materi primordial yang muncul dari satelit Saturnus justru menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai pembentukan Tata Surya. Enceladus adalah satelit dan bukan komet. Komet tentu punya ekor dan mengorbit Matahari. Dalam aktivitasnya, tenaga Enceladus berasal dari panas internal, sementara daya komet berasal dari Matahari. Campuran yang dilihat Cassini di Enceladus tampaknya berupa air karbonat dengan sari dari gas alam.

Saat Cassini melakukan terbang dekat, The Ion and Neutral Mass Spectrometer milik Cassini mendeteksi kerapatan yang cukup tinggi dari gas volatil, uap air, karbondioksida, karbonmonoksida, maupun materi organik. Kerapatannya sekitar 20 kali lebih besar daripada yang diharapkan dan terbukti saat Cassini terbang melewati gelembung tersebut.

Komposisi, kerapatan dan struktur baru yang didapat dari pengamatan gelembung di Enceladus oleh Cassini 24 Oktober 2007. Kredit Gambar : NASA/JPL

Peta panas beresolusi tinggi yang baru untuk area kutub selatan Enceladus yang diambil oleh Cassini’s Composite Infrared Spectrometer menunjukan adanya belang harimau ( semacam jalur yang disebut salur / belang harimau), celah raksasa yang merupakan sumber geyser. Temperatur di sepanjang celah tersebut cukup hangat dan mengungkap adanya celah lain yang cukup hangat. Temperatur yang terukur adalah 93 derajat Celsius, lebih hangat 17 derajat daripada yang terukur sebelumnya, dan lebih hangat 93 derajat dibandingkan dengan area di Bulan. Area terhangat di sepanjang area tersebut terkait dengan lokasi dua semburan yang pernah terekam dalam foto-foto Cassini.

Data yang baru tersebut akan sangat membantu untuk memahami kekuatan dari geyser. Temperatur yang tinggi di geyser itu menunjukkan, jika keberadaan air dalam bentuk cairan tidak akan jauh dari permukaan. Dari hasil pengamatan ultraviolet sebelumnya, ditemukan empat titik semburan yang sesuai dengan area gelembung yang pernah terekam oleh Cassini. Diindikasikan, gas pada gelembung tersebut meledak ke permukaan dan ke angkasa, membaur, kemudian membentuk gelembung yang lebih besar lagi.

Foto yang direkam dari pengamatan sebelumnya menunjukkan semburan-semburan individual dan sekaligus menandai tempat asal mereka memancar. Foto yang baru menunjukkan pecahan area panas yang terhubung dengan area permukaan lainnya. Nah, dalam observasi lanjutan, sumber gelembung individual diharapkan bisa terlihat, sehingga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pecahan yang berbeda-beda.

Baca juga:  Sekilas Kelahiran Tata Surya

Enceladus memang memiliki kehangatan, air, dan senyawa kimia organik, yang menjadi materi esensial penyusun kehidupan. Namun, semua resep itu belum lengkap jika bahan terakhir yakni air yang cair, yang hingga saat ini belum ditemukan. Dan sepertinya, Enceladus sedang menunggu saat-saat ketika sang koki menemukan bumbu terakhir itu untuk diolah. Terbang-lintas berikutnya ke Enceladus akan dilakukan Cassini bulan Agustus.

Sumber : NASA

Avivah Yamani

Avivah Yamani

Tukang cerita astronomi keliling a.k.a komunikator astronomi yang dulu pernah sibuk menguji kestabilan planet-planet di bintang lain. Sehari-hari menuangkan kisah alam semesta lewat tulisan dan audio sambil bermain game dan sesekali menulis makalah ilmiah terkait astronomi & komunikasi sains.

Avivah juga bekerja sebagai Project Director 365 Days Of Astronomy di Planetary Science Institute dan dipercaya IAU sebagai IAU OAO National Outreach Coordinator untuk Indonesia.

1 komentar

Tulis komentar dan diskusi di sini